[35] - PRIVATE JET

30.4K 3K 1.1K
                                    

TEMBUS TARGET? BESOK UPDATE!

HIT THE STAR AND COMMENT SPAM!

Hari berganti cepat seiring terbit terbenamnya matahari, segesit perjalanan waktu yang tiada jeda, berdampingan dengan kedekatan Hairoz dan Zenolya yang semakin kuat. Hari-hari tak pernah mereka lewati untuk tidak bertemu.

Mereka mulai terbuka satu sama lain, kadang-kadang Zenolya menceritakan kisah hidupnya yang dulu sempat bahagia dengan kehadiran orang tuanya, juga tentang kerinduan gadis itu kepada mendiang papinya dan maminya yang masih hidup tapi rasanya Zenolya sudah kehilangan maminya sejak lama. Maminya bersikap dingin kepadanya ketika maminya menganggap ia adalah penyebab kecelakaan yang terjadi di jalan tol pada saat itu.

Begitu juga sebaliknya, sesekali, Hairoz menuturkan hal-hal manis yang sempat ia lakukan dengan adiknya dan Ibunya, walau hanya berlangsung singkat. Juga keinginan Neona selain impiannya yang belum sempat terwujud.

Setiap berganti hari, Zenolya merasa semakin yakin apabila Hairoz adalah rumah ternyaman yang ia butuhkan sekarang.

Hairoz ada saat ia ingin menangis. Hairoz tidak pernah mempermasalahkan ketika ia cengeng. Hairoz tidak memaksanya untuk menutupi kerapuhan. Tidak menuntutnya selalu kuat atau memendam kesedihan itu sendiri. Hairoz sanggup menjadi pendengar untuk berbagi luka. Benar kata Hairoz, lelaki itu selalu hadir bahkan di momen-momen terkacau dalam hidupnya.

Serangan paniknya belum sembuh, gangguan yang Zenolya miliki kadang-kadang kambuh setiap malamnya. Dan Hairoz tidak pernah melewati kesempatan menjadi pahlawan yang sukses menenangkan kegelisahannya, seolah itu memang menjadi kewajiban lelaki itu.

"I'm here, forever with you, Hermosa," bisiknya setiap kali anxiety Zenolya kumat.

Bagi Zenolya, Hairoz adalah obatnya.

Sementara menurut Hairoz, Zenolya ialah candunya.

Hanya saja, Zenolya belum mengungkapkan perasaannya. Bagaimana cara ia memandang Hairoz saat ini. Bagaimana reaksi jantungnya kala Hairoz menunjukkan cintanya melalui love language physical touch. Bagaimana laki-laki itu tiada henti bergentayangan di kepala bahkan sebelum ia tidur, wajah Hairoz begitu lancang hadir di pikirannya. Dan kehadiran Hairoz menjadi antusias baru bagi Zenolya.

Setelah semua yang ia rasakan, bagaimana bisa Zenolya menyangkal lagi jikalau Hairoz memamng telah bersinggasana di sana.

Di hatinya.

Dua minggu berlalu cepat, ada banyak kencan yang mereka lalui yang bisa membuat mereka jadi sedekat ini. Seperti sekarang, Hairoz setia menemani Zenolya nengelilingi mall untuk membeli beberapa pakaian baru yang bakalan digunakan mereka study tour dua hari lagi.

Puas berbelanja, mereka singgah ke bioskop menonton film action yang kebetulan rilis minggu kemarin. Memesan tiket dan membeli popcorn, mereka menunggu selama beberapa menit sebelum masuk ke gedung teater. Alih-alih menyaksikan film yang tampil di depan layar besar, Hairoz jauh lebih tertarik menatap Zenolya yang sedang serius menonton film.

Sehingga yang Hairoz lakukan dari menit pertama sampai pertengahan film adalah memandang Zenolya, diikuti tangan kanan miliknya terus yang menggengam tangan kiri Zenolya. Sambil sesekali ia bersandar, bahkan meminta kepada Zenolya untuk mengusap kepalanya.

Hairoz sedikit mendongak. Menelan saliva pelan, sebelum mendekat ke leher Zenolya. Menghirup gadis itu dalam-dalam. Membuat Zenolya terkejut. "Iroz lo mau ngapain?"

"Laper," bisik Hairoz. "Mau makan lo."

Hairoz mengecup leher Zenolya lalu mengisap dan menggigitnya pelan seperti vampir yang sedang menyerang mangsanya. Perempuan itu membeku dengan wajah seperti terbakar.

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang