36

215 22 9
                                    

Zoya mengetukkan jari-jemarinya sembari menunggu kedatangan seseorang. Matanya tak sekalipun berhenti berkelana mencari sosok yang sedang ia tunggu. Ia sudah menunggu hampir 15 menit dan itu membuatnya jengah. Keadaan kafe tempat ia berada saat ini terlihat ramai oleh pengunjung. Ia bahkan bisa melihat dengan jelas beberapa pengunjung itu sedang menatap ke arahnya. Ia yakin mereka sedang menggunjing dirinya. Apa mereka semua mengenali dirinya pikir Zoya. Ia yang seorang anak dari pemilik perusahan terbesar nomor dua di Jakarta, yaitu Dirga Airlangga, sekaligus calon tunangan dari Satria Adhitama. Seketika moodnya kacau mengingat rencana pertunangannya dengan Satria, terlebih pertunangan itu akan di adakan kurang dari seminggu lagi.

'Bagaimana pun caranya, aku harus menggagalkan pertunangan itu. Tapi..., apa yang terjadi setelah pertunangan itu gagal? Bagaimana dengan Papa? Bagaimana dengan perusahaan? Apa Om Wisnu akan tetap meminta bagiannya diperusahaan?'

Tidak lama kemudian ponsel Zoya berdering. Ia menghela nafasnya begitu mengetahui yang menelpon adalah Eyang.

"Eyang.."

'Sayang..kamu dimana? Katanya cuma sebentar..'

"Maaf, Eyang.. Tapi teman Zoy sepertinya datang terlambat, jadi Zoy putusin untuk menunggu.."

'Teman? Maksud kamu Tania?'

"Eh?" Zoya menggigit bibirnya tiba-tiba. "Bu..bukan, Eyang.. Tapi teman Zoy yang satunya lagi..hehe.."

'Oh ya? Eyang pikir teman kamu cuma Tania..'

"Kata siapa, Eyang? Zoy punya banyak teman kok.."

'Oh..ya. Hehehe.. Ya sudah kalau begitu. Eyang tutup dulu ya.. Salam buat teman kamu itu.'

"Hum.." Zoya menutup ponselnya kembali.

Zoya menyandarkan punggungnya ke kursi seraya termangu mengingat ucapan Laren tadi malam perihal pertunangannya dengan Satria. Ia masih ragu mengatakan yang sebenarnya kepada Eyang. Bagaimanapun Eyang tidak boleh mendengar sesuatu yang mengagetkan seperti itu pikirnya. Ia khawatir kesehatan Eyang kembali terganggu, apalagi Zoya tahu betul Eyang tidak menyukai Satria.

Bagaimana dengan Satya? Sampai detik ini Zoya masih belum berani mengatakan pada kakaknya itu. Ia tahu betul bagaiamana sifat kakaknya. Satya pasti mengamuk dan menentang keras rencana pertunangannya dengan Satria. Perselisihan antara Dirga dan Satya pasti akan terus berlanjut jika ia mengatakan yang sebenarnya. Namun, Zoya tidak berniat menyembunyikannya sampai satu minggu ke depan. Ia yakin beberapa hari ke depan Satya maupun Eyang pasti akan mengetahuinya, karena cepat atau lambat Dirga dan Laren pasti akan mendeklerasikan rencana pertunangannya dengan Satria kepada semua orang.

Zoya menatap ke arah pintu kafe dengan kesal. Sampai sekarang orang yang ia tunggu tak kunjung datang.

'Apa dia mempermainkanku? Dasar pria galak. Lemot!'

Ya, pria galak dan lemot yang dimaksud Zoya adalah Kin Dhananjaya. Ia sengaja datang ke kafe untuk bertemu dengannya. Pria galak itu memintanya datang untuk bertemu. Namun, sampai saat ini pria galak itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Bukankah Kin yang mengajaknya bertemu pikir Zoya. Tapi malah ia yang terlambat datang. Aish..

5 menit kemudian...

Zoya menghela nafasnya dengan kesal begitu melihat Kin berjalan menuju ke arah mejanya. Akhirnya pria galak itu datang pikirnya. Ia sudah menunggu hampir 20 menit dan ia berjanji akan menyemprot habis-habisan pria berjas merah maron itu.

Sementara itu, Kin dengan wajah tidak bersalahnya langsung duduk dan menatap datar ke arah Zoya. Sebenarnya ia tidak bermaksud menatap mantan pembantu gadungannya ini dengan tatapan seperti itu, hanya saja ia tidak mungkin memasang wajah ramah karena ia adalah seorang Kin Dhananjaya. Gengsinya terlalu tinggi dan ia tidak ingin Zoya mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Wait. Perasaan apa?

Kin & Zoya [Completed]Where stories live. Discover now