21. Kolam Rahasia

Start from the beginning
                                    

Raden mencium bibir Luvia, memberikan semua oksigen yang dia punya.

Saat Raden menarik bibirnya, mata Luvia membuka sedikit, menatapnya sayu. Tangan Luvia terangkat mencangkup pipi cowok tersebut.

Sebuah ingatan datang di mata Luvia, wajah cowok pemberani yang selama ini dia cari muncul tepat diwajah Raden, sangat persis dengan Raden.

Bibir Luvia bergerak ingin mengatakan sesutu.

Paham akan itu, Raden membawannya ke permukaan. Ditatapnya kembali sesekali menepuk pipi Luvia yang sudah menutup mata tidak sadarkan diri.

Dibawanya gadis itu ketepi kolam, disana ada teman-temannya untuk membantu menaikkan tubuh Luvia dari kolam.

Raden juga naik dari kolam renang. Tubuh Luvia berbaring lemas dalam keadaan menutup mata.

Perlahan namun pasti, Raden menekan dada Luvia.

Satu kali...

Dua kali...

Tiga kali...

Tetap saja, tubuh Luvia belum merespon.

"Luviaa. Ayo Vi!" Kata Raden berambisi.

"Gue mohon, sadarlah! Jangan membuat gue menyesali semuanya." Ucap Raden menyindir dirinya sendiri.

Tubuh Luvia sangat dingin sulit diberi rangsangan dari luar.

Raden mendekat ke wajah Luvia. Tangannya menutup hidung, tangan yang satu menaruk dagu gadis itu sampai mulutnya terbuka.

Raden mencium bibir Luvia lalu memasukkan sedikit oksigen ke mulutnya.

Semua orang berteriak histeris

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua orang berteriak histeris. Antara iri dan baper melihat kelakuan Raden untuk menyadarkan Luvia.

Tiara juga melihat itu, jelas dia tidak terima. Selama pacaran, Raden tidak pernah melakukan itu, jangankan berciuman pegangan tangan saja jarang.

Pertama kali tidak berhasil, Raden masih terus melakukannya. Beberapa kali Raden melakukan itu sampai akhirnya tubuh Luvia memberi respon.

Gadis itu terbatuk-batuk. Raden menepuk punggung atas Luvia membantu mengeluarkan air yang entah berapa liter dia telan.

Luvia memeluk tubuh Raden yang tidak kalah basahnya. Dia memeluk tubuh Raden ketakutan, sangat erat.

Cowok membalas pelukan itu, memberikan rasa hangat untuk tubuhnya yang dingin.

"Ra-Raden. Ta-kut!" Luvia menangis ketakutan.

Tasya datang membawakan handuk dan diberikan ke Raden lalu diselimutkan di tubuh Luvia.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya lembut Raden yang tidak pernah dia katakan sebelumnya.

Luvia melepas pelukan tapi masih memegang erat baju Raden. "Ta-tadi. A-ada."

Taruhan [END]Where stories live. Discover now