[46] - TRAGEDY (2)

20.9K 2.5K 1K
                                    

HIT THE STAR AND COMMENT SPAM

_____________________________________
"If our love is tragedy, why are you
my remedy?" Clarity — Zedd feat Foxes
_____________________________________

Pernah Hairoz mengatakan sesuatu sebelum semuanya kacau. Saat itu, Zenolya kebetulan sedang kecapekan karena latihan modern dance sampai malam. Belum lagi, dia harus meng-endorse beberapa produk yang bekerja sama dengannya. Tapi setidaknya, makanan cepat saji yang baru ia beli bersama Hairoz secara drive thru membuat mood-nya jadi lebih baik.

Walaupun sebenarnya ada rasa bersalah setiap ia ingin menyantap fast food, sangat tidak sehat dan berkalori tinggi.

"Sekali-sekali gak apa-apa," ucap Hairoz. "Jangan terlalu nyiksa diri lo. Makan kotor sekali, nggak langsung bikin lo obesitas atau sakit. Yang penting nanti banyakin minum air mineralnya."

Zenolya tersenyum, Hairoz mengerti dirinya. Kalimat itu 'lah yang Zenolya butuhkan untuk menyingkirkan rasa bersalah dan paranoid berlebihan. Keduanya menyantap burger panas pesanan mereka. Mereka masih ada di dalam mobil, lebih tepatnya di area parkiran.

Tak ada banyak percakapan yang terjadi saat keduanya menyantap makan malam mereka. Palingan Zenolya mengeluhkan beberapa hal tentang salah satu anggotanya yang tiba-tiba masuk rumah sakit karena demam berdarah, atau kekhawatirannya tentang perlombaan berjalan tak sesuai harapan, dan ketakutannya apabila segala pengorbanannya percuma. 

"Gak ada usaha yang sia-sia. Gimana pun hasilnya nanti, lo tetap yang terbaik bagi gue," ungkap Hairoz. "Apa yang udah lo lakukan sekarang, perjuangan lo, menurut gue keren banget. Tekad lo yang kuat gini, selalu berhasil ingetin gue tentang Neona yang juga punya usaha besar buat jadi atlet renang terbaik."

Zenolya membersihkan sisa makanannya dengan tisu. Melanjutkan choco strawberry pie 'nya. "I don't know why, I suddenly have a bad feeling tentang perlombaan ini. Mungkin aja ini cuma firasat gue, kayaknya tim gue bakalan kalah atau bakal terjadi kejadian memalukan."

"Serius?" Hairoz mengerutkan dahinya, satu alisnya diangkat naik. "Sejak kapan Hermosa gue jadi pesimis gini? Kalah dan menang itu 'kan hal biasa. Yang penting itu semangat dan ke-optimisan lo. Trust me, lo bakal menang."

Zenolya mengangkat kedua bahunya sembari menggeleng.

"Atau biar lo tambah semangat, gimana kalau kita taruhan?" Hairoz menyeringai tebal. "Jika lo menang nanti saat kompetisi, gue bakalan kabulin keinginan lo apa pun itu. Pasti bakal gue wujudkan. Kecuali, keinginan lo buat ninggalin atau minta gue pergi dari lo."

"Kalau gue kalah?"

"Lo harus membangun sama gue."

"Membangun? Membangun perusahaan?"

"Membangun rumah tangga sama gue."

"Lo gila?" Zenolya tertawa.

"Gue serius," sahutnya. Hairoz membersihkan tangannya dengan hand sanitizer sebelum ia meraih tangan Zenolya, melihat cincin naga pemberiannya di jemari perempuan itu. "Gue bakal nikahin lo saat itu juga. Biar gak ada lagi ketakutan gue lo diambil oleh orang lain."

"Ini mah enak di lo aja!" Zenolya mendengus. "Lo udah punya feeling gue kalah, makanya lo bikin taruhan kayak gini 'kan? Biar nanti gue kalah, lo bisa nikahin gue. Gak. Gak setuju."

"You don't want to marry me?"

"Kalau pun gue mau, gue gak mau nikah di usia muda. Nikah muda, enggak se-indah wattpad," jelas Zenolya. "Gue mau sukses dulu, kumpulin banyak uang, dan kalau gue udah siap, gue pasti bakalan menikah."

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang