Tragedi

3.5K 202 0
                                    

Terima kasih bagi para pembaca yang masih setia menunggu kelanjutan cerita saya...

Selamat membaca....

***

Tasya mengunci pintu gudang yang terlihat kotor dan pengap. Di dalam sudah ada Della dan Seli yang sudah menyiapkan kursi beserta tali. Dengan kasarnya, cewek itu menyeret Dara yang sudah dibanjiri oleh air mata.

Dara berusaha untuk memberontak, namun tenaganya tak sekuat milik Tasya yang dibantu oleh Della.

"Diem lo!" bentak Tasya dengan wajah yang memerah menahan emosi. Dara kemudian diseret dan didudukkan di kursi yang sudah disiapkan. Tanpa menunggu aba-aba, Seli langsung mengikat tangan dan kaki Dara.

"Yaelah, santai aja Sya! Kagak bakalan ada yang denger tau!" hibur Seli agar Tasya bisa meredam emosinya.

"Iya, lo lupa kita di mana? Anak sekolah nggak bakal ada yang tau," imbuh Della.

"Bener juga kalian! Hahaha... rasain lo Dara. Nathan nggak bakal bisa nemuin lo di sini."

Dara mulai ketakutan mendengar kata-kata mereka. Gadis itu memutar pandangan, mencoba mencari tahu di mana ia sekarang. Nihil, ia sama sekali tidak tahu. Ini bukan gudang sekolah, ia tahu karena ia pernah memasuki gudang tersebut sebelumnya. Apa ada gudang yang lain? Seingatnya, tidak ada. Kalau ada, sudah pasti ia mendengar setidaknya sekali dua kali keberadaan gudang ini. Ini bukan gudang belakang sekolah.

Nathan! Tolongin Ara! Batin Dara menjerit, berharap Nathan bisa menemukan keberadaannya. Air matanya mulai mengalir tanpa seijinnya. Hal itu membuat ketiga cewek tadi tertawa puas.

"Hahaha... nangis aja lo! Nathan nggak bakal denger," ucap Tasya sembari mencengkeram dagu Dara.

"Cengeng banget sih!"

Ketiga cewek tadi mulai melakukan aksinya. Mereka menyiksa Dara tanpa ampun. Mulai dari menggunting rambut Dara hingga tersisa sebahu, merobek seragam sekolah Dara hingga menampar pipi Dara saat gadis itu mencoba memberontak.

***

Dilain tempat, Nathan mengacak rambutnya frustasi. Cowok itu tak menemukan gadisnya di gudang sekolah atau di manapun sudut sekolah. Ia dibantu oleh Anna dan kedua sahabatnya seakan putus asa mencari keberadaan Dara. Tak hanya itu, anggota gengnya juga ia kumpulkan untuk mencari Dara.

"Ara, lo dimana sih?" gumam Nathan. Bel pulang telah berbunyi sejak 20 menit yang lalu, namun Dara belum juga ditemukan. Mereka memang tidak masuk kelas tadi karena para guru sedang mengadakan rapat.

"Kita cari kemana lagi bos?" tanya Beni. Nathan hanya bisa diam menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Beni.

"Kayaknya semua tempat udah kita periksa," tukas Ikal.

Tiba-tiba Zelo menjentikkan jarinya, membuat semua mata tertuju padanya, "Kayaknya masih ada satu tempat yang belum kita periksa."

***

"Hah... puas banget gue," ucap Tasya setelah berhasil menyiram Dara menggunakan air yang dicampur dengan es batu. Hal itu membuat Dara menggigil menahan dingin.

"Sekarang kita serahin aja sama dia!" tukas Della.

"Yaudah, panggil sana orangnya!" titah Tasya.

Seli berjalan keluar gudang tersebut untuk memanggil orang tersebut. Dara mulai was-was takut orang yang dimaksud adalah salah satu antek-anteknya Tasya.

Cklek...

Pintu gudang terbuka, menampilkan Seli yang masuk diikuti oleh seorang cowok berwajah tampan di belakangnya.

NARAWhere stories live. Discover now