Part 21

129K 13.3K 3.6K
                                    

Viona menatap plafon ruang inapnya dengan tatapan kosong. Tiba-tiba pertanyaan Khaisa tadi terus berputar di kepalanya. Dan ia sedikit dibuat kaget ketika pintu ruang inapnya terbuka. Matanya sedikit memelotot ketika mengetahui siapa yang baru saja masuk ke ruang inapnya. Pandangannya langsung tertuju pada Revan.


Tatapan datar langsung Revan layangkan pada cowok yang baru saja masuk ke dalam ruang inap Viona. Akan tetapi tidak lama dari itu bibir Revan sedikit berkedut menahan tawanya ketika ia melihat sebuket bunga mawar yang Angga bawa. Cowok itu melewatinya begitu saja, tanpa menyapanya sedikitpun.

"Hai." Sapa Angga pada Viona.

"Ha——i." Balas Viona, tatapannya tertuju pada apa yang Angga bawa.

"Sorry baru bisa jenguk sekarang. Kemaren mau jenguk ada les."

"Iya gak papa."

"Ah iya! Ini dijalan gue lihat bunga mawar langsung inget lo."

Terlihat wajah Viona yang terpaksa menerimanya. "Ah iya makasih."

Revan tersenyum menyeringai. 3...2...1...

Hacuuh!

Revan tertawa pelan ketika melihat Viona yang langsung bersin-bersin.

"Lo flu juga?"

Revan akhirnya berdiri berjalan ke arah Viona, ia benar-benar tidak tahan ketika gadis itu terus-menerus menggosok hidungnya yang mulai memerah. Mengambil paksa buket bunga yang sedang Viona genggam.

"Bukan flu ganteng. Tapi alergi." Ucap Revan sambil menatap Angga dengan tatapan datarnya.

"Maksud lo?"

"Viona alergi bunga." Jelas Revan kemudian melemparkan buket bunga itu ke atas meja.

"Revan!" Panggil Viona tegas.

"Gak gue buang, cuman gue taruh di meja."

"Ya tapi gak usah dilempar bisa kan?!" Kesal Viona, ia menatap Angga tidak enak. "Sorry ya Ngga."

"It's okay."

Setelah itu Revan pergi meninggalkan mereka berdua. Lama-lama didalam, tidak baik untuk tekanan darahnya. Ia duduk di kursi ruang tunggu didepan kamar inap Viona.

"Hai." Revan mendongak dan mendapati Dannia tengah berdiri dihadapannya sambil tersenyum.

Revan tersenyum tipis, sangat tipis nyaris tak terlihat malah. Senyumnya emang bisa nular gitu ya?

"Boleh masuk?" Tanya Dannia.

"Jangan dulu." Revan menepuk kursi disampingnya. "Duduk dulu."

Dannia duduk disamping Revan. "Ada siapa emang di dalem?"

"Angga." Dannia hanya manggut-manggut.

Cukup lama mereka terdiam, tidak ada obrolan diantara mereka. Dannia menatap wajah Revan dari arah samping lantas senyum tipis langsung tercipta di bibirnya.

"Van—"

"Yuk masuk!" Cowok itu bangkit dari duduknya lantas pergi memasuki ruang inap Viona.

Dannia tersenyum getir ketika ucapannya dipotong oleh Revan begitu saja. Ia menatap punggung Revan yang sekarang sudah tertelan oleh pintu. "Van, aku suka kamu. Tapi, aku udah punya pacar." Gumamnya disertai dengan kekehan ringan.

***

Pemandangan pertama yang Revan lihat ketika masuk membuat darahnya mendidih seketika. Rahangnya mengeras, ia berjalan ke arah Angga menarik kasar pundaknya.

REVANOWhere stories live. Discover now