12

358 35 0
                                    

Zoya merendam kedua tangannya ke dalam baskom yang berisi air dan es batu. Dia berdiri lemas disamping westafel merasakan perih di kedua tangannya. Dia merasa hari-hari yang ia lewati di rumah Kin sangat menyiksa fisiknya. Walaupun rasa sakitnya itu tidak bisa dibandingkan dengan perilaku orang tuanya, namun tetap saja hal itu membuatnya lelah. Zoya masih mengingat betapa kerasnya tamparan Laren dipipinya waktu itu. Rasa sakit di kedua telapak tangannya yang ia rasakan sekarang tidak bisa dibandingkan dengan sakitnya tamparan itu. Karena selain fisiknya yang sakit, hatinya pun turut merasakan sakit. Tanpa sadar Zoya meneteskan air matanya. Dia terisak mengingat semua kejadian yang belakangan ini menimpa dirinya. Perilaku orang tuanya, kerinduan dirinya pada Eyang, kebohongannya pada Satya dan amarah Kin padanya. Zoya menatap  jam di dinding dekat dapur dengan lemas. Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari.

Zoya menyandarkan punggungnya di depan kulkas. Dia sama sekali tidak mengantuk dan tidak berniat untuk kembali ke kamar. Tak lama kemudian ia beranjak ke ruang tengah dan mendaratkan duduknya di sofa. Dia menyandarkan punggungnya dengan nyaman disana. Dia menatap kedua telapak tangannya yang masih perih. Masih ada jejak kemerah-merahan disana, namun tidak semerah kemarin. Zoya mengambil salep dari kantong celananya. Salep itu dia dapat dari Tania. Dia sengaja minta belikan salep dan Tania dengan senang hati membelikannya. Dia  mulai mengolesi telapak tangannya dengan salep itu.

"Sedang apa kamu disana?!"

Zoya menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap Kin yang berdiri di ujung tangga. Dia juga melihat Kin membawa laptop dan beberapa berkas ditangannya. Zoya menyelipkan salep ditangannya ke sofa dan menutupinya dengan bantal.

"Tidak apa-apa, Tuan." jawab Zoya seraya bangkit dari duduknya.

"Cepat masuk kamar!" perintah Kin. 

Zoya menurut dan langsung beranjak menuju kamarnya yang berada di dekat dapur. Setelah kepergian Zoya, Kin duduk di sofa yang sebelumnya ditempati oleh Zoya. Kin menatap jam besar yang ada di dinding ruang tengah. Dia heran mengetahui Zoya belum tidur padahal sudah larut malam. Kin yang malas memikirkan itu tidak ingin ambil pusing. Dia membuka laptopnya dan mulai sibuk mengetik. Selama mengerjakan pekerjaannya, Kin merasakan  sesuatu yang mengganjal dibokongnya. Dia pun bangkit dari duduknya dan ia menemukan sebuah salep disana. Dia mengambil salep itu dan mengingat kembali bahwa ia tidak pernah menggunakan salep itu sebelumnya. Apa ini punya Zoy?

Kin menutup laptopnya dan beranjak menuju kamar Zoya. Setiba di depan pintu kamar Zoya, ia terdiam sejenak. Dia bingung ingin mengetuk pintu kamar Zoya terlebih dahulu atau langsung membukanya dan menerobos masuk kesana. Dia pun memutuskan untuk mengetuk pintu kamar zoya terlebih dahulu. Namun tidak ada respon disana. Kin berasumsi bahwa Zoya sudah tidur. Dia pun berniat ingin pergi tapi begitu mendengar sura pintu kamar terbuka langkahnya pun langsung terhenti. Dia menatap Zoya yang menyembulkan kepalanya disana.

"Ada apa tuan?" tanya Zoya.

Kin memperdalam tatapannya pada Zoya. Dia kembali teringat penampilan Zoya ketika mereka pergi ke pesta Adhitama Group beberapa hari yang lalu. Tak lama Kin tersadar dari lamunannya. Dia tidak boleh memikirkan hal aneh seperti itu pikirnya.

"Apa ini milikmu?" Kin menunjukkan salep yang dia temukan disofa pada Zoya.

Zoya menatap salep itu dalam diam. Kin berniat mengembalikannya. Dia meraih tangan Zoya karena sedari tadi Zoya tak kunjung menjawab pertanyaannya. Setelah Kin meletakkan salep itu di telapak tangan Zoya beberapa detik kemudian terdengar ringisan dari Zoya.

"Kamu kenapa?"

Zoya menggeleng. "Tidak apa-apa, Tuan." Zoya menurunkan tangannya kembali.

Kin menatap telapak tangan Zoya. Dia mulai menyadari sesuatu. Dia meraih sebelah  tangan Zoya dan memperhatikan dengan seksama. Dia terkejut melihat telapak tangan Zoya yang merah-merah dan terdapat beberapa goresan disana. Kin meraih tangan Zoya yang satunya dan tak jauh berbeda. Kin menghela nafasnya sejenak. Jadi inilah penyebab Zoya meringis. Kin juga melihat wajah Zoya nampak pucat. Kin memutuskan membawa Zoya kembali ke ruang tengah. Zoya tersentak setelah mendapatkan perlakuan yang mengejutkan dari Kin.

Kin & Zoya [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя