[(y/n)'s POV] - Menuntut Keadilan

2.1K 420 42
                                    

Huaaaaa maaf baru update /nangiskejer/

Sebagai gantinya mau double update kah? Triple? :(((


Happy reading!^^



~°~°~



Tubuhku rasanya seakan tersambar petir ketika abeoji menjelaskan apa yang baru saja terjadi di dalam ruangan ini. Otakku kosong. Aku tidak dapat memikirkan apa pun. Bahkan aku tidak mampu menangkap apa yang saat ini tengah abeoji bicarakan padaku.

Demi kebebasanku katanya?

Pandanganku mendadak buram akibat air mata yang menggenangi mataku. Air mata itu semakin lama semakin menumpuk dan membuat pandanganku tersamarkan. Lalu perlahan, mulai jatuh dan membasahi pipiku.

Aku menatap satu per satu orabeoniku ketika pandangan kembali jelas. Kyungsoo Orabeoni diam menunduk. Ia seperti tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Mataku bergeser untuk melihat Baekhyun yang berdiri di samping Kyungsoo Orabeoni. Wajahnya memerah menahan amarah. Sebulir air mata jatuh dari sudut matanya. Itukah sebabnya perasaanku tidak karuan? Karena saudara kembarku marah?

Pandanganku beralih pada Jeonghan Orabeoni yang hanya berjarak beberapa langkah dari Baekhyun. Wajahnya pucat dan tampak terkejut. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya. Aku tidak mengerti kenapa Jeonghan Orabeoni melakukan ini padaku. Apa salahku padanya?

Aku tidak mau berlama-lama menatapnya dan beralih menatap Jisoo Orabeoni yang terlihat menahan perasaannya yang campur aduk, tapi tidak melakukan apa pun.

"Wae?" gumamku ketika menemukan kembali suaraku. "Kenapa kau lakukan ini padaku?"

Aku diam sejenak. Berusaha menguasai diri. "Apa kalian pikir aku akan melepaskan topengku dengan bahagia karena keputusan bodoh ini?"

"(Y/n)... hati-hati dengan perkataanmu. Kau sedang berada dalam sidang Istana," Jisoo Orabeoni berusaha membenarkan.

Aku mengepalkan tanganku guna menahan amarah ketika menatapnya. "Sidang Istana macam apa yang tidak melibatkan semua orang? Sidang Istana apa yang membicarakan nasib seseorang tanpa kehadiran orang yang akan ditentukan nasibnya?!"

"(Y/n)! Kau sedang bicara di hadapan Wang!" serunya.

"Persetan dengan itu semua tapi Orabeoni harus ingat kalau Wang adalah Abeojiku!"

Jisoo Orabeoni benar.... Tidak seharusnya aku bicara seperti itu. Dia membentakku untuk membuatku sadar. Aku sadar... tapi hati dan pikiranku sudah dipenuhi dengan amarah yang bergejolak. Aku tidak akan diam saja dan menerima ketidakadilan ini. Aku perlu meminta keadilan!

"Aku... (y/n) Gongju, saat ini berdiri di hadapan Wang bukan hanya sebagai Gongju, tapi sebagai anak dari Abeoji. Aku berdiri di sini sebagai adik dari semua Wangja yang ada di dalam ruangan. Ini pembicaraan keluarga, bukan sidang Istana. Apa adil ketika salah satu anggota keluarga ditentukan nasibnya begitu saja?"

"Kau sudah tahu kalau nasibmu memang ditentukan (y/n)," ujar Jisoo Orabeoni dengan nada bicaranya yang kembali turun, "bukan hanya kau, tapi kita semua yang berada dalam ruangan ini. Jadi kumohon jaga bicaramu... ini demi kebaikanmu sendiri."

"Aku tahu nasibku ditentukan. Aku tahu kalau suatu saat nanti Abeoji akan mengatur pernikahanku dengan pria pilihannya demi kelangsungan hidup Jeoson. Tapi, apa pantas jika aku menikah dengan orabeoniku sendiri? Apalagi Jeonghan Orabeoni yang benar-benar satu darah dan satu susu denganku?" tuntutku.

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now