Part 8

197K 18.6K 1.5K
                                    

Hola aku update! Gak apa-apa kan kalo aku sering up? Ga kesel kan? Wkwkwk




















Jangan lupa vote.




















Comment juga.








Happy Reading 🖤

Entah itu kesialan atau apa, tapi Viona selalu menganggap kesialan setiap kali dia bertemu dengan Tasya.

Dikantin. Dan sialnya sekarang mejanya bersebelahan dengan meja milik Tasya. Dia duluan duduk bersama teman-temannya namun tidak lama dari itu Tasya and the genk datang dan duduk bersebelahan dengan mejanya.

Viona tau hal apa yang mendorong mereka untuk duduk bersebelahan dengan mejanya, apalagi kalau bukan untuk mencaci makinya.

"Heh guys masa kemaren ada orang yang gue tampar langsung tepar?" Tari sudah mengepalkan tangannya bersiap untuk menyerang Tasya, menatap sengit wanita itu. Namun Viona langsung menahannya.

"Gue gak nyangka aja gitu ternyata tamparan gue bisa bikin orang sakit," lanjutnya lagi disusul oleh tawa dari teman-temannya.

"Gue suka gak paham sama orang yang benci sama kita karena merasa tersaingi." Tari mengucapkannya dengan keras membuat seisi kantin menatapnya aneh.

"Lo lagi nyindir gue?" Tasya bertanya masih dengan nada santai.

"Lo kesindir?" Balas Tari, sedari tadi Viona sudah mencoba untuk menahannya. Sedangkan Khaisa hanya diam sambil terus memakan siomaynya. Adem ya liatnya santai gitu!

Tasya tertawa pelan, "nggak sih biasa aja," jawab Tasya kali ini ia menatap sengit Viona. Entah kenapa jika Tasya menatap Viona kilatan amarah langsung terlihat dikedua bola matanya. Muka gue bikin dia darah tinggi apa?!

Bibirnya tersenyum miring, "Viona, lo kasih apa sih dua kacung lo? Sampe ngebelain lo gitu,"

"Duit dong Sya, duit." Timpal Dinda cewek yang berambut sedikit pirang itu.

"Oh iya! Keluarga Revan kan tajir. Beruntung banget sih lo." Viona memejamkan matanya. Jangan kepancing gak ada gunanya ladenin orang kayak mereka.

"Mau lo apa sih anjing?!" Semuanya tersentak, Tari sudah beranjak siap menyerang Tasya sekarang juga.

Viona menatap jengah pada Khaisa yang sedari tadi hanya diam, "Khai bantuin kenapa, lo mah diem aja!" Kesal Viona.
Sedari tadi ia sudah mencekal pergelangan tangan Tari tapi langsung ditepis olehnya dengan kasar.

"Biarin Vi. Biar mereka tau kalo Tari udah ngamuk itu garangnya ngalahin macan yang abis lahiran," Viona berdecak kesal.

"Tar udah," lerai Viona.

"Orang kek gini didiemin tambah ngelunjak Vi!" Viona pusing!

"Berani ngebentak gue lo?!" Murka Tasya. Entah siapa yang memulai sekarang Tasya dan Tari sudah berhadapan, saling menatap sengit.

"Iya kenapa?!" Tasya maju mendorong Tari kasar.

Viona menatap Khaisa memohon untuk segera melerai mereka namun Khaisa dengan santai menjawab. "Udah gak papa Tari badannya kayak badak, kuat kok dia cuman didorong gitu doang," Rasanya Viona ingin menjambak Khaisa sekarang juga.

Tari akan membalas Tasya namun urung ketika seseorang mencekal pergelangan tangannya. Dia terlihat kesal, ingin menepisnya namun terhenti ketika tahu siapa yang mencekalnya. Andra? Tari menatapnya dengan kening berkerut.

REVANOWhere stories live. Discover now