[(y/n)'s POV] - Menyita Perhatian

1.5K 264 68
                                    

Yuhu~

(Y/n) pov nih gaisss biar Shicheng dapet, Junhui juga dapet :v


Happy reading!^^



~°~°~



"Ssttt... Gongju."

Bisikan itu terdengar bersamaan dengan usapan lembut di kepalaku. Aku terbangun, tapi sama sekali enggan membuka mata. Masih betah berpura-pura tidur dan bergelung di balik selimut.

"Ssttt... Yeobo. Ireona, ppali..."

Aku yang mendengar itu segera membuka mata dan memukul bahu Junhui yang sejak tadi kupeluk. Aku sedikit mundur guna menunjukkan wajah sebal. "Menjijikan! Jangan panggil aku seperti itu!"

Ia tertawa pelan. Tangannya membawaku kembali ke dalam pelukan hangat. "Cepat bangun, kau ini pemalas sekali. Suamimu orang sibuk, aku harus ke kementerian untuk melaporkan tugasku."

"Lagi?!" pekikku. "Ayolah, apa kau tidak punya satu hari saja waktu libur? Kau ini keterlaluan! Kita baru menikah tapi belum pernah jalan-jalan berdua!"

Ia kembali tertawa. Ia membawaku lebih dekat dan menggesekkan hidungnya di bahuku.

"Besok ya? Aku akan menyelesaikan segala urusanku hari ini dan jalan-jalan bersamamu besok. Seharian. Hanya berdua. Otte?"

"Ahh jinjja," keluhku. Aku benar-benar pusing karena selalu berakhir sendirian di dalam kamar. Aku bisa mati bosan! Sungguh, aku tidak berani keluar dari kamar sendirian. Pertama, aku belum mengenali tempat ini dengan benar. Kedua, aku masih canggung dengan orang-orang dan bahasa di sini. Ketiga, aku tidak punya siapa pun yang bisa kuganggu dan-




tunggu...


Bukankah Shicheng sudah menjadi temanku?



Benar... Aku sempat lupa. Aku bisa saja keluar dan mengajaknya berbicara bukan? Tidak akan jadi masalah kan? Tidak ada yang aneh kan jika aku menemuinya dan berbicara dengannya?

Aku menghela napas. Setelah itu sedikit mendorong Junhui menjauh.

"Baiklah, baiklah, kau menang. Sekarang kauboleh melepasku dan pergi," ujarku.

"Eoh? Kenapa tiba-tiba?" tanyanya yang tentu saja membuatku mendengus keras.

"Kutahan salah, kuizinkan juga salah. Kaumau bagaimana? Masih pagi aku sudah pusing begini," keluhku.

Lagi-lagi, Junhui tertawa. Seolah puas karena membuatku kesal di pagi hari seperti ini. Ia kembali mendekapku. Kali ini ia mengecupi setiap sudut wajahku.

"Hya! Hajima!"

Junhui tertawa lalu mengakhirinya dengan sebuah kecupan di bibir. "Ne, aku akan melepasmu. Tapi, sebelum itu beri aku ciuman dulu."

"Kaubisa mengambilnya tanpa perlu izinku! Biasanya juga begitu."

Dan tepat setelah kalimat itu usai, ia benar-benar mendaratkan bibirnya di bibirku. Mulanya hanya menempel cukup lama. Lalu ia mulai bergerak melumatnya. Aku memejamkan mata, mau tak mau membalas ciumannya.

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now