Part 37

122K 11.7K 1.5K
                                    

Gak lama kan saya ngilangnya:)

HAPPY READING🤗

Saat ini Revan sedang duduk diatas meja sambil memangku gitar. Bajunya sudah keluar dari tempatnya, kancing baju seragamnya ia buka semua hingga menampakan kaos hitam polos di dalamnya. Dan dasi yang seharusnya menggantung dilehernya kini beralih menjadi ikat dikepalanya. Ogi yang melakukan ini, panglima tempur katanya. Dia hanya menuruti saja, tidak mau ribet.

"Sorry bos gue duluan," ucap Ogi sambil menepuk pundak Andra.

Sekarang mereka berdua tengah memainkan ular tangga yang sengaja Ogi bawa sambil duduk lesehan diteras.

"Songong banget lu," decak Andra.

"Eh eh monyed! Kok balik lagi sih?!" Sewot Ogi yang hanya dibalas oleh Andra dengan tawanya.

"Gue duluan ya."

"Lihat aja gue bakal menang!"

"Bacot lu!" Sinis Andra.

Sekarang kelasnya tidak ada guru, meskipun begitu, semua penghuni kelas XI IPA 1 tidak ada yang berani untuk keluar. Bu Ana—guru bahas Indonesia yang sekarang tidak bisa mengajar karena ada suatu kepentingan menyuruh kepada sekertaris kelas untuk mencatat siapa yang keluar kelas.

Dan sebelum Bu Ana pergi, beliau menyuruh untuk membuat kelompok bebas dan setelah itu menugaskan untuk membuat proposal karya ilmiah dengan menggunakan sumber buku dari perpustakaan. Tidak boleh mencopy paste dari google.

Setelah itu dikumpulkan, membuat seisi kelas bersorak kecewa. Oleh sebab itu keadaan kelas sekarang sangat sepi, hanya ada dua curut saja yang sedari tadi tidak bisa diam. Yang mengundang gerutuan dari yang lain.

"I'm winner!" Teriak Ogi bangga.

"Ogi!" Serempak mereka semua lantaran ketenangannya terganggu.

"Lemot sih kalian pada belum, bikin proposal mah cetek gembel," ujarnya sombong.

"Iya cetek karena lo copy paste dari Revan!" Teriak salah satu perempuan dari mereka.

"Iri bilang bos!"

"Nyebat, nyebat kuy ah. Beskem, bang Chandra juga ada disana." ajak Ogi.

Base camp yang Ogi maksud adalah ruangan tempat kumpul para anggota ekskul basket, namun mereka selalu menjadikan tempat itu sebagai tempat untuk merokok, kabur dari kelas, ngopi, tidur dan masih banyak lagi. Lokasinya yang berada diujung membuatnya jarang dilalui oleh para murid maupun guru, membuat mereka yang berada disana semakin betah saja.

Bukan hanya mereka berempat saja, karena masih banyak anggota basket yang lainnya yang selalu nyasar kesana termasuk para senior dan juniornya. Dan terkadang mereka membawa anggota non basket. Seperti mereka yang selalu membawa Radit padahal jelas dia bukan anggota basket, tapi mereka tidak akan ada yang mempermasalahkannya selagi masih bisa tutup mulut.

"Gak bisa keluar kelas," balas Revan.

Jangan kalian pikir Revan tidak menyukai batang nikotin itu, ia sama saja seperti kaum Adam pada umumnya.

"Gampang, gue duluan sama Andra keluar abis itu lo. Gue izin buat ke koprasi beli pulpen, lo izin ke WC." Jelas Ogi.

"Encer banget otak lo kalo tentang beginian," cibir Andra yang diabaikan oleh Ogi, cowok yang kini tengah mengenakan sandal jepit bergambar Hello Kitty berwarna pink itu menghampiri Susi—si sekertaris yang bertugas mencatat terlebih dahulu.

"Awas lo kalo kagak balik lagi!" Ancam Susi.

"Sandal gue juga jangan sampe lo ilangin! Jangan dibawa ke WC, apalagi kalo sampe basah!" Lanjutnya lagi yang hanya dibalas oleh Ogi dengan acungan jempol.

REVANOحيث تعيش القصص. اكتشف الآن