[Jisoo's POV] - Melepasnya

1.7K 286 57
                                    

Yuhu~

I'm back I'm back I'm back ><

Ada yang nunggu? Nunggu aku apa ceritanya nih? :') /efek gak ada yang nunggu/


Happy reading!^^



~°~°~



Suara langkah kaki yang berderap mendekat tak membuatku lantas menoleh. Pikiranku terus berputar. Terlalu banyak yang berada di kepalaku sampai rasanya kepelaku bisa pecah kapan saja. Meski sebenarnya, aku bisa saja tidak berpikir. Bisa saja aku menunda pikiran-pikiran itu. Karena akulah yang memaksa diri untuk berpikir. Aku ingin menghindari masa depan yang sudah berada di depan mata. Aku masih ingin menyembunyikannya.

"Orabeoni..."

Suara lembut itu terdengar bersamaan dengan sentuhan lembut di bahu. Pemilik suara itu sudah lebih dulu duduk di sampingku sebelum aku menoleh.

"Kenapa Orabeoni belum tidur selarut ini?" tanyanya.

Aku menghela napas dan tersenyum tipis sebelum menengadah menatap langit. "Banyak yang harus kupikirkan. Lagipula, belum mengantuk. Kau kenapa ada di sekitar kamarku malam-malam begini?"

"Aku... Hmm..."

Aku menoleh. Menatap wajahnya yang bersemu merah. Lewat itu aku sudah bisa menebak apa yang ia lakukan sebelum datang ke sini.

Aku tersenyum lalu mengusap kepalanya. "Kau tidak bisa tidur?"

"Iya," jawabnya cepat. "Aku sangat gugup."

Ia memalingkan wajahnya. Tangan dan kakinya terus bergerak dengan gelisah.

"Wae?"

Ia melirik ke arahku. Namun, dengan cepat menggerakan bola matanya untuk menghindari tatapanku. Matanya mulai merah, air mata menggenangi pelupuk matanya.

"Aku hanya- tiba-tiba aku merasa-" kalimatnya terus terhenti, terlihat jelas menahan tangis, "... aku tiba-tiba tidak ingin pergi. Aku tidak bisa membayangkan jauh darimu, jauh dari kehidupanku di sini, bahkan jauh dari Baekhyun."

Air matanya menetes. Ia menautkan jemarinya dan meremas tangannya sendiri. "Aku tidak bisa membayangkan betapa beratnya merindu. Aku tidak tahu apa kehidupanku akan menyenangkan di sana. Siapa yang akan mengajariku bermain panahan selain Orabeoni? Siapa yang akan mendengar ocehanku tanpa mengeluh selain Kyungsoo Orabeoni? Siapa yang akan menggangguku kalau bukan Baekhyun? Bagaimana kalau aku kesepian di sana?"

Ia berhenti. Air matanya lebih banyak berjatuhan. Tangannya mulai mengusap pipi. Tapi air mata itu tak pernah hilang dari pipinya karena terus berjatuhan.

"Eotteoke?" tanyanya dengan suara bergetar. "Apa sudah terlambat untuk membatalkannya?"

"Kau mau membatalkan pernikahanmu?"

"Aniyo," jawabnya cepat. Lalu terisak. "Aku hanya ingin menikah dengan Junhui. Tapi aku takut pergi."

Nadanya yang terkesan manja membuatku tertawa pelan. Padahal, sejak tadi, aku juga ikut merasa sesak. Aku juga tidak bisa membayangkan jauh darinya.

Aku menariknya ke dalam sebuah pelukan. Menenggelamkan wajahnya di bahuku dan menyandarkan kepalaku di atas kepalanya.

"Orabeoni... Aku takut jauh dari Istana, aku takut jauh dari saudara-saudaraku."

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now