Raden menutup panggilanya sepihak. Dia menemui Mami untuk apa? Luvia segera turun untuk menghentikan Raden jika dia ingin macam-macam dengan Hera.

Ditengah tangga, kakinya berhenti melihat Raden bicara dengan Hera. Dia lihat Hera senang kedatangan Raden ke rumah.

"Tante, ngomong-ngomong mana Luvia? Dari tadi belum turun juga." Tanya Raden sopan.

Hera menghentikan gelak tawanya akibat lelucon dari Raden, "Iya juga. Kebiasaan pasti tidur lagi."

Dia berdiri untuk menghampiri anaknya saat Hera berbalik mendapati Luvia yang hanya berdiri ditangga.

Hera berdecik, "Via! Kenapa berdiri disitu? Tidak sopan."

"I-iya Mi. Via turun." Luvia menuruni tangga.

Raden menatap Luvia menunduk saat menuruni tangga dengan senyum miring.

"Ngapain lo kesini?" Kata Luvia sinis saat sudah sampai.

Hera memegang pundak Luvia, "Via."

Raden ikutan berdiri mengimbangi dua perempuan, "Sudah biasa Tante, saya diperlakukan kasar oleh Luvia."

Apa? Jangan bilang kalau Raden sedang mengadu pada Hera. Luvia semakin kesal dengan itu.

"Katanya kalian mau jalan? Kenapa kamu belum siap-siap?" Tanya Hera membuat Luvia menyiritkan dahi bingung.

Hera menatap Raden, "Memangnya kalian mau kemana?"

"Itu Tante, teman kita ada yang ulang tahun jadi kita diundang untuk merayakannya. Tante mengijinkannya?" Ijin Raden sopan dengan senyuman.

Kenapa Raden sangat sopan saat berbicara dengan Hera? Dia juga mengijinkannya? Jangan bipang kalau Raden ingin meluluhkan Hera

"Tante ijinkan kalian pergi. Tapi, pulangnya jangan malam-malam, Oke? Dan Tante ingin kamu menjaga Luvia dengan baik. Kamu paham apa maksud Tante 'kan, Raden?" Hera memberi ijin.

Tidak. Tidak. Tidak mau bersama Raden ke pesta dia takut kalau akan terjadi sesuatu padanya seperti ancaman waktu itu.

Raden mengangguk untuk menyetujui permintaan Hera, dia akan menjaga Luvia tapi itu tidak gratis harus ada imbalannya

"Kamu masih disini? Buruan siap-siap! Mami juga mau siap-siap. Sana!" Usir Hera.

"Mami mau pergi? Kemana?" Tanya Luvia heran.

Hera membalikkan tubuhnya menatap Luvia, "Mami mau ke rumah Tante kamu. Kakak kamu sore ini pulang. Mami ingin menyambutnya, Vino juga ada disana pagi tadi, kemungkinan Mami menginap disana bersama Vino."

Kakak sepupunya pulang, dia senang mendengarnya dan ingin menyambut kepulangan yang sudah dua kali lebaran tidak pulang. Luvia sangat rindu.

"Via mau ikut!" Rengek Luvia.

Hera mengelah nafas tenang, "Kamu sudah ada janji dengan Raden. Jangan sekali-kali kamu mengingkari janji itu, tidak baik. Nanti Mami sampaikan salam kamu padanya."

Dia tahu putrinya itu sedih tidak bisa ikut dengannya, "Sudah jangan sedih. Nikmati acaranya dengan teman temanmu, bersenang senanglah malam ini. Buruan siap siap kasian Raden menunggu."

"Iya Mi, Via ke kamar." Kata Luvia sedih sangat berat melangkahkan kaki pergi kekamar.

Ini semua gara-gara cowok itu, cowok brengsek yang merayu Maminya. Awas saja nanti dia akan membalasnya.

Tidak lama setelah Luvia pergi, Hera datang dengan dua koper. Dia kewelahan untuk membawanya, Raden menghampiri Hera untuk membatu membawakan dua koper itu sekaligus.

Taruhan [END]Where stories live. Discover now