Pacar Nathan?

5.9K 344 10
                                    

Bertemu lagi dengan saya...

Terima kasih bagi para pembaca yang masih setia menunggu kelanjutan cerita saya...

Selamat membaca....

***

Dara duduk di salah satu halte bus yang berada di depan sekolahnya. Matanya terus menatap keadaan sekitar, takut-takut Tasya dan kedua temannya datang membullynya.

Matanya menangkap seorang cowok yang beberapa kali telah menolongnya tengah menggandeng seorang gadis. Mereka baru saja turun dari mobil yang sudah bisa dipastikan milik Nathan. Dara mengerutkan keningnya, gadis itu tak pernah melihat gadis yang digandeng oleh Nathan.

Dara memalingkan wajahnya, entah mengapa dadanya terasa sesak melihat kejadian itu. Semenjak kejadian di supermarket beberapa waktu yang lalu, Dara sering memikirkan tentang Nathan.

Gadis itu menggeleng kuat menepis semua perasaan aneh yang ada pada dirinya. Dara menghela nafas panjang, ia tersenyum miris. Apaan sih mikirin Nathan, nggak ada gunanya. Dia juga udah punya pacar. Lagian Nathan mana mau sama cewek kayak aku?

"Wah...wah...wah... kebetulan banget kita ketemu di sini."

Dara mendongakkan wajahnya, matanya membulat seketika melihat siapa yang datang. Gadis itu mencoba tetap menegakkan tubuhnya dan tidak menunduk seperti yang diajarkan oleh Nathan.

"Ngapain lo liatin kita kayak gitu?" tanya Della dengan nada sinis.

"Minta gue colok matanya?" imbuh Seli.

"Ditanyain malah diem aja, dasar gagu!" sarkas Tasya.

Dara tak menggubris mereka lagi, gadis itu memalingkan wajahnya ke arah jalanan yang cukup ramai. Hal itu membuat ketiga cewek yang sering membully nya kesal setengah mati.

"Heh! Gue lagi ngomong sama lo ya!" geram Tasya. Melihat tak ada reaksi sedikitpun karena Dara hanya mendongakkan wajahnya. Tak ada lagi Dara yang menunduk takut dan menangis.

Tasya mengangkat tangannya dan menjambak rambut Dara dengan kasar. Hal itu membuat Dara meringis kesakitan. Tak hanya itu, Tasya juga menampar pipi Dara.

Plak...

"Cewek kayak lo itu nggak pantes sekolah di sini! Ngerti! Jadi, gue nggak akan berhenti bully lo sampe lo nggak tahan lagi sekolah di sini!"

Tasya kembali mengangkat tangannya, hendak melayangkan tamparan kedua. Namun tangannya dicegah oleh seseorang yang tiba-tiba datang.

Semua mata tertuju pada orang tersebut. Mereka tampak terkejut melihat siapa yang datang. Seorang cowok berparas tampan tengah menatap Tasya dengan nyalang.

"Bisa nggak sih, lo nggak kasar sama dia? Udah berkali-kali gue liat kalian bertiga ngebully dia tanpa alasan yang jelas. Gue tanya, salah cewek ini apa?"

"Salahnya? Salahnya dia nggak nyadar sama kekurangannya sendiri. Harusnya, kalo dia nyadar dia nggak akan sekolah di sini. Tapi di SLB!"

"Siapa lo bisa ngomong kayak gitu? Emang lo kepala sekolah? Pemilik yayasan?"

Tasya hanya bisa diam, matanya terus saja menatap tajam Dara yang kini tengah memegangi pipinya.

"Awas aja lo Dara!" ucap Tasya sembari berjalan dengan cepat diikuti oleh Della dan Seli.

"Kakak nggak papa?" tanya seorang gadis yang tadi datang bersama Nathan. Dara hanya menggeleng pelan sambil tersenyum simpul.

"Pulang Nantha!" titah Nathan pada gadis yang ternyata bernama Nantha.

"Sama kakak ini?" tanya Nantha. Nathan hanya menghela nafas berat. Cowok itu mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Dara yang melihat perubahan raut Nathan yang sepertinya tidak suka hanya bisa tersenyum miris. Gadis itu mengambil note kecilnya dan menuliskan sesuatu. Gadis itu menyerahkannya pada Nantha.

Kamu pulang aja sama Nathan. Aku nggak papa kok, makasih banyak udah nolongin aku

"Kak Nathan...," rengek Nantha dengan nada manja. Nathan hanya bergumam sebagai jawaban. Matanya ia alihkan dari kedua gadis tersebut.

"Boleh ya, kakak ini pulang sama kita."

"Emang kamu nggak capek? Kamu baru pulang loh dari Semarang. Harusnya kamu langsung pulang terus istirahat," ucap Nathan dengan nada lembut. Dalam hati, Dara terkejut melihat perubahan sikap Nathan yang sangat berbeda dengan sikap yang biasa ia lihat.

"Kak Nathan nganterin aku dulu, terus baru nganterin kakak ini."

Dara menggeleng kuat menolak tawaran tersebut. Nantha yang melihat itu hanya memasang raut memohon.

"Nggak papa kak, lagian kak Nathan juga mau kok. Iya kan kak?" Nathan hanya bisa pasrah dengan perkataan Nantha yang sepertinya tidak bisa dibantah.

"Iya...."

***

Suasana canggung menyelimuti seluruh mobil. Gadis yang bernama Nantha itu sudah turun dan masuk ke rumahnya. Tinggallah kini Nathan dan Dara dalam diam.

Itu pacar kamu?

Ungkap Dara yang ia tuliskan pada note kecil miliknya. Nathan belum menjalankan mobilnya kembali, itu sebabnya Dara berani bertanya.

Nathan menaikkan sebelah alisnya, "Kalo iya kenapa?" ucapnya kemudian sembari menyalakan mesin mobilnya.

Dara hanya mengangguk paham, mulutnya membentuk huruf o. Dadanya berdenyut mendengar kenyataan tersebut. Entahlah, apa yang Dara rasakan saat ini. Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

Keheningan kembali melanda saat mobil merah Nathan mulai melaju.

"Lo kenapa?" tanya Nathan setelah melihat perubahan raut Dara yang murung. Dara hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tetap menatap ke luar jendela.

Nathan terkekeh pelan, membuat Dara dibuat bingung olehnya.

"Lo cemburu?"

Dara menatap tak percaya pada cowok di sampingnya itu. Bagaimana bisa ia menuduhnya dengan mengatakan yang tidak-tidak?

Dara mencibir, gadis itu kembali menatap jalanan. Keadaan menjadi hening selama beberapa saat.

"Asal lo tau, Nantha bukan pacar gue," jelas Nathan tanpa diminta. Dara yang tertarik pada topik itu langsung memalingkan wajahnya ke arah Nathan.

"Tuh kan, berati lo cemburu."

Dara memukul bahu Nathan dengan cukup keras, namun tetap saja tak berasa apa-apa bagi Nathan. Cowok itu justru tergelak, membuat Dara semakin kesal dibuatnya.

"Hahaha... iya-iya!"

Nathan masih mencoba meredakan tawanya. Cowok itu melirik ke arah Dara yang melipat kedua tangan di depan dadanya sambil menggembungkan pipinya.

Tahan Nathan, jangan gemes.... Batin Nathan yang mencoba sekuat tenaga untuk tidak mencubit pipi gadis di sampingnya itu.

"Nantha itu adik kandung gue."

Dara kembali menatap wajah Nathan dari samping. Hatinya sedikit menghangat mendengar perkataan tersebut.

"Jadi lo nggak usah cemburu sama Nantha!"

Dara merasa emosinya memuncak, gadis itu memukul pundak Nathan sekeras-kerasnya membuat Nathan sedikit meringis dengan suara tawa yang memenuhi mobil.

***

Adakah yang menunggu bagian selanjutnya?

Silahkan tulis di kolom komentar!!

Terima kasih bagi yang sudah membaca, memberikan vote, komentar, serta mem-follow akun saya....

Sampai jumpa di bagian selanjutnya...

Rabu, 11 Desember 2019


NARAWhere stories live. Discover now