[30] - ZENOLYA'S NOT PERFECT

33.1K 3.5K 1.3K
                                    

HIT THE STAR AND COMMENT SPAM!
Part kali ini cukup panjang, bacanya pelan-pelan aja, sambil nyemil <3
___________________________________

"Neona itu adik gue."

Pengungkapan dari Hairoz tiga hari terakhir tak pernah sanggup tersingkir dari kepalanya. Perlahan segala hal yang bertentangan dengan Hairoz mulai terungkap, akan tetapi tetap saja Zenolya diganggu oleh rasa penasaran.

Hairoz belum menjelaskan tentang penyebab kematian Neona dan Zenolya yakin apabila kepergian Neona berkaitan dengan River. Menurutnya, Hairoz mengibarkan bendera peperangan kepada River karena kematian Neona. Gadis yang ternyata adik dari Iroz.

Apakah River yang membunuhnya?

Atau ada hal yang River lakukan yang mana secara tidak langsung menyebabkan Neona pergi?

Segalanya terlalu abu-abu dan Zenolya ingin mendapatkan petunjuk dari teka-teki yang sampai kapan pun akan bersemayam di pikirannya jika tak kunjung dipecahkan.

Ingin sekali sebenarnya ia bertanya kepada Hairoz yang berkonsentrasi pada samsak tinju yang menjadi sasaran pukulan keras Hairoz. Melayangkan hantaman bertubi-tubi seakan samsak dari kulit itu adalah musuh terbesar. Saking bersemangatnya, Hairoz membiarkan keringat hangat menguasai badannya.

Tapi Zenolya takut bila itu akan mengusiknya. Karena ia sendiri sanggup merasakan. Setiap mengungkit masa lalu yang menyakitkan, luka yang ia coba kubur akan terasa pahitnya lagi.

Zenolya tak ingin Hairoz harus merasakan penyakit yang mungkin sampai detik ini belum sepenuhnya sembuh. Belum pulih. Mungkin hatinya masih terbungkus selimut duka.

Sedangkan Hairoz, pikirannya sibuk dengan Papanya. Pria tua angkuh itu ataupun anak buahnya tidak pernah muncul lagi. Tidak pernah menganggu mereka atau mencoba menyakiti Zenolya lagi.

Ini bukan kabar baik meski inilah yang Hairoz inginkan. Alih-alih tenang, ia justru berpikir berlebihan. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Hairoz bisa memastikan jika pria arogan itu sedang menyusun rencana lebih buruk.

"Argh!" erang Hairoz begitu mengakhiri tinjunya yang paling keras.

Hairoz mengelap peluh yang sudah melekat sekujur tubuh kekarnya. Ia mengambil botol minum,berjalan menghampiri Zenolya yang sudah tampak kepayahan karena latihan tinju selama satu jam lebih.

Hairoz meneguk minumannya ketika duduk di sebelah sang gadis yang sedang melamun bahkan ia tidak sadar apabila Hairoz sudah selesai berkomunasi dengan samsak tinju.

"Hermosa."

Zenolya bergeming terpusat pada otaknya yang ia paksa berpikir.

"Hermosa."

Hairoz mendecak pelan sebab diabaikan.

Ia kemudian mengirim kecupan singkat ke pipi Zenolya. Begitu kecupan itu mendarat sebentar, barulah kesadaran Zenolya kembali.  "Iroz! Ewh! Lo habis keringatan dan nyium gue?!" dengusnya.

"Siapa yang berani bersemayam di pikiran lo, nona manis?"

"Udah selesai?" Zenolya lalu beranjak berdiri. "Kalau gitu ayo balik. Mau mandi. Lengket banget, udah nggak tahan."

"Sama. Gue juga mau mandi." Hairoz tersenyum nakal. "Mandi bareng yuk?"

"Heh!"

"Maksud gue, lo mandi di bathroom lo, gue di bathroom gue, tapi barengan, gitu," klarifikasi Hairoz yang membuat Zenolya memutar bola matanya. "Serah. Ayo. Balik."

Hairoz menarik kembali Zenolya hingga gadis itu mendaratkan bokongnya. Tatapan mata Hairoz menajam. "Jawab dulu, siapa?"

Zenolya meringis. "Gue nggak mikir siapa-siapa. Udah ah, ayo pulang."

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang