Part 31: Perintah

Mulai dari awal
                                    

Kantin ini bahkan hanya diisi oleh penjual makanan dan tiga orang siswa. Yang jelas dua diantaranya adalah Alfa dan Aksa. Menanti kedatangan Leon yang diketahui Aksa sedang melaksanakan pertandingan futsal.

Sayangnya, apa yang Aksa tau berbeda dengan sudut pandang kakak kelas di hadapannya.

"Mau makan apa? Soto Pak Amin? Atau somay? Bakso?"

"Nggak minat," jawab Aksa malas. Gadis itu beralih posisi. Satu tangannya menopang dagu. Sedangkan tangan yang lain memutar mutar ponsel di meja layaknya finger spinner.

Alfa berdiri. Berjalan menjauh beberapa meter untuk memesan makanan. Sedangkan Aksa masih sibuk menjadikan ponsel mahalnya sebagai baling baling manual.

Lima menit berlalu dan gadis itu mulai bosan. Ia menoleh ke tempat Pak Amin berjualan soto. Tidak ada Alfa. Lagi, Aksa memutar pandangan. Berpindah ke sudut kantin tempat penjual somay yang tadi Alfa tawarkan. Juga tidak ada.

Tentu saja Aksa bingung. Kantin ini hening. Hanya ada suara halus blower mahal yang umurnya mungkin sekitar satu tahunan di beberapa sisi kantin. Bahkan tidak ada suara penggorengan ataupun blender. Tidak ada juga suara penjual memecah es batu. Mereka semua hanya duduk duduk di stand masing-masing. Ada yang membicarakan gosip sekolah. Ada juga yang bermain ponsel.

Aksa masih saja mencoba menilik setiap sudut kantin. Mencari-cari keberadaan kakak kelas yang beberapa menit lalu pamit untuk memesan makanan. Tapi nihil. Hanya ada kakak kelas dengan hoodie hitam polos yang tengah bermain ponsel dengan posisi landscape.

Apa ke toilet ya? pikir Aksa bertanya-tanya.

Gadis itu enggan memperdulikan. Toh bukan dirinya yang mengajak ke kantin. Tujuan mereka kan awalnya ke taman belakang. Bukan dirinya juga yang mau memesan makanan. Kalau nanti Alfa meninggalkannya sekalipun, bukan satu hal yang penting.

Daripada bingung mau melakukan apa, Aksa membuka ponselnya. Menampilkan lock screen berwarna biru yang diikuti wallpaper animasi hiu macan di baliknya.

Namun baru saja ingin membuka aplikasi navigasi lautan yang biasa ia gunakan ketika kurang kerjaan, seorang siswa yang berhenti di sebelah bangkunya membuat Aksa kembali mendongak.

"Ikut gue!"

Tanpa memiliki kesempatan menjawab, siswa itu menarik kasar tangan kiri Aksa. Membuat tubuh cewek itu tidak imbang dan hampir saja menabrak meja.

Dan lagi, Aksara hanya menurut.

Dan lagi, Aksara hanya menurut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kenapa, sih?"

"Lo bisa nggak, nggak usah banyak omong?"

"Kamu bisa enggak, enggak usah tarik-tarik? Ngomong baik-baik."

Aksa memilih diam ketika tetap saja pria yang tengah menariknya dengan kasar tak menjawab apapun. Dahi cewek itu berkerut saat Frans lebih memilih melewati koridor belakang kantin.

FRASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang