[Baekhyun's POV] - Satu Langkah Lebih Maju

2.5K 398 172
                                    

Nih update lagi~


Happy reading!^^



~°~°~



Hari ini matahari menyapa dengan hangat di pagi hari. Burung-burung banyak berkicauan di sekitarku. Semuanya tampak seperti sebuah pertanda baik untuk rencanaku.

J

isoo Gun dan juga (y/n) sudah berada di tenda yang kubuat di lapangan dekat kediaman Ahn Seonggeun ketika aku kembali dari pemukiman warga. Aku baru saja melancarkan tahap pertama siasatku untuk mengembalikan uang korupsi di pemukiman.

"Apa rencanamu?" tanya Jisoo Gun dengan sebelah alis terangkat. "Kuharap rencanamu akan berhasil meskipun gila."

Aku tersenyum lebar ke arah Jisoo Gun. Ini bagus... Jisoo Gun akan berada di pihakku jika rencana ini berhasil. Dan jika Jisoo Gun berada di pihakku, maka (y/n) juga akan terbawa dan mendukungku. Dengan begitu semuanya akan menjadi lebih mudah. Aku hanya perlu meyakinkan Kyungsoo Gun lalu menyingkirkan Wangseja. Ide jenius bukan?

"Aku ingin meminta (y/n) membuka topengnya untuk sementara waktu," ujarku.

"Mwo?!" Jisoo Gun dan (y/n) memekik secara bersamaan.

"Hya... Baekhyun-"

"Begini Hyungnim, biar kuberi tahu padamu. Seorang pria itu bisa lemah karena tiga hal. Harta, tahta, dan wanita. Rencanaku, aku akan membuat Ahn Seonggeun takluk dan menyerahkan hartanya karena wanita. Kita buat sebuah sandiwara." Aku berusaha membuat wajah yang meyakinkan ketika menatap Jisoo Gun sebelum kembali melanjutkan.

"Aku telah menyebarkan rumor soal adanya keluarga bangsawan yang beristirahat di sini. Aku juga sudah menyebarkan informasi kalau ada seorang gadis cantik di dalamnya. Aku yakin sebentar lagi Ahn Seonggeun akan kemari. Kita buat skenario kalau kita datang ke sini untuk mencari pasangan gadis cantik ini."

Aku menghirup banyak udara sebelum kembali melanjutkan. "Maka dari itu aku membutuhkan (y/n). Aku dan (y/n) adalah anak kembar. Aku kan sangat tampan, jadi aku yakin (y/n) cantik. Aku yakin Ahn Seonggeun akan tergila-gila pada (y/n) dan mau menyerahkan hartanya untuk meminang (y/n). Tapi jangan khawatir... ini hanya sandiwara."

"Lalu, bagaiman cara kita keluar dari permasalahan ini?" tanya (y/n) yang sejak tadi memerhatikan gerak-gerikku.

"Itu mudah. Kita bisa kabur. Atau kalau ingin permainan yang lebih rapih, kita bisa buat sandiwara seolah-olah (y/n) mati esok harinya. Aku yakin jika ini berhasil, besok Ahn Seonggeun akan datang lagi untuk menemui (y/n). Kita bisa memalsukan kematian (y/n). Ahn Seonggeun pasti berduka. Kita pergi ketika Ahn Seonggeun berduka, jadi dia tidak akan ingat soal uang yang sudah diberikannya pada kita. Bagaimana?" tanyaku lalu melirik keduanya.

"Bagaimana caranya menyamarkan kematianku?" tanya (y/n) polos.

Aku mendecak kemudian menatap (y/n) dengan jengkel. "(y/n) Gongju yang terhormat, apa kau tidak ingat kalau Jisoo Gun adalah kepala kesatria? Dia pasti punya cara untuk menyamarkan kematian."

"Benar juga sih..." ujarnya pelan.


"Idemu bagus."

Aku menoleh ke arah Jisoo Gun ketika ia menggumam. Jisoo Gun kemudian menatapku dengan mata menyipit.

"Tapi aku tidak suka kalau (y/n) yang harus dikorbankan," lanjutnya.

"Ahh wae...?" rengekku. Ide ini sudah benar-benar matang!

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu