Part 33

129K 12.8K 1.3K
                                    

Happy Reading🤗





Saat ini dikamarnya sudah ada dua sahabatnya yang katanya sepulang sekolah mereka menyempatkan untuk kesini. Dan sesuai prediksi Viona, ia langsung dicecar pertanyaan habis-habisan. Jangan tanyakan lagi berapa kata umpatan yang telah keluar dari mulut mereka. Tadi Viona juga sempat menangis sebentar saat menceritakannya.

"Anjing banget tuh cowok!" Ini umpatan kesekian kalinya yang Viona dengar dari mulut Khaisa.

"Kenapa lo gak bilang?" Tanya Tari gemas.

Viona hanya mengedikan bahunya, kemudian mencomot keripik kentang yang berada dipangkuan Khaisa.

"Malu. Gak punya muka gue, kalian udah berapa kali ingetin gue? Dan gue gak dengerin omongan kalian," jawab Viona.

"Ayah, Bunda. Tau?"

Viona menghentikan kunyahan pada mulutnya, lantas menggeleng pelan.

"Gak mau ngerepotin,"

"Angga bisa lo tuntut Vi," Kata Khaisa.

"Gue gak punya bukti,"

Mereka terdiam beberapa saat, dan Khaisa tiba-tiba menggenggam tangan Viona. Membuatnya tersentak.

"Maaf ya kemaren gue udah marah-marah. Lagian salah sendiri kagak cerita! Tadi si Citra sama gue abis dilabrak, eh dia nangis dong. Pen ngakak gue jadinya," jelas Khaisa yang membuat Viona hanya terkekeh pelan.

Tari melirik jam tangannya sebentar, lalu ia bangkit mengambil jaketnya yang tersampir di sofa.

"Gue pulang sekarang ya? Kasihan ibu sendiri. Lo mau bareng kagak?" Tanya Tari pada Khaisa.

"Ya udah yuk!" Khaisa ikutan bangun.

"Bilangin ke ibu maaf ya belum bisa jenguk lagi," ujar Viona membuat pergerakan Tari yang akan memakai jaket terhenti.

"Gak papa,"

Mereka bertiga kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar Viona.

"Kalo lo waktu itu ajak gue ke toilet, gue beneran udah bikin Citra acak-acakan," celoteh Khaisa seperti tidak ada bosannya membahas masalah Citra.

"Gue waktu itu lagi kerasukan kek——" ucapan Viona terhenti ketika saat mereka sedang berada diruang tengah tiba-tiba terdengar pintu yang dibuka dengan tidak sabaran. Diikuti tawa-tawa yang menggelegar setelahnya.

"Anjir ini kaki gue kejepit pintu nyet!" Mereka semua langsung berdecak sebal, itu suara Ogi.

"Eh eh ada tiga bidadari surga," lanjutnya lagi ketika melihat mereka bertiga. Melupakan kakinya yang katanya terjepit.

Dibelakangnya ada Revan, Radit dan Andra. Revan lebih dulu melengos pergi lalu duduk di sofa. Terlihat jengah sekali.

"Gak nyesel banget gue kesini kalo disuguhkan pemandangan muka jutek tapi seksi punya Tari," timpal Andra sambil menatap Tari kemudian mengerlingkan matanya.

Tari langsung mengeluarkan tatapan menghujam, rasanya ia ingin menelan hidup-hidup cowok ini. Khaisa dan Tari berniat untuk melewati para lelaki yang otaknya gesrek itu namun seruan Airin membuat langkah mereka terhenti.

"Revan!" Bunda muncul dari arah dapur dengan tergesa-gesa.

"Kamu lanjut masak dulu ya, Bunda ada perlu dulu sebentar."  Titah Bunda sambil melenggang pergi meninggalkan mereka.

"Ayo chef Revan dipersilahkan untuk memasuki arena," Revan tidak menggubris perkataan Ogi.

Tari sudah keluar lebih dulu kemudian disusul oleh Khaisa akan tetapi terhalang oleh cowok yang saat ini mengenakan kaos Deus. Ya siapa lagi kalau bukan Ogi sialan.

REVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang