Raport

1.8K 112 2
                                    

Happy reading!!!

Kalau sempat silahkan vote, follow, and comments 🙏!!!

Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Kalian sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya saja itu sudah cukup :)

Keep healthy!!

***

Hari ini adalah hari terakhir berangkat sekolah di tahun pelajaran kali ini. Hari dimana para murid akan bersenam jantung, mengira-ngira berapa nilai raport yang didapat selama belajar setahun belakangan ini. Berdoa sepanjang malam berharap naik kelas dengan nilai yang memuaskan.

Suasana sekolah kali ini sangat ramai. Banyaknya orangtua murid yang ingin mengambil raport anak mereka membuat keadaan sekolah terlihat ramai. Bahkan tak jarang ada yang sampai kedua orangtuanya datang hanya untuk mengambil raport anaknya, membuat sekolah tambah sesak saja.

Seperti Dara saat ini. Mamanya lah yang mengambilkan raport untuknya. Gadis itu tengah berada di depan kelas untuk menunggu mamanya dipanggil, mengambilkan raport.

"Hei!"

Dara terlonjak kaget saat seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya. Gadis itu menoleh dan mendapati seorang cowok tengah tersenyum ke arahnya. Membuat mau tak mau ia menarik sudut bibirnya ke atas.

"Ke taman belakang yuk!"

Dara menimang-nimang sejenak, sebelum akhirnya mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya. Lama-lama ia juga bosan sendiri jika harus menunggu Mamanya keluar membawa hasil belajarnya selama satu tahun ini.

Ia dan cowok itu kemudian berjalan beriringan. Membuat banyak pasang mata yang menatap mereka dengan iri. Bagaimana mungkin seorang Dara, gadis yang penuh dengan kekurangan berjalan di samping Nathan, cowok idaman hampir seluruh siswi SMA Rajawali.

Banyak dari mereka yang tidak setuju dengan hubungan antara Nathan dan Dara. Namun mereka bisa apa?

***

Di sinilah mereka berada. Di taman belakang sekolah yang sepi dan tenang. Ini menjadi tempat favorit mereka. Entah apa sebabnya. Duduk bersandar di kursi taman, sambil memandang rerumputan hijau yang segar. Kalau sedang beruntung, kalian akan menjumpai banyak bunga yang bermekaran dengan beberapa kupu-kupu hinggap di atasnya.

"Besok ada acara nggak?" ucap Nathan sembari memetik bunga melati yang tengah bermekaran.

Dara beranjak dari tempat duduknya, berjalan ke arah Nathan, kemudian duduk di samping cowok itu. Ikut mengamati bunga melati yang di atasnya hinggap kupu-kupu kuning.

Gadis itu menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan yang tadi.

"Gue jemput jam sembilan!"

Dara hanya bisa mengangguk mengiyakan saja. Lagi pula besok juga tidak ada acara. Dalam hati gadis itu bertanya-tanya, Nathan mau mengajaknya kemana?

Keadaan menjadi hening sejenak.

"Lo tau, bunga melati itu simbol apa?" tanya Nathan sambil mengamati bunga melati di tangannya.

Dara menatap wajah Nathan sembari menggeleng lemah. Dalam pikirannya, bunga melati adalah bunga nasional Indonesia, selain bunga anggrek bulan dan raflesia arnoldi. Bunga melati sebagai puspa nasional, bunga anggrek bulan sebagai puspa pesona, dan bunga raflesia arnoldi sebagai puspa langka. Tapi yang jadi pertanyaan untuknya adalah kenapa Nathan menanyakan hal yang demikian itu?

"Bagi gue, melati itu simbol kesucian cinta...."

Hening. Hanya ada hembusan angin yang menerpa wajah mereka. Nathan kembali memetik satu bunga melati.

"Pegang!" ucap Nathan sembari menyerahkan bunga melati yang satunya lagi.

"Anggap aja kita sama-sama memiliki sebuah cinta suci yang akan dikasih ke seseorang."

Dara menatap bunga melati yang baru saja diberikan oleh Nathan. Gadis itu belum mengerti maksud Nathan yang sebenarnya.

"Dan gue bakalan kasih ini ke lo!"

Nathan menyerahkan bunga yang satunya lagi, membuatnya kini sudah tidak memegang bunga melati lagi.

Dara menerima bunga melati tersebut tanpa mengalihkan pandangan dari cowok yang berada di hadapannya ini.

"Lo bebas mau ngasih bunga yang lo punya ke siapa pun!"

Mereka saling bertatapan cukup lama.

"Kalo suatu saat lo balikin bunga ini," sambung Nathan sembari mengambil kembali bunga yang tadi ia berikan untuk Dara.

"Gue bakalan terima...."

Dara mematung di tempatnya. Tatapannya tak ia alihkan dari Nathan. Ia menunggu aksi yang akan dilakukan oleh Nathan selanjutnya.

"Dan gue bakal ngehancurin perasaan ini sedikit-demi sedikit."

Nathan mulai menyentuh mahkota åbunga melati yang ia pegang, hendak mencabutnya satu persatu.

"Seperti ini!" Cowok itu mulai mencabut mahkota bunga melati yang pertama.

Dara merasa jantungnya seakan ditusuk oleh ribuan jarum. Melihat Nathan mencabut satu persatu mahkota bunga melati itu. Mengisyaratkan bahwa cowok itu ingin menghancurkan cinta suci yang ditunjukkan untuknya.

Grep...

Dara mencekal lengan Nathan yang ingin mencabut habis mahkota bunga melati tersebut. Gadis itu menggeleng lemah dengan tatapan mata yang sendu. Tatapannya beralih ke arah bunga nasional Indonesia yang kini mahkotanya tinggal dua buah.

Gadis itu kemudian mengambil note kecil untuk menulis sebuah kalimat di atasnya. Tak perlu banyak waktu, tangannya dengan sudah sangat lincah menuliskan satu persatu huruf membentuk rangkaian kata dengan cepat. Mungkin karena gadis itu terbiasa dari kecil berkomunikasi melalui tulisan seperti ini.

Aku mau kamu tetep simpan perasaan itu untuk sementara waktu

Nathan membaca kalimat tersebut, "Gue akan tetap simpan perasaan ini!" ucapnya, perlahan sudut bibirnya tertarik ke atas. Cowok itu tersenyum.

"Sampe lo benar-benar menemukan orang yang tepat, orang yang bakalan lo kasih bunga melati itu!"

Dara merasakan matanya mulai memanas. Tangan gadis itu mengepal. Ia menggigit bibir bawahnya. Ingin rasanya ia memeluk cowok yang berada di hadapannya ini. Ia ragu.

Namun perasaan ragunya itu ia hilangkan. Sedetik kemudian, ia menghamburkan tubuhnya ke arah Nathan.

Nathan terkejut saat tiba-tiba Dara memeluknya. Namun sedetik kemudian ia membalas pelukan tersebut. Menghirup aroma tubuh gadis yang kini berada di dekapannya ini. Mencari kenyamanan di sana.

Dara menguraikan pelukannya, "Makasih," ungkapnya kepada Nathan menggunakan bahasa isyarat.

Nathan tersenyum simpul. Cowok itu kemudian mengangguk sebagai jawaban. Sedetik kemudian ia kembali menarik tubuh Dara ke dalam dekapannya. Menghirup aroma tubuh gadis itu dalam-dalam, menyimpannya di dalam memori otaknya, untuk kemudian ia ingat saat merindukan gadis itu.

"Balik ke kelas yuk!"

Dara mengangguk sambil tersenyum. Mereka kemudian berdiri dan melangkah meninggalkan tempat itu.

Aku tau maksud kamu sekarang. Perkataanmu membuat aku sadar, bunga melati tak hanya sebagai puspa nasional saja. Warna putih bersihnya juga melambangkan kesucian. Dan kamu mengartikannya sebagai kesucian cinta. Aku harap... Aku juga bisa ngasih bunga melati yang kumiliki ke kamu. Sama seperti kamu yang ngasih bunga melati ini ke aku.

***

Authornya ngetik apaan sih?😆

Gomennasai mina san!!!🙏🙏 Mohon maaf semuanya!!!

Buat kalian yang sudah membaca, saya ucapkan beribu ribu terima kasih!!

Arigatou gozaimasu!!

Mata ne!!!
See you next time!!!

Selasa, 17 Maret 2020

NARAWhere stories live. Discover now