[Junhui's POV] - Memeluk Bulan

2K 326 119
                                    

Bisa dibilang fast update kan nih :')

Junhui ahh sekarang. Kangen udah lama gak ada pov dia wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



"Kau... Sungguh kekasih anak manja- maksudku-"

"Saudara kembarmu?" potongku.

Baekhyun Wangseja, sesaat setelah pertemuan atau lebih tepatnya setelah (y/n) kabur dari ruangan utama kerajaan karena malu langsung menghampiriku. Saat ini, kami berjalan menyusuri Istana dan memulai percakapan ringan.

Ia mengerjap pelan sebelum bertanya, "Kenapa kau tahu? Kami tidak mirip."

"(Y/n) pernah bercerita tentangmu. Lagipula, menurutku cukup mirip," jawabku berterus terang.

"Jinjjayo?" tanyanya yang segera kubalas anggukan. Ia mendengus keras lalu menekan kedua pipinya. "Ahh jinjja aku perlu merubah wajahku."

Aku tersenyum tipis kala mendengar keluhannya. Mereka memang mirip. Bahkan kelakuan mereka terlihat serupa. Mereka sama-sama bertindak seolah mereka saling membenci. Tetapi, tanpa mereka sadari, mereka justru terlihat saling mengasihi. Gestur tubuh, pembawaan, dan cara berjalan mereka juga serupa. Sepertinya, perbedaan mereka hanya terletak pada wibawa saja. Baekhyun Wangseja terkadang terlihat dewasa dan berwibawa. Tapi, ketika santai, ia terlihat seperti lelaki pada umumnya.

"Kau baru saja dilantik menjadi Wangseja. Chukhadeuribnida, menjadi Wangseja di usiamu pasti tidak mudah," ujarku memecah lamunannya.

Ia membulatkan mulut dan mengibaskan tangannya di udara. Wajahnya merona merah. "Jangan memuji, aku melakukannya untuk anak manja-maksudku (y/n) Gongju."

Aku tersenyum tipis. Merasa tenang bahwa selama ini (y/n) dikelilingi orang-orang yang peduli. "Ada apa dengannya?"

"Jika aku menceritakan sebuah cerita yang terkesan penuh drama, apa kau akan percaya?" tanyanya yang segera kubalas anggukan.

"Ahh..." Dia mengangguk. "Mungkin kau sudah mendengar sebagian darinya. Kau pasti tahu apa yang Jeonghan Wangja lakukan pada saudara kembarku. Aku melakukan ini untuk membalaskan dendamnya. Aku benci kembaranku diperlakukan semena-mena. Sayangnya, anak manja itu terlalu baik sehingga tidak mengizinkanku sungguhan mendepak Jeonghan Wangja dari Istana. Dia masih melindunginya meski berkali-kali disakiti."

Ia menarik napas panjang setelah bercerita panjang lebar. Ia kemudian melirik. "Kau tahu? (Y/n) bahkan hampir mati beberapa waktu lalu karenanya. Dia mencoba membunuhku, tetapi (y/n) diam-diam mengganti posisiku tanpa diketahui siapa pun termasuk diriku. Dia menggunakan skenario yang cantik dan sederhana. Untungnya aku segera merasakan kejanggalan dan menghampirinya. Jadi dia masih bernapas sampai saat ini."



(Y/n) hampir mati?


"Apa yang terjadi padanya?" Aku tak bisa menyembunyikan kekhawatiran dalam nada bicaraku dan mungkin juga pada wajahku.

"Dia ditusuk pedang dengan sayatan lebar. Lukanya tidak dalam. Tapi, bukannya marah, dia justru melindungi pelakunya. Ahh ya, dia juga memaksakan diri untuk mencarimu dan menangis seharian karena tidak menemukanmu di bukit dekat perbatasan. Aku mengantarnya."


Ohh ya ampun...



Aku menghentikan langkahku. Mataku terpejam. Hatiku sakit mendengar ceritanya. Aku tidak menyangka bahwa kepergianku akan membuatnya terluka. Aku tidak berpikir bahwa ia akan nekat mencariku.

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now