[Junhui's POV] - Aku Takut

1.4K 265 57
                                    

I'm back~


Happy reading!^^



~°~°~



"Aku tidak bisa melakukannya, Baba. Tolong cari orang lain saja, aku bukan satu-satunya Huángzǐ di sini."

"Tolong pikirkan sekali lagi. Bertahannya bangsa ini tergantung pada Huángdì yang berkuasa. Aku takkan bisa duduk di singgasana ini terus-menerus," sahutnya.

Aku hanya bisa menghela napas dan bergegas pamit sebelum percakapan itu melebar dan aku benar-benar terpojok. Lagi-lagi, pembahasan itu yang kudengar. Selalu dan selalu itu lagi yang ia pinta. Aku sudah muak, aku bahkan pergi ke Jeoson karena itu. Sekarang, setelah kembali ia justru semakin mendesakku. Rupanya, untuk menyelamatkan wanita yang kucintai aku memang perlu mengorbankan hal lain. Kenyamanan dan kebebasanku.

"Junhui Huángzǐ!"

Langkahku terhenti ketika mendengar suara seseorang meneriaki namaku. Ketika menoleh, aku menemukan Xuxi —pengawal setiaku, teman baik Mingyu, sekaligus informanku— setengah berlari ke arahku. Ia memperhatikan sekitar, memastikan bahwa tidak ada yang melihat keberadaannya di depanku dan membungkuk memberi hormat.

"Ada kabar dari Mingyu?" tanyaku.

"Bú shì, ini soal (y/n) Gōngzhǔ," ujarnya, membuat keningku lantas berkerut. Adakah sesuatu yang salah tentangnya?

"Ada apa?"

"Aku melihatnya bersama dengan Shiceng Huángzǐ di dekat jembatan menuju kamar para Huángzǐ dan Gōngzhǔ," ujarnya.

Kedua mataku terbuka, sedikit terkejut. Tapi, aku berusaha terlihat biasa. "Shiceng?"

"Mereka berada di sana sejak pagi tadi dan masih di sana sampai saat ini. Mereka sempat tampak serius, tapi kemudian tertawa bersama. Aku belum mendapat informasi mengenai apa saja yang mereka lakukan. Aku tahu mungkin saja Gōngzhǔ hanya mencari teman dan menemui Shiceng Huángzǐ karena mereka seusia. Tapi, aku khawatir. Maka dari itu aku menghadapmu saat ini," jelasnya.

Shiceng...

Dia adik kandungku, satu-satunya saudara lelaki sedarah yang kupunya saat ini. Tapi aku tak begitu dekat dengannya. Apa mungkin ia menyembunyikan sesuatu?

"Tetap awasi," finalku. "Untuk saat ini aku akan membiarkan mereka. (Y/n) juga butuh teman, aku tak mungkin mengekangnya. Aku ingin kau mencari tahu apa saja yang Shiceng lakukan beberapa hari terakhir sejak kepulanganku."

"Baik, Huángzǐ."

Xuxi membungkuk ke arahku dan memperhatikan sekitar sebelum akhirnya pergi. Aku bergegas menuju tempat yang ia maksud, mencoba mencari keberadaan (y/n).

Aku tidak masalah jika mereka hanya berteman. Aku hanya takut kedekatan mereka dimanfaatkan kubu itu untuk melukai (y/n). Tidak ada satu pun orang yang bisa dipercaya di sini.

Langkahku terhenti ketika mataku menangkap sosok keduanya duduk berdampingan di meja bundar. Mereka membaca buku yang sama, tampak juga berdiskusi. Mungkinkah mereka mempelajari sesuatu bersama?

Aku kembali melanjutkan langkahku untuk menemui mereka, mencoba mencari tahu secara langsung apa saja yang mereka lakukan di sana.

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now