Part 39

121K 11.6K 1.3K
                                    

DIDALAMNYA ADA SESUATU!

Jangan lupa vote and comment yaww😉

HAPPY READING🤗

"Revan..."

Tidak ada tanggapan dari cowok itu. Viona melirik Revan yang kini tengah duduk dibawah, menyandarkan punggungnya pada pinggir ranjangnya. Dipangkuannya terdapat gitar yang sedari tadi dia petik senarnya secara asal-asalan.

"Udah dong marahnya." Ucap Viona lagi.

Masih tidak ada tanggapan dari Revan, jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tadi ia meminta Revan untuk menemaninya karena belum bisa tertidur, beruntung besok hari Minggu. Dan siapa sangka kalau cowok itu masih marah karena terbakar oleh api cemburu karena kejadian tadi siang saat dikedai es krim.

"Mulut sama mata gue suka langsung konek kalo sama yang namanya ganteng," celetuk Viona.

Dia mendengus sebal ketika masih tak kunjung mendapatkan respon dari cowok ini. Ia memposisikan tubuhnya menjadi terlentang, menatap langit kamar yang berwarna putih. Lantas senyumnya mengembang kala ia mengingat kembali kejadian tadi siang.

Viona keluar dari mobil Revan, meninggalkan Revan yang masih berada didalam mobil. Setengah berlari ia memasuki kedai es krim dengan senyum yang terus menghiasi bibirnya. Keningnya mengernyit ketika melihat lelaki yang berada dibalik mesin pembuat es krim. Biasanya bang Ariq yang berada disana.

"Selamat datang. Mau pesan apa?"

Viona terpaku sesaat, demi apapun cowok yang kini tengah berada dihadapannya sangat tampan.

"Mau pesan apa?" Ulangnya lagi.

Viona tersenyum kikuk, lagi-lagi ia terpaku apalagi saat cowok itu tersenyum dan menampakkan dua lesung dipipinya. Ketampanannya benar-benar bertambah berkali-kali lipat.

"Matanya gak usah jelalatan." Viona melirik Revan yang entah sudah dari kapan dia berada disampingnya. Menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal, lantas ia mengambil daftar menu yang berada dihadapannya.

"Coklat apa stroberi?" Tanya Viona pada Revan.

"Coklat."

"Tapi pengen stroberi."

"Ya udah stroberi."

"Tapi bosen."

"Beli dua-duanya."

"Ish! Boros."

"Ya udah gak usah beli!" Sinis Revan membuat bibir Viona mengerucut.

"Mix aja, coklat sama vanilla. Satu aja." Jelas Viona. Membuat Revan berdecak, yang ditanyakan coklat apa stroberi tapi memesan coklat, vanilla. Yang benar saja!

"Meja nomor enam ya. Nanti kami antar pesanannya. "

Viona memangku dagunya, menatap lelaki yang kini tengah memakai kaos berwarna abu itu. "Disini aja, gak akan lama kan?"

Viona melirik kearah belakang terlebih dahulu, "Gak ada yang ngantri juga."

Lelaki itu terkekeh pelan, "Bentar ya."

"Lama juga gak apa-apa."

Dan setelah itu Revan pergi meninggalkan Viona, cowok itu memasuki mobil lebih dulu. Meninggalkan Viona yang kini tengah tersenyum puas. Bagaimana rasanya cemburu Pak bos?

Lagi-lagi Viona tersenyum ketika mengingat itu, Revan berlebihan memang. Tapi dia suka. Lamunannya langsung terhenti ketika mendapatkan sentilan pada keningnya.

REVANOWhere stories live. Discover now