44

218 22 14
                                    

Zoya berjalan masuk ke dalam ruangan tempat diadakannya acara pertunangan. Suara riuh tamu undangan beriringan menyambut kedatangannya. Tak pelak, rasa gugup menghantui langkah kakinya menunju tempat dimana Satria berada. Pria itu dengan senyum arogan menyambut kedatangannya. Seolah menunjukkan bahwa perempuan yang sedang berjalan ke arahnya adalah miliknya.

Setelah berdiri tepat disamping Satria, Zoya menatap satu per satu tamu undangan yang datang, termasuk keluarganya dan juga keluarga Aditama. Dimulai dari Eyang yang menatap ke arahnya tanpa ekspresi, Satya yang sibuk dengan ponsel ditangannya, dan kedua orang tuanya yang tersenyum puas seraya memegang gelas minuman. Mereka berdua tentu saja puas karena keinginan mereka sebentar lagi akan terwujud.

Bergeser ke bagian kiri, Om Wisnu nampak sangat menikmati jalannya acara pertunangan, begitu pula dengan istrinya. Senyum merekah tak luntur dari wajah keduanya. Sama halnya dengan Dirga dan Laren, rupanya mereka juga menikmati acara pertunangan konyol ini. Namun, yang membuat Zoya heran, mengapa tidak ada tanda-tanda kedatangan Ibu dari Satria pikirnya. Apa ia sedang sakit?

Zoya mengenyahkan kejanggalan yang menghinggapi pikirannya. Pandangannya beralih ke arah meja yang kebetulan berdekatan dengan meja keluarga Aditama. Disana terlihat Tania yang nampak dengan wajah gelisahnya dan Levin yang sibuk mengetukkan jari-jemarinya di meja seraya menatap ke arahnya. Terakhir, Zoya menjatuhkan pandangannya ke arah pria yang duduk di sebelah Levin. Siapa lagi kalau bukan Kin Dhananjaya. Pria itu tak sekalipun menjatuhkan pandangan darinya. Seketika perasaan malu dan amarah muncul di benak Zoya mengingat kejadian beberapa saat yang lalu

Flashback..

"Kalau kamu mau bunuh diri, cari cara lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau kamu mau bunuh diri, cari cara lain."

"Siapa yang mau bunuh diri?!"

"Apa?"

Zoya memijat kepalanya pusing. Sebentar lagi acara pertunangannya akan dimulai, jika ia terus-menerus berdebat dengan Kin, semua rencananya akan gagal total. Jika rencananya gagal total, maka semuanya akan berjalan sesuai rencana orang tuanya dan juga Satria. Dia akan berakhir kalah. Tidak. Dia tidak ingin menyerah begitu saja.

"Bisa kamu keluar sekarang?" tanya Zoya.

Kin menggeleng. Dia sadar, jika ia pergi, Zoya pasti akan memungut udang itu kembali dari tempat sampah. Sampai disini ia paham betul apa rencana Zoya sebenarnya. Benar-benar rencana konyol pikirnya.

"Kamu mau mengancam orang tua kamu dengan cara kotor seperti ini? Bodoh!"

Zoya berusaha meredam kekesalannya pada Kin. Ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat. Jika ia melanjutkan perdebatannya dengan Kin, sampai pagi tiba pun perdebatan ini tidak akan selesai.

"Kamu lupa kejadian kamu dilarikan ke rumah sakit waktu itu? Kamu mau membahayakan diri kamu sendiri demi ide kotor ini? Oke, bagus kalau kamu berhasil, kalau tidak? Apa kamu mau mati sia-sia?!"

Kin & Zoya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang