[14] - HAIROZ'S CRAZY

49.1K 4.8K 1.2K
                                    

HIT THE STAR & COMMENT SPAM

Hanya mendekam di dalam jeruji besi setelah menyentuh gadisnya adalah sesuatu yang tidak bisa Hairoz terima. Bedebah itu harus mendapatkan pelajaran lebih dari sekadar itu, agar tidak berani mengulangi kesalahannya.

Seperti mematahkan seluruh tulang bedebah itu misalnya.

Mengupayakan segala cara licik, Hairoz berhasil membawa si berengsek itu keluar dari penjara. Membawa Arka yang terlihat begitu menjengkelkan ke dalam gang sempit yang sepi, di mana tidak ada seseorang pun yang mengakses kawasan tersebut.

Hairoz menyapa cowok itu dengan pukulan yang melayang ke tulang pipi Arka.

"Gue⸺"

Bahkan ia tidak membiarkan Arka membalas sapaannya dan mengeluarkan pukulan lebih parah lagi ke wajah sialan Arka. Hairoz sadar jika Arka adalah lawan yang lemah, cowok itu tampaknya tidak menguasai ilmu bela diri. Tapi lemah atau tidak, Hairoz tidak peduli.

Selama orang itu berani menyentuh miliknya tanpa izin, berarti orang itu layak mati.

Alhasil Arka dengan mudah terhuyung jatuh.

Hairoz menunduk, menarik kerah kemeja Arka. "Loser. Kalau lo itu cuma cowok lemah, gak usah nyari gara-gara. Lo tau? Butt yang berani dipegang sama tangan sialan lo itu adalah butt cewek gue." Emosi begitu tersulut. "Bahkan lo nyentuh dia cuma sehelai rambut pun, gue gak bakal biarin."

Arka terduduk gemetaran di jalan dingin dengan wajah lebam menguasai, tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.

Dalam kondisi mencekam, Hairoz dengan tenang meraih sepuntung rokok dari saku celananya. Mengisap gulungan tembakau itu begitu dinyalakan menggunakan pematik, membiarkan kepulan asap tipis keluar dari mulutnya. Ketika Hairoz tengah menikmati sigaret dalam posisi memunggungi Arka, saat itulah Arka mengambil kesempatan untuk melawan cowok yang memukulnya dengan modal nekad.

Hairoz tersenyum tipis. Pergerakan Arka sukses dilumpuhkan oleh tangan kanan Hairoz, bahkan cowok itu belum memutar badannya. Melempar puntung rokok yang baru ia nikmati sedikit, Hairoz menghadapkan dirinya kepada Arka. "Gini dong, lawan. Biar seru, ada feedback 'nya," ujar Hairoz tenang.

Memunggungi Arka dan mengisap rokok memang sengaja dilakukan Hairoz untuk memancing lawannya bergerak.

"L-lepasin gue!" seru Arka terbata-bata sambil meringis. Merasakan sakit karena tangannya dipelintir. "M-mau lo... apasih? G-gue udah ditahan tapi malah lo bebasin dan seka—"

"Mau gue? Mudah." Hairoz menampilkan senyuman psikopat. "Bunuh lo."

Kaki Arka seketika lemas. Gemetaran. Apalagi ketika ia melihat pancaran mata Hairoz yang menggelap bersama rahang kokohnya yang merapat semakin kuat. Raut wajah Hairoz pun menjelma suram, lebih mengerikan daripada ekspresinya pada detik-detik lalu.

Seolah menegaskan jika Hairoz bersungguh-sungguh dalam ucapannya.

"Don't be shy, lets die."

Rembulan purnama yang terpajang di angkasa menjadi saksi bisu binatang buas besar siap menerkam biri-biri kecil yang mengusiknya.

Dikontrol amarah yang agung, Hairoz tiada henti menyumbangkan tinju mematikan kepada Arka. Ketika Arka berhasil mengirim satu pukulan ke pipi Hairoz, saat itulah kemarahan Hairoz jadi membesar.

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang