[Kyungsoo's POV] - Memeluk Duri

2.2K 418 67
                                    

Nih double update :v

Kalo masih mau komen yg banyak ya wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



"Aku tidak pernah menentang Abeoji seumur hidupku. Ini yang pertama dan ini akan menjadi yang terakhir. Ini tidak adil, Orabeoni... ini tidak adil. Kenapa aku harus mengalami ini?" Suaranya terdengar begitu pelan. Tapi itu sudah cukup untuk membuat seluruh tubuhku bergetar karena ikut merasakan penderitaannya.

Aku tahu ini terlalu berat untuknya. Dia belum siap untuk itu. Usianya masih terlalu muda untuk menjalani sebuah pernikahan. Apalagi untuk menerima fakta bahwa dia harus menikah dengan orang yang benar-benar dia sayangi dan hormati sebagai seorang orabeoni.

Aku juga ingin melawan. Aku ingin membelanya dan membuat penderitaannya sedikit berkurang. Aku ingin melakukan sesuatu yang berharga sebagai seorang orabeoni. Tapi aku pengecut. Aku tidak punya keberanian untuk menentang wang atau bahkan wangseja. Dan akhirnya aku hanya bisa melihatnya menderita dalam pelukan Jisoo Gun.

Aku ingin memberikan sebuah pelukan untuk menyalurkan ketenangan padanya. Tapi sekali lagi, aku pengecut dan hanya mampu diam melihatnya.

(Y/n) perlahan mendorong Jisoo Gun agar lepas dari pelukannya kemudian pergi meninggalkan ruangan.

"(Y/n)!" Baekhyun bergerak untuk mengejar (y/n) tetapi Jisoo Gun menahan tangannya. Dan pada akhirnya, kami berlima termasuk wang hanya dapat diam menunduk.

"Kita akhiri dulu pembicaraan ini. Aku akan memikirkannya ulang. Kalian bisa kembali ke ruangan masing-masing."

Baekhyun terlihat begitu marah untuk (y/n). Aku juga marah. Tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahkan tidak tahu bagaimana harus bereaksi.

"Aku permisi..." Aku memberi salam pada semua orang yang berada di dalam ruangan kemudian bergerak pergi. Pergi ke tempat di mana aku bisa menemukan (y/n).

Beberapa dayang tampak berbisik. Tetapi langsung berhenti dan membungkuk begitu aku melewati mereka. Dari yang kulihat dari raut wajah mereka... aku tahu kalau mereka baru saja hampir melihat wajah (y/n) dan berakhir membicarakannya.



Aku terus melangkah dengan tenang. Berharap bisa memberi (y/n) sedikit waktu untuk menyendiri sebelum menawarkan sandaran untuknya.

"Wae?! Wae?! Wae?!"

(Y/n) berteriak dengan kencang ketika aku menemukannya di padang rumput di balik terowongan yang merupakan jalan pintas menuju dunia luar Istana. Aku hanya menatap punggungnya. Tapi aku tahu bahwa dia begitu menderita. Setelah puas menjerit dan menangis, perlahan tubuhnya lemas lalu jatuh terduduk di atas rumput. Dia terisak. Bahkan meraung untuk meratapi nasibnya.

Melihatnya yang begitu kacau membuatku sakit. Sakit karena aku memiliki perasaan yang tak sepantasnya kumiliki.

Aku berjalan menghampirinya secara perlahan. Berusaha untuk tidak banyak menimbulkan suara yang membuatnya terkejut, kemudian duduk di sampingnya dan menepuk-nepuk punggungnya dengan harapan itu akan membuatnya sedikit lebih tenang.

"Orabeoni... Katakan padaku, apa aku buruk rupa?"

Aku begitu terkejut ketika ia tiba-tiba menoleh ke arahku. Aku benar-benar kehilangan kata. Aku tidak tahu apa yang kupikirkan dan apa yang kulakukan. Tapi kemudian aku tersenyum tipis karena tahu apa yang seharusnya kulakukan sebagai seorang orabeoni dan juga sebagai seorang pria. "Kau cantik. Gadis paling cantik yang pernah kulihat."

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now