semuanya berbeda

2.3K 114 5
                                    

Selamat membaca!!

***

Dua hari setelah kejadian itu, semuanya terasa berbeda. Terutama bagi Nathan. Teman-temannya bahkan merasa sangat aneh dengan perubahan sikap Nathan. Cowok itu tidak pernah datang lagi ke markas semenjak kejadian itu. Setelah pulang sekolah, ia hanya akan pergi ke rumah sakit untuk menemani bundanya.

"Bunda gimana Nath?" tanya Reno. Memang, Roy dan Reno sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ratri dan Rajendra, sehingga mereka memanggil Ratri dan Rajendra dengan sebutan Bunda dan Ayah.

Nathan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tatapannya kosong ke depan. Tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Lo udah pernah jenguk Nantha belum?" tanya Roy. Cowok itu tahu kalau Nathan hanya pergi ke rumah sakit untuk menemani ibunya.

Nathan menoleh kearah Roy. Cowok itu baru tersadar kalau ia belum pernah menjenguk adiknya.

"Belum."

Roy dan Reno saling pandang selama beberapa saat. Mereka kemudian menghela nafas panjang. Prihatin dengan kondisi sahabat mereka yang satu ini.

"Sabar Nath! Gue yakin Allah nggak akan ngasih cobaan melebihi batas kemampuan makhluk–Nya," ucap Reno sembari menepuk pundak Nathan.

"Tumben lo bener, dapet kata-kata dari mana lo?" sinis Roy.

"Dari—" Reno menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Cowok itu kemudian meringis tak berdosa.

"Cieee... yang lagi pdkt sama cewek berjilbab itu...," goda Roy.

"Diem lo!" ucap Reno yang wajahnya sudah memerah.

Nathan hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu.

"Pantesan aja lo ngajakin kita salat," ucap Nathan membuat Roy tergelak mendengarnya.

***

Seorang gadis terlihat menghembuskan nafas lega setelah berhasil mengerjakan semua soal UKK. Ia beruntung, meskipun otaknya tidak sefokus biasanya, ia masih bisa mengerjakan soal matematika dengan lancar.

Selang beberapa menit, bel telah berbunyi, menandakan waktu mengerjakan soal sudah selesai. Siswa-siswi berhamburan keluar setelah mendengar bel tersebut. Ada yang bernafas lega, ada juga yang terlihat khawatir.

Gadis itu berjalan keluar kelas seperti yang dilakukan oleh siswa-siswi lain. Ia tersenyum simpul saat melihat sahabatnya yang melambaikan tangan ke arahnya. Tak hanya itu, seorang cowok juga terlihat bersama sahabatnya.

"Dara! Gimana ulangannya?" tanya Anna.

"Lumayan."

"Kantin yuk! Laper nih gue," ucap Lucas sembari memegangi perutnya.

Dara hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku cowok yang satu ini. Selain bisa membuatnya kesal, juga bisa membuatnya sedikit terhibur dengan tingkah lakunya yang aneh.

"Kalian duluan aja, aku mau ke toilet dulu," ungkap Dara menggunakan bahasa isyarat yang telah dimengerti oleh Anna.

"Yaudah, ati-ati!"

***

Dara berjalan dengan lega setelah dari toilet. Gadis itu pergi ke toilet untuk mencuci mukanya yang tampak kusam. Semenjak kejadian itu, ia sama sekali tidak mempedulikan penampilannya. Bahkan tadi malam ia hanya bisa tidur menjelang jam dua belas malam.

Gadis bersurai sebahu itu memperlambat langkahnya saat melewati ruang kelas Nathan. Ia merindukan sosok Nathan. Gadis itu tidak bisa berbohong kalau ia masih mencintai Nathan.

NARAWhere stories live. Discover now