Part 34

126K 12.5K 1.2K
                                    

Jadi ceritanya aku lagi seneng, makanya malem-malem pengen up wkwk

Happy Reading ya🤗




***

Revan menutup telinganya menggunakan bantal ketika mendengar kegaduhan dari arah pintu. Ia menggeliat dengan tidak nyaman, dia yakin saat ini masih pagi karena belum ada tanda-tanda sang Surya menampakan dirinya.

"REVAN!"

Revan mendengus ketika mendengar suara nyaring itu, kini ia tahu siapa yang sudah mengganggu tidurnya di pagi buta ini. Gedoran dipintu terus saja terdengar malah semakin keras.

Pintu kamar terbuka dengan kasar, sehingga menimbulkan suara keras dari daun pintu yang menabrak dinding dengan kencang. Revan tidak tahan lagi untuk tidak mengumpat keras.

"Kenapa gak bilang pintunya gak dikunci?" Tanya Viona pelan.

Revan tidak berniat untuk menjawabnya ia memutuskan untuk kembali tidur, merapatkan selimutnya.

"Ayo bangun itu anak-anak udah pada nunggu dibawah buat sarapan."

Revan mengusap wajahnya frustasi, kenapa coba Viona ini?! Ia melepaskan selimut yang melilit pada tubuhnya, menatap Viona yang kini tengah membuka gorden kamarnya, yang jelas masih menampakan gelap diluar sana.

"Udah jadi Papa itu bangunnya harus pagi, masa kalah sama anak," omel Viona yang sudah meniru suara para istri ketika mengomel.

"Berisik!"

Viona berkacak pinggang, "Gak boleh gitu sama istri!"

Revan bangun kemudian menatap Viona tajam, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum.

"Ngapain sih lo? Masih pagi udah rusuh."

"Ayo bangun, anak-anak udah pada nungguin," Viona berjalan kearah Revan kemudian mengelus rambutnya.

"Merinding tau gak Vi! Bawa-bawa rumah tangga mulu."

Viona tertawa keras kemudian menarik-narik tangan Revan.

"Ayo joging," rengek Viona.

Revan menengok kembali kearah jendela kamar, "Lo mau joging apa bangunin orang sahur?"

"Ini udah jam lima."

"Masih pagi gue masih ngantuk!" Revan berniat akan merebahkan kembali badannya namun dengan cepat Viona menahannya.

"Jangan bobo lagi, ayo ih udaranya seger pasti," kata Viona.

"Dingin yang ada! Nanti aja lah jam enam atau setengah tujuh,"

Viona mencebikkan bibirnya, menatap Revan dengan tatapan sedihnnya. "Gimana sih pengen tidur pules gitu?" Tanya Viona pelan.

"Merem." Viona langsung memukul keras tangan Revan

"Gue semaleman gak bisa tidur, sampe sekarang."

Revan merebahkan kepalanya pada paha Viona yang kini sudah duduk dipinggir ranjangnya. Matanya kembali terpejam ketika tangan Viona terulur memainkan rambutnya. Sesekali turun kearah matanya.

"Bulu matanya lentik ih, pacar siapa sih kok ganteng banget," ucap Viona sambil terus memainkan bulu mata lentik milik Revan.

Revan mengubah posisinya wajahnya ia arahkan pada perut Viona. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Viona, menyembunyikan wajahnya pada perut cewek itu.

"Gue gak mau kehilangan lo Van." Gumam Viona tiba-tiba.

"Lo pikir gue mau?" Balas Revan pelan.

Mereka terdiam beberapa saat, dengan tangan Viona yang terus bermain di kepala Revan. Menyisir rambut milik Revan menggunakan jari-jarinya.

REVANOWhere stories live. Discover now