aneh

2.2K 115 6
                                    

Hari berganti malam. Hujan belum juga reda, membuat Nathan tidak bisa pergi ke luar. Cowok itu hanya berdiam diri di kamarnya. Memainkan ponsel sambil menikmati kue bolu buatan Dara.

Enak. Bahkan sangat enak. Itulah pendapatnya mengenai kue bolu ini. Cowok itu mengetikkan beberapa pesan untuk teman-temannya. Ijin kalau malam ini ia tidak bisa datang seperti biasanya. Sebenarnya ia tidak perlu meminta ijin. Toh, siapa juga yang mau memarahinya?

Aralove

Malam

Gue udah cobain bolunya, enak banget

Udah tidur?

P

P

Ara

Lo marah?

Nathan beralih membuka grup chat yang berisikan anggota geng motor Blue sky, geng motornya. Ia berdecak kesal karena anggotanya memintanya untuk datang ke markas. Ada hal penting kata mereka. Dengan entengnya, Nathan membalas 'Bodo amat, mau bubar? Silahkan!'

Nathan tersenyum miring. Mereka kicep hanya dengan ancaman seperti itu. Entah apa yang membuat mereka lebih memilih diam dari pada membubarkan geng Blue sky. Mungkin bagi mereka, Blue sky sudah seperti keluarga kedua. Karena kebanyakan anggota Blue sky adalah anak-anak yang kurang perhatian orangtuanya.

Belum dibalas? Batin Nathan setelah membuka kontak Dara dan mendapati pesannya belum juga dibalas. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak.

Aralove

Lo marah?

Gue minta maaf

P

P

Gue salah, maafin gue

Jangan cuekin gue

Please

Maafin gue

Udah tidur ya?

Yaudah, mimpi yang indah
Cup....

Sekali lagi gue minta maaf

Nathan mematikan ponselnya setelah mendengar kegaduhan di lantai bawah. Dengan segera, ia turun ke lantai bawah. Ia lupa, saat ini hujan turun dengan sangat deras. Guntur saling bersahutan, membuat suasana sangat mengerikan.

Dari anak tangga ia bisa melihat Rajendra tengah berusaha menenangkan seseorang. Sementara Ratri terlihat menangis tersedu-sedu. Seorang gadis berteriak histeris sambil menutup kedua telinganya. Adiknya kambuh lagi.

***


Seorang gadis terlihat termenung di atas kasur empuk miliknya. Hujan deras yang mengguyur membuat hawa dingin terasa menusuk kulitnya. Tubuhnya ia sandarkan pada tepi ranjang, sementara kedua lututnya ia tekuk.

Beberapa pikiran memenuhi otaknya. Mulai dari kisah cintanya, perjodohan, hingga kenyataan bahwa tiga hari lagi ia harus menghadapi UKK.

Ponselnya bergetar, menandakan ada notifikasi yang masuk. Ia meraih ponsel yang tergeletak di atas meja belajarnya, tepat di samping ranjangnya.

NARANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ