Part 32

126K 12.8K 1.7K
                                    

PART INI PENDEK, FULL OBROLAN REVAN & VIONA YANG GAK BERMUTU.

JADI, KALO GAK SUKA GAK USAH BACA YA:)

SEKIAN, HAPPY READING🤗

"Eh eh eh, jangan dulu turun. Bangunin dulu Viona," Revan mengurungkan niatnya untuk menuruni tangga. Menatap Airin yang kini berada dibawah. Alisnya terangkat satu.

"Kenapa gak Bunda aja?" Tanya Revan.

"Dari tadi udah Bunda bangunin. Tapi gak bangun-bangun." Jawabnya sambil melengos pergi. Dengan malas, cowok yang kini tengah memakai celana sebatas lutut itu memutar kembali badannya. Kakinya diayunkan menuju kamar Viona.

Revan langsung menerobos masuk, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Karena dia tahu itu hanya akan membuang-buang waktu saja.

Setelah didalam kamar Revan langsung membuka gorden kamar Viona. Membuat cahaya matahari pagi berdesakan menerobos masuk. Revan menatap orang yang kini tengah dililit oleh selimut tebal sampai kepala. Revan tak habis pikir apakah dia tidak pengap?

"Bangun." Titah Revan sambil menarik selimut yang kini tengah melilit tubuh mungil gadisnya.

Viona hanya melenguh pelan, tidak berniat membuka matanya sama sekali. Revan berdecak pelan.

"Bangun!" Revan mengguncang bahu Viona.

"Apa sih?!" Kesal Viona, ia berniat menarik kembali selimutnya namun Revan langsung menahan.

Mata cewek itu terbuka, hanya satu. Ketika mengetahui siapa yang sekarang berada dihadapannya matanya langsung terbuka lebar, dua-duanya.

"Bangun, cewek kok kebo!" Titah Revan.

Viona tersenyum, "Nikahin gue dulu tapi,"

Revan langsung menautkan kedua alisnya, tak habis pikir. Ia menyentil kening Viona membuatnya mengaduh kesakitan.

"Nikah! Nikah! Belajar dulu yang bener!" Balasnya.

"Gue tuh pengen nanti saat gue bangun tidur pemandangan pertama yang gue lihat itu muka tampan lo," jelasnya.

Revan hanya memutar bola matanya malas, "Buruan, Bunda udah nunggu buat sarapan,"

"Morning kissnya mana?"

"Lo ngehalu banget sih, buruan!"

Viona masih bergeming ditempatnya, tidak berniat bergerak apalagi bangun. Dirinya benar-benar masih mengantuk, semalaman ia terjaga. Ucapan Revan terus-menerus terngiang-ngiang di telinganya. Terlalu lebay memang.

"Kalo dalam hitungan tiga lo belum bangun, gue siram lo,"

Viona menekuk bibirnya, "Gak ada romantis-romantisnya banget sih jadi cowok!"

Revan hanya menghela napasnya, "Bangun sayang, udah siang jadi cewek itu jangan kebo," Revan menarik tangan Viona memaksa cewek itu untuk segera beranjak.

"Iya! Iya! Bentar!" Kesal Viona sambil bangun dari tidurnya. Ia berjalan menuju kamar mandi dengan terus menghentak-hentakan kakinya kesal.

Sebenarnya apa yang Viona harapkan dari cowok tembok tadi setelah kejadian semalam? Berubah romantis? Yang ada Viona merinding ketika Revan berubah menjadi romantis.

***

Viona menuruni anak tangga dengan senyuman yang tak luntur dari bibir tipisnya. Sudah ada Airin, Dirga dan juga Revan dimeja makan.

"Pagi semuanya,"

Semuanya menoleh, ralat Revan tidak. Membuat Viona rasanya ingin menggeplak cowok itu.

"Yang lagi libur bangunnya siang," sindir Dirga, sedangkan Viona hanya menyengir lebar.

"Harus dimanfaatkan dong!" Balas Viona kemudian duduk di samping Revan.

"Anak gadis bangunnya siang, nanti jodohnya di ambil orang," kata Airin sambil melengos pergi.

Viona memanyunkan bibirnya, tapi saat ia menengok kesamping ia langsung tersenyum. "Jodohnya udah ada didepan mata, iya gak?" Bisik Viona sehingga hanya dirinya dan Revan saja yang mampu mendengarnya.

Cowok itu menoleh, masih dengan tatapan datarnya. "Makan." ucapnya sambil menunjuk makanan yang berada dihadapan Viona dengan dagunya.

"Suapin,"

"Jangan aneh-aneh!"

"Ya, ya, ya?"

"Tangan lo masih berfungsi."

Viona mencubit pinggang Revan saking gemasnya, membuat si empunya meringis pelan. "Nyebelin!"

"Kalian berdua kok malah ngobrol, ayo makan." Keduanya langsung menoleh pada Dirga. Viona langsung melahap makanan yang berada dihadapannya hingga habis tak tersisa.

***

"Besok joging ya?"

Revan meliriknya sekilas kemudian mencibir pelan. "Gayanya mau joging bangun aja susah,"

"Ya bangunin!"

"Gunanya alarm dikamar lo buat apa?"

"Pajangan!"

Viona mendengus sebal, kemudian fokus kembali pada buku kecil yang tengah berada di pangkuannya. Saat ini mereka tengah berada diruang tengah, Revan sibuk dengan game online diponselnya sedangkan Viona sibuk membuat daftar kegiatan dirinya dan Revan selama libur.  Senang sekali mereka karena akan berlibur.

"Abis joging enaknya makan apa? Jajanan yang didepan komplek tuh," Revan hanya diam tidak berniat menjawab celotehan Viona.

"Bubur ayam, nasi uduk a—"

"Terserah," Viona tidak melanjutkan ucapannya ketika dengan seenak jidat Revan memotongnya.

Viona merampas ponsel yang sedari tadi Revan genggam. Kemudian menyembunyikannya dibalik badannya ketika Revan akan merebutnya.

"Apa sih? Balikin!" Kesal Revan tak terima, ia yakin gamenya sudah kalah.

"Nggak!"

"Balikin sayang..." Jantung Viona rasanya ingin loncat dari tempatnya. Ia termangu sebentar, kemudian menggelengkan kepalanya. Dia tidak boleh terpengaruh dengan ucapan singkat yang baru saja Revan lontarkan.

"Jawab dulu,"

Revan menghembuskan napasnya jengah, ia mengubah posisinya menjadi menghadap gadis itu. "Ya udah giliran aja. Besok bubur ayam, besoknya lagi nasi uduk, besoknya lagi, terserah lo." Jelas Revan malas.

Viona menganggukkan kepalanya setuju.

"Mana hapenya,"

"Nanti dulu,"

"Vi..." Rengek Revan.

Viona tersenyum penuh arti, kemudian menyisir rambut Revan dengan sela-sela jarinya. "Apa sayang?"

Dan kali ini Revan yang termangu membuat tawa Viona pecah. "Gemesin banget sih," ucapnya.

Viona menyerahkan ponsel milik Revan yang langsung diterima oleh cowok itu. Revan mencubit hidung Viona membuat gadis itu kesal.

"Terimakasih,"

"Sama-sama," balas Viona. Kemudian ia mulai mencatat kembali pada buku kecil berwarna biru miliknya.

Tiba-tiba ia dikejutkan oleh Vivi yang datang dan langsung meloncat duduk dipangkuan Revan. Viona mendengus sebal, ia mengambil alih menjadi dirinya yang memangku kucing itu sambil mengelus-elus kepalanya.

"Jangan gatel sama cowok gue ya, paham?" Gumam Viona sementara Revan hanya menggeleng tak percaya.

_______________________

See you

Eitsss jan lupa vote and comment yaww

REVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang