[12] - WHO SAID I DON'T LIKE YOU?

47.2K 5.5K 1.4K
                                    

HIT THE STAR AND COMMENT SPAM

Satu-satunya hal yang terjebak di kepala River sampai sekarang adalah perihal Zenolya yang kini berpacaran dengan Hairoz. Kenyataan itu sanggup menyita pikirannya sampai detik ini. Termasuk kenyataan jika Hairoz tinggal satu apartemen dengan Zenolya.

Saking terpusatnya pada fakta itu, Stasey yang sedari tadi membicarakan kekhawatirannya pada perutnya yang mungkin saja sakit karena hari ini ia sedang hari pertama datang bulan.

"Oh sorry. Lo bilang apa?" Pikiran River yang awalnya melayang entah kemana, kembali ke tempatnya. Stasey berdecak samar. "Lo mikirin apa sih? Keknya lagi banyak beban."

River yang sedang mengemudi mobil lantas menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Ekspresi ceria Stasey karena hari ini diantar River ke sekolah seketika sirna. "Pasti tentang Zenolya ya?" terka Stasey menutupi perasaan jengkelnya.

"Bukan. Gue cuma lagi mikir tentang kuliah gue, lo tau sendiri gue udah semester lima sekarang," sangkal River dan Stasey tahu itu hanya alasan.

"Lo pasti kepikiran karena sekarang Zenolya pacaran sama Hairoz ya?" Stasey tersenyum miris. "Cemburu?"

"No. I'm not jealous," bantah River. Bohong. Ia cemburu. "Hanya saja gue gak bisa terima, kalau Zenolya pacaran sama Hairoz."

"Kenapa?" Tatapan Stasey semakin lekat.

River menelan ludahnya. "Karena gue yakin Hairoz pasti punya niat buruk buat Zenolya."

Stasey melepaskan napasnya berat. "Dan kenapa itu jadi urusan lo? Bukannya lo udah ngelepasin Zenolya?" River tidak menjawab.

"Oh c'mon River. Zenolya itu udah selingkuh dari lo. She cheated on you. Parahnya sama pria lebih tua yang mana itu bokap Valerie. Dan lo masih bisa care sama jalang murahan kayak Zenolya? Dia bikin Valerie sakit. Sikapnya yang sebenarnya itu bikin gue gak suka sama dia sekarang." Perlahan Stasey meremas ujung roknya. "Dan orang kayak dia, gak pantes buat ngedaliin pikiran lo apalagi dapet perhatin dari lo River lalu—"

"Stasey, can you be quiet?" River meminta sopan walaupun nadanya terdengar lumayan ketus. "Gue lagi nyetir. Gue butuh konsentrasi."

"Sorry." Stasey mencengkram ujung roknya semakin kuat. River berhasil membuat rasa bencinya kepada Zenolya semakin meningkat.

Z

Mati-matian Zenolya berusaha menyingkirkan bayangan ciuman dengan Hairoz tadi di meja makan. Namun sialnya, sensasi hangat yang ia rasakan kala berciuman dengan cowok itu masih tersisa nyata sampai sekarang. Ciuman tadi adalah kali kedua bibir mereka bertemu.

Ciuman dari Hairoz memang mengejutkan dan bukan kehendaknya, tapi parahnya dia tak sepenuhnya tak menginginkannya. Lebih tepatnya, Zenolya menikmatinya walaupun ia tak mempunyai perasaan apapun pada cowok itu. Dan yang membuat Zenolya kesal adalah Hairoz tampak biasa saja sementara dirinya frustrasi karena terpengaruhi efek sialan itu.

Sepertinya ciuman bukan hal istimewa lagi bagi Hairoz. Setidaknya begitu bagi Zenolya.

"Shit. Your lips are the best breakfast, Bae."

Damn. Are you kidding me? Lo pikir bisa goda gue? Ya! Lo bisa! Sialan! Zenolya memekik jengkel dalam hati.

Selain itu, Zenolya juga gagal menemukan siswa yang terluka. Ia menjadi stress sendiri sebab penasaran dengan orang yang bertikai dengan Hairoz kemarin malam. Tidak ingin gila, Zenolya memutuskan untuk tidak peduli.

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang