[Jeonghan's POV] - Kesempatan

1.2K 175 51
                                    

Ayem bek❤️

Jeonghan sudah lama tidak muncul, jadi aku memunculkan dia dulu ya gaess baru kembali pada para pria China yang tampan :')


Happy reading!^^



~°~°~



"Apa aku benar-benar tidak punya kesempatan?"

Hatiku sakit ketika melihat pancaran kepedihan pada kedua bola matanya. Aku tidak mengerti ... apa yang dia inginkan dariku? Apa yang dia lihat?

Aku sudah jatuh, bahkan tersungkur di atas kakiku sendiri. Reputasiku hancur, hampir semua orang di sekelilingku menganggapku buruk. Semua orang tahu siapa aku. Aku hanya orang licik yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tahta.

Tapi ... kenapa dia masih bersikeras?

Apa yang kupunya sampai-sampai wanita secantik dan secerdas Kim Byeol menaruh hatinya begitu dalam padaku?

Bukankah dengan kecantikan dan kecerdasan itu dia bisa mendapat pria mana pun yang dia inginkan?


Ya, kecuali aku ... karena aku tak pantas mendapatkannya.



Aku memejamkan mata dan menghela napas. Tak sanggup melihatnya lebih lama lagi. Aku merasa bersalah. Aku benar-benar tidak bisa dan tidak pantas bersamanya. "Mianhae, Byeol-ahh. Aku tidak bisa melakukan apa pun untukmu, sebaiknya kau berhenti sekarang sebelum semuanya terlambat."

"Bahkan ini sudah terlambat, aku tak bisa berhenti," sanggahnya. Ia marah. Ia terus menangis karena aku membuatnya marah.

"Bukankah aku sudah menegaskan semuanya?" Aku menatap kedua bola matanya yang bergetar. Getaran itu sampai ke hatiku, membuatku merasa semakin tak nyaman. "Aku bukan pria yang baik, aku tidak punya keinginan untuk menjalin hubungan dengan wanita. Aku tidak pantas untuk siapa pun, aku pria yang buruk. Dan aku belum bisa melupakan (y/n). Kau tahu sendiri aku begitu mencintainya bukan?"



"Sebaiknya kau tetap menikah dengan Baekhyun, lakukanlah untuk dirimu sendiri." Tenggorokanku tercekat sesaat setelah mengatakan itu. Aku tidak mengerti kenapa mengucapkan kalimat itu terasa begitu sulit. Memang seharusnya begitu, kan? Memang sebaiknya begitu ... ia perlu mendapatkan kebahagiaan yang pantas. Dia pantas mendapatkan Baekhyun dan pantas menjadi wanita kebanggaan negeri ini.

"Tapi aku tidak punya siapa-siapa lagi, orang tuaku tiada. Aku hanya memilikimu, kumohon jangan biarkan aku pergi seperti ini."

Air matanya jatuh ketika mengucapkan itu. Membuatku merasa lebih dan lebih lagi merasa bersalah.


"Bukankah kau sendiri yang menerimanya?" Jujur, mengatakan itu membuatku merasa bersalah. Aku seolah menyalahkannya, padahal aku satu-satunya orang yang  salah karena tak bisa menerima ketulusannya. "Kau bahkan tidak keberatan meski tahu Baekhyun adalah wangseja-nya sekarang. Kenapa kau mengiyakan keinginan Wang?"

Kedua bola matanya terbuka lebar. Tapi, bibirnya tertutup rapat-rapat. Seolah pertanyaanku adalah pertanyaan membunuh yang membuatnya kehilangan kata.

Aku bergerak lebih dekat ke arahnya. Aku menyentuh tangannya dengan tangan kiri dan mengusap air matanya dengan tangan kanan. "Lanjutkan langkahmu, itu sudah tepat. Aku bukan pria yang baik, Baekhyun lebih pantas untukmu. Kau berhak berbahagia dengan orang yang tepat. Aku takkan pernah melupakan (y/n) dan akan membiarkan diriku terus terluka untuk mengingat betapa bodohnya aku melukai adikku sendiri. Maka dari itu ... berhentilah dan jalani harimu dengan baik bersamanya. Aku berbahagia untukmu dan juga Baekhyun."

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now