[Junhui's pov] - Terhujam Anak Panah

2K 401 99
                                    

Update update update~

Cepet kan? Wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



Srek!


"Aaaaaaaa...!"

Aku spontan terbangun dengan posisi duduk ketika mendengar teriakan itu. Hal pertama yang kulihat ketika membuka mata adalah Mingyu yang berdiri di depan pintu seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan. Kedua matanya terbuka lebar.

"Hya... kenapa kau berteriak pagi-pagi sih?!" keluhku yang kini menunduk dan mengusap mataku dengan tangan. Mencoba memulihkan kesadaranku sepenuhnya.

"A- apa yang... Apa yang kalian lakukan semalam?"

Kalian?

Aku mengerjap pelan. Mencoba memulihkan ingatanku yang samar karena baru saja bangun dari tidur akibat suara berisik dari Mingyu.

Kemudian menoleh.


Dan kini aku bertemu tatap dengan gadis cantik yang duduk di sampingku dengan wajah mengantuk. Dapat dipastikan kalau saat ini, ia masih belum sepenuhnya tersadar. Aku mendecak lalu mengusap wajahku dengan kedua tangan.

Sial...

Semalam aku lupa untuk pindah keluar setelah (y/n) tidur. Aku pasti tertidur di sini karena terlalu nyaman kan?

"Kalian..." Suara Mingyu yang tiba-tiba terdengar membuatku menoleh. Dia menghela napas dan mengusap wajahnya. "Astaga, bagaimana caranya aku melaporkan ini pada Huangdi? Anak kebanggaannya telah tidur bersama dengan Gongju dari Korea. Dia pasti amat sangat terkejut. Mungkin pingsan."

Aku bersyukur kalimat terakhir itu diucapkan dalam Bahasa China. (Y/n) tidak akan mengerti. Bahkan ia takkan menyadari bahwa Mingyu berbicara. Dia terlihat masih mengumpulkan nyawanya. Kesadarannya belum terkumpul.

"Aku tidak melakukan apa pun. Hanya menemaninya," sahutku dengan Bahasa China.

"Aku tidak percaya. Tidak lama lagi pasti ada suara tangisan bayi di sekitarku."



Bugh!


Aku melempar Mingyu dengan bantal tepat setelah mulut pedasnya bicara. (Y/n) yang kelihatannya sudah mulai sadar itu menyentuh lenganku.

"Kenapa kau melempar Mingyu? Memangnya dia bicara apa?" tanyanya lalu menutup mulut dan menguap kecil.

Aku tertawa pelan dan mengusak rambutnya pelan. "Tidak. Abaikan saja dia. Lebih baik kita keluar untuk sarapan."

"Hmm..." Dia mengangguk pelan lalu mulai merapihkan selimut dan juga bantalnya. "Kau punya busur dan anak panah?"

"Ada. Wae?"

(Y/n) menghentikan pergerakannya dan tersenyum ke arahku. "Aku ingin berlatih."

"Kalau begitu aku akan menemanimu berlatih," sahutku tersenyum lebar.

(Y/n) tersenyum tipis dan mengangguk menanggapiku.


***


"Bagaimana penampilan baruku? Lucu tidak?"

Aku berbalik begitu suara manis itu terdengar. Ia keluar dari rumah memakai pakaianku. Rambutnya diikat satu dan ia mengenakan ikat kepala berwarna merah muda.

Aku tersenyum tipis. Lalu menghampirinya dan memberikan busur beserta wadah berisi anak panah padanya. "Hanya ada pakaian itu. Tidak papa kan?"

"Tidak papa. Ini nyaman kok. Terlihat mirip dengan pakaian latihanku di Istana," jawabnya riang. Mungkin bersemangat karena ia bisa melakukan hal yang senang ia lakukan.

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now