[20] - HAIROZ VS RIVER

38.8K 4K 1.3K
                                    

HIT THE STAR & COMMENT SPAM!🥂

"Gino Fucking Paul. Let's play game."

Gino membeku di tempatnya. Ia tidak berani bergerak sedikit pun. Badannya kaku seperti patung hidup bahkan untuk meneguk ludah sendiri pun rasanya Gino tidak sanggup.

"Duduk," perintah Hairoz. 

Dengan badan yang gemetaran Gino menuruti  perintah. Ia duduk di kursi tepat di depan sofa hitam yang dikuasi oleh Hairoz.

"Siapa yang suruh lo duduk di sana?" sentak Hairoz ketus. Ia menggerakan bola matanya ke arah tanah sebagai isyarat. "Pindah."

Meneguk susah payah salivanya, Gino lantas berpindah. Ia turun dari kursi kemudian laki-laki mendaratkan bokong di atas permukaan tanah dari atap gedung. Tepat di bawah sang raja kematian yang berekspresi sadis.

Hairoz setengah merunduk. Tatapan netranya semakin tajam. "Hei, sialan. Lo udah tau 'kan apa kesalahan lo?" Alih-alih merespon, Gino justru menundukkan kepalanya karena takut.

Hairoz mendengkus kesal. "Pecundang. Angkat kepala lo! Tatap mata gue!"

Gino tidak berani berkutik.

"Tatap mata gue." Rahangnya mengetat. "Tatap mata gue, sialan! Natap gue aja lo takut tapi berani motret pantat cewek gue diem-diem!"

Gino. Cowok yang ada di bawahnya sekarang adalah bedebah yang tadi mengambil gambar Zenolya dengan kamera ponsel ketika gadis itu mengikuti pelajaran olahraga. Tanpa Gino ketahui, sedari tadi Hairoz setia mengawasi.

Mata Hairoz masih sangat sehat, ia melihat dengan jelas bagaimana bedebah sialan itu memperbesar layar ponselnya hanya untuk memotret bokong seksi milik Zenolya yang terlapis dalam balutan celana olahraga.

Cameron berjongkok di sebelah Gino dengan tatapan sangat kesal. Jika ia berada di posisi Hairoz, ia juga akan menjadi sangat marah ketika ada cowok sialan yang berani  diam-diam mengambil foto mesum tubuh pacarnya.

"Lo tau gak, kalau ngambil foto orang apalagi foto mesum tanpa izin itu tindakan kriminal? Lo bisa dituntut dan dipenjara seumur hidup lo," kata Cameron sengit.

Hairoz merampas ponsel dari kantong kemeja Gino. Gino mengatakan sederet angka dengan  bibir bergetar ketika Hairoz menuntut lelaki itu untuk menyebut kata sandi handphone.
Tanpa permisi, Hairoz langsung memeriksa galeri handphone Gino. Emosinya langsung terbangkit ketika menemukan foto Zenolya.

Lebih tepatnya, foto pantat Zenolya. Ternyata tidak hanya itu. Gino juga mengambil foto bagian dada Zenolya yang diperbesar.

Sampai akhirnya notifikasi masuk di ponsel Gino mengalihkan perhatian Hairoz. Melihat nama group chat yang tertera sukses membuat Hairoz naik pitam. 'Sexy girls lovers' yang di belakangnya ditambah dengan emoji tiga tetes air biru. Grup sampah macam apa itu. "Sial!"

Dengan kasar, Hairoz menarik kerah kemeja Gino. Kali ini amarah membakarnya. "Anjing lo! Jadi lo motret pantat dan dada pacar gue buat lo kirim ke grup para bedebah sampah itu?! Dasar manusia sialan! Menjijikkan!"

"M-maaf. Maaf... gue... gue janji gak bakalan ulangin lagi," cicit Gino begitu takut. Bahkan saking takutnya ia ingin buang air kecil.

Mengendalikan emosi adalah hal paling susah untuk dilakukan Hairoz. Hairoz sudah akan mendaratkan tinjuan yang keras kepada Gino. Akan tetapi tercegah begitu ia mempunyai pemikiran lain untuk mengatasi semua ini.

"Pecundang mesum." Mata Hairoz menyala seperti laser. Nada suara yang tadi murka perlahan berubah tenang. Tentu saja murka agung masih menguasainya. "Seharusnya lo tau, selain bisa bikin badan lo remuk. Gue juga bisa bikin hidup hancur."

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang