[(y/n)'s POV] - Luka di balik Senyuman

2.3K 402 93
                                    

Update nih yuhu~


Happy reading!^^



~°~°~



Aku duduk di samping jendela kamar Jisoo Orabeoni yang terbuka. Membiarkan sinar bulan menyorotku dari jendela.

Aku tersenyum tipis menatap kalung dengan liontin berbentuk kubus berhias bulan purnama dan juga bintang yang menonjol. Aku mengusap kalung itu dengan lembut. Aku mengingat kembali bagaimana Junhui memberikan ini padaku.




"Aku tadi mengelilingi kota, lalu melihat kalung ini. Aku tidak tahu kenapa aku begitu tertarik dan membeli ini. Tapi sekarang aku tahu... ini karena kau. Rembulanku."




Wajahku terasa panas mengingat apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sudut bibirku tertarik dengan sendirinya untuk membentuk seulas senyum.




"Kau seperti rembulan di antara bintang."

"Bulan dan bintang sama-sama bersinar. Sebenarnya sinar rembulan lebih terang daripada bintang. Tapi keindahan bintang membuat keindahan rembulan tertutupi. Meskipun begitu, di mataku, rembulan tetaplah yang paling indah. Begitulah kau di mataku."




Bulan ya?


Aku menoleh ke arah jendela dan menatap bulan yang masih setia menyinari bumi dari atas sana. Bulan memang terlihat sangat indah. Dibanding bintang, bulan memang lebih bersinar. Begitulah aku di mata Junhui... Dia begitu tulus. Dia bahkan tidak tahu wajahku tapi tetap mengatakan kalau aku bersinar.



Cinta yang tulus...

Hal-hal seperti itu rupanya ada juga ya...




"Aku merasakan hal yang sama."




Aku menyentuh bibirku ketika ingatan tentang Junhui kembali terputar dalam otakku. Tadi itu apa? Dia menciumku? Ya ampun... mengingatnya saja aku berdebar!

Bagaimana bisa aku bertemu dengannya lagi nanti? Jantungku bisa meledak!

Tapi, kalau dipikir-pikir, kenapa aku terlalu jujur pada Junhui? Aku dan dia baru bertemu dua kali tapi aku sudah terang-terangan mengatakan apa yang kurasakan ketika bertemu dengannya. Padahal sebelumnya Jisoo Orabeoni sudah bilang kalau itu cinta. Untuk apa juga aku memastikan itu dengan bertanya padanya?

Ya walaupun aku jadi sangat yakin dan tahu kalau Junhui merasakan hal yang sama.


Astaga... aku benar-benar malu... Apa aku masih punya muka untuk bertemu lagi dengannya nanti?

Tapi, kapan lagi kami bertemu?



Junhui bilang biarkan takdir yang mempertemukan aku dengannya lagi. Dia bilang aku tidak perlu membuat janji untuk bertemu lagi dengannya.




"Karena takdir akan membuat hati kita saling terpaut. Aku percaya takdir akan membuat kita bertemu lagi dengan sendirinya ketika kita berdua sama-sama ingin."




Apa dia ingin menemuiku lagi? Aku bahkan sudah ingin menemuinya sekarang.


"(y/n)?"

Suara Jisoo Orabeoni yang tiba-tiba terdengar membuatku menoleh. Ia berjalan tertatih ke arahku.

Aku menyembunyikan kalung yang kupegang itu di balik lengan hanbok kemudian tersenyum ke arah Jisoo Orabeoni.

"Kenapa Orabeoni kemari? Harusnya Orabeoni istirahat dan tidur."

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now