Part 13

151K 13.7K 544
                                    

Happy Reading ya!💕




***

Tatapan datar langsung Revan layangkan pada cewek yang berada dihadapannya. Senyum lebar tercetak dibibirnya, setelah tadi dia dipaksa untuk pergi ke mini market sampai akhirnya ia menenteng dua keresek yang berisi semua makanan. Viona masih bisa tersenyum selebar itu?!

Revan memutar bola matanya malas kemudian berjalan melewati Viona begitu saja, membuat cewek itu mencebikan bibirnya kesal. Ia memutar badannya membuat Viona hampir saja menabrak dadanya, mata Viona mengerjap-ngerjap terlihat sangat lucu dimata Revan.

"Ngapain lo ngikutin gue?" Semprot Revan.

"Es krim gue lah!" Jawabnya setelah itu dia merebut kresek yang sedari tadi Revan bawa. Menaruhnya diatas meja kemudian menggeledahnya. Matanya langsung berbinar kala menemukan beberapa cup es krim.

"Jangan banyak-banyak!" Revan memberi peringatan.

"Siap bos!"

Cowok itu duduk memperhatikan Viona yang sedang memasukan semua es krim miliknya kedalam kulkas. Senyum Viona sedari tadi tidak luntur. Tanpa disadari ia ikutan tersenyum. Revan mengerjap ketika tiba-tiba Viona sudah dihadapannya sambil menyodorkan es krim ke arahnya.

Revan menggeleng pelan, "nggak suka." Jelasnya membuat Viona mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa emang kok gak suka?"

"Terlalu manis."

"Iyalah lo makannya deket gue." Revan meringis pelan boleh gak sih dia tarik lagi ucapannya?

"Yang lain belum pada kesini?" Viona menggeleng pelan. Iya, seperti apa yang telah Khaisa katakan malam minggu ini mereka kerumahnya, Revan tidak bisa melarang saat Ogi dan yang lainnya memaksa untuk bergabung.

Ia dan Viona saling tatap ketika mendengar kegaduhan dari arah luar. Mereka kemudian keluar untuk melihat apa yang terjadi. Dan disaat mereka membuka pintu mereka berdecak pelan. Disana ada Khaisa dan Tari dan teman-temannya Revan. Mereka saling berhadapan dengan Tari yang terus menatapnya sengit.

"Kan gue udah bilang kalian gak usah ikut-ikutan!" Suara Khaisa terdengar begitu nyaring.

"Dan gue juga udah bilang kalo ini juga rumah Revan jadi terserah kita lah!" Balas Ogi tak mau kalah.

"Udah ah ayo masuk, gue kangen Bunda." Khaisa langsung menyeret Tari yang mungkin sebentar lagi matanya akan keluar karena terus memelototi para cowok itu.

Semuanya mengikuti Tari untuk memasuki rumah, suasana rumah pun seketika menjadi ramai. Terdengar Airin yang tertawa sangat renyah. Begitu pun dengan Dirga yang langsung menyambut mereka tak kalah hebohnya.

"Anak-anak Bunda udah pada besar ya, sombong kalian jarang kesini." Anak-anak Bunda? Revan punya saudara seperti  mereka? Maaf sekali dia tidak berminat.

Dan terjadilah percakapan lainnya sementara Revan berjalan menuju dapur diikuti oleh Viona yang berada di belakangnya.

"Mau kemana?" Tanya Viona bingung.

"Ambil makanan buat mereka." Revan hampir saja akan jatuh  saat tiba-tiba Viona melompat pada punggungnya dan melingkarkan tangannya pada leher Revan.

"Lepas!" Viona tidak menghiraukannya dia terus menempel pada punggung Revan sambil terus melingkarkan tangannya pada leher cowok itu.

"Lo baik." Gumam Viona.

Revan memutar badannya menjadi menghadap cewek itu, kemudian memegang pundaknya. Menyuruhnya untuk duduk.

"Diem jangan ganggu gue!" Salah jika mengira Viona akan menuruti perkataannya. Cewek itu kini sudah berjalan menghampiri Revan yang sedang membuka kulkas mengambil kembali es krim.

REVANOWhere stories live. Discover now