[25] - VISIT

35.9K 3.7K 1.2K
                                    

HIT THE STAR AND COMMENT SPAM!
TEMBUS 1K BRO UPDATE HARI INI!

Dengan semangat yang membara, pasukan modern dance mengekspresikan jiwa mereka melalui gerakan lincah. Mengikuti instrumen musik sembari melakukan berbagai atraksi yang sudah mereka pelajari selama pelatihan. Kerja keras membuat kemampuan mereka jadi semakin meningkat setiap harinya.

Satu jam lewat tiga puluh menit tidak terasa melelahkan karena mereka melakukannya dengan sepenuh hati sehingga latihan dance tidak membuat mereka menjadi kepayahan.

"Well done, guys! Saya benar-benar terharu melihat penampilan kalian! You guys are really amazing! Kalau begini saya semakin yakin jika tim kita bakalan menang seperti tahun-tahun sebelumnya!"seru Miss. Dahlia menyemangati mereka semua.

Zenolya sedang mengenakan hoodie brand Celine warna hot pink untuk melapiskan crop tanktop warna rose beige saat Valerie mengajak Zenolya bergegas pulang.

"C'mon, Prilly masih ekskul gak, Val?"

Valerie mengangguk. "Maybe. Prilly 'kan dipilih buat ikut festival biola antar sekolah internasional."

Para anggota yang tadinya memenuhi studio tari segera berhamburan keluar begitu juga Zenolya dan Valerie. Sesampainya mereka di luar, seorang cowok tinggi berbadan atletis sedang bersandar di dinding dekat pintu dengan tangan bersedekap, terlihat menunggu seseorang.

Mata cowok itu yang awalnya terpejam lantas  terbuka. Mengarahkan pandangannya pada dua perempuan yang baru saja muncul.

Ia menyipitkan matanya ketika melihat Valerie bergandengan tangan dengan Zenolya. Entah untuk alasan apa, Valerie spontan melepaskan tangannya dari genggaman Zenolya. Tatapan Hairoz mengintimidasi membuatnya takut.

"Udah selesai?"

"Menurut lo?" sahut Zenolya ketus. Melihat wajah Hairoz menciptakan rasa kesal terbesit lagi kepada dirinya.

"Oke. Kita balik sekarang."

"Gue pulang sendiri. Gue bawa mobil."

Hairoz mendecak. "Gak. Lo balik sama gue."

"Dih, maksa."

Valerie memutar kelereng matanya penuh. Ia paling tidak suka berada di antara pasangan yang sedang berdebat. Momen yang paling menjengkelkan. "Zenolya, Kak Hairoz. Gue duluan ya. Gue mau cari Prilly dulu, papayy." Valerie melambaikan tangannya cepat disusul senyuman cerah di bibir lalu meninggalkan keduanya.

"Val!" Zenolya mendengkus memanggil Val lantang. Ia menatap Hairoz sesaat, beralih ke gelang yang dipakai cowok itu dan kembali merasa jengkel. "Gue balik sendiri. Bye." 

Lantas Zenolya melangkah dengan kaki dihentak-hentakkan. Ia tidak tahu mengapa ia merasa sangat kesal. Mungkin efek datang bulan yang membuatnya jadi semakin sensitif.

"What the hell is wrong with you, Hermosa?" tanya Hairoz saat mengikuti Zenolya.

Zenolya tak merespon, ia terus berjalan tanpa menggubris.  Alih-alih membuat Hairoz kesal dengan tingkah Zenolya, laki-laki itu justru mengulum senyum gemas melihat gadisnya dari belakang. Betapa manisnya Zenolya saat dilanda sebuah rasa yang disebut... cemburu.

"Psst. Liat. Zenolya keliatan makin hot."

"Parah. Kalau dia milik gue, gue pasti bakalan ngunci dia di kamar selamanya. Gue gak bakal kasih dia diliat orang-orang biar gak ada yang ambil dia dari gue. Huh."

Meskipun berbisik, dua siswa laki-laki yang jaraknya tak jauh dari mereka dapat didengar oleh Hairoz. Rahang Hairoz mengeras, begitu juga tangannya yang sontak mengepal kuat.

ZENOLYA: STUCK WITH POSSESSIVE DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang