[Junhui's POV] - Yang Kutakutkan

891 140 28
                                    

Kembali bersama Junhui~


Happy reading!^^



~°~°~



Terik sudah membumbung ketika kudaku berhasil menapakkan kaki di halaman istana. Prajurit yang berjaga membantuku dan (y/n) untuk turun dari kuda sementara Xuxi tertinggal di belakang untuk berjaga-jaga.

"Kau baik-baik saja?" tanyaku. Kuraih wajahnya yang pucat. Satu tanganku menggenggam tangannya yang dingin karena cemas.

Namun, senyuman tipis tersungging di bibirnya. Ia berjinjit dan mengecup bibirku sekilas. "Aku baik-baik saja berkat kau dan Xuxi. Gomawo."

"Sekarang kita kembali ke kamar ya? Kau harus beristirahat," ucapku yang langsung dibalasnya dengan anggukan.

Aku menggenggam tangannya kemudian menuntunnya untuk kembali ke kamar. Hatiku masih gundah. Aku tak bisa berhenti mengingat wajah khawatir (y/n) tadi. Aku yakin sesuatu pasti terjadi. Aku pasti diintai ... mereka sudah kembali bergerak.

Jika aku masih terlibat dengan permasalahan di kerajaan ... kami bisa terancam. Aku tidak ingin (y/n) tak nyaman tinggal di sini. Aku harus melakukan sesuatu sebelum keadaan semakin panas.

"Junhui-ya ...."

"Junhui ...."

"Yeobo!"

"Eoh?" Aku menerima pukulan ringan ketika menoleh. (Y/n) mengerucutkan bibirnya, tampak kesal. "Wae?"

"Harus kupanggil Yeobo baru menyahut?" protesnya.

Aku terkekeh geli kemudian menarik hidungnya. "Tentu. Kita, kan, pasangan suami-istri."

(Y/n) tak mengatakan apa pun setelah itu. Semburat merah menghiasi pipinya. Ia kemudian melangkah lebih cepat.

Melihat itu aku tersenyum tipis. Sengaja kulambatkan langkahku agar ia mencari. Lalu, dalam hitungan detik ia pun menghentikan langkah.

Aku hanya terkekeh pelan. Menatap punggungnya sambil menunggu ia berbalik. Namun, alih-alih melakukan itu ia malah melanjutkan langkahnya.

"Hya ... Yeobo!" panggilku meledek.

"Berisik!" sahutnya.

Aku kembali tertawa. Segera kupercepat langkahku untuk mengejarnya. Setelah sampai aku merangkul bahunya dan menariknya lebih dekat padaku.

"Tadi mau bicara apa hmm?"

"Tidak jadi," sahutnya lemas.

"Wae?" tanyaku sengaja memasang wajah polos. "Katakan saja."

"Tidak mau, kau menyebalkan!" Ia menepis tanganku kemudian mempercepat langkahnya lagi.

Aku terkekeh geli. Sengaja kuhentikan langkahku untuk menunggu apa yang akan ia lakukan.

Ia lalu menghentikan langkah dan berbalik. Bibirnya mengerucut sebagai tanda protes.

"Tidak jadi," ujarnya lalu kembali melangkah.

Aku terkekeh geli kemudian mempercepat langkahku. "Hya ... kau mau bilang apa?"

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now