[(y/n)'s POV] - Mengejar Janji

1.7K 334 51
                                    

Hello guys~ I'm back! ><

Tadinya mau update kemarin. Tapi rupanya baru selesai editing sekarang jadinya baru publish :')


Happy reading!^^



~°~°~



"Maukah kau menolongku?"

Baekhyun hanya diam menatapku. Tatapan matanya terkesan datar... sama sekali tak bisa kubaca. Tubuhnya mendadak kaku. Terlihat seperti patung.

Aku perlahan tersenyum tipis. Berusaha meyakinkannya. "Tolong bawa aku keluar dari Istana. Aku tidak sanggup menunggu janjinya lebih lama lagi. Aku yang akan menghampirinya."

Baekhyun tidak mengatakan apa pun setelah aku bicara. Tapi aku tahu dia pasti menganggapku gila dalam pikirannya.

Ya, aku memang gila. Gila karena khawatir pada Junhui yang tidak jelas nasibnya di luar sana. Gila karena aku merindukannya. Gila karena aku mencintainya.

Waktu yang telah ia janjikan sudah berlalu. Ia tidak sedikit pun menampakkan batang hidungnya. Tidak ada surat. Tidak ada kabar. Tidak ada tanda-tanda apa pun yang menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.

Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya? Bagaimana jika ia tidak lekas sembuh? Bagaimana kalau lukanya sangat parah? Dia tidak mungkin mengingkari janjinya begitu saja bukan?

Ohh tidak... Membayangkannya saja hatiku sudah tersayat.

"Kau gila."

Sudah kubilang kan?

"Lukamu saja belum mengering. Bagaimana bisa kau memintaku membawamu keluar dari Istana? Dengan cara apa?" tanyanya lalu melangkah mendekat. Ia kemudian mendengus. "Baiklah... Bukan itu masalahnya. Kau bisa pergi dengan tandu sehingga kau hanya perlu duduk dengan manis sampai tempat tujuan. Tapi, apakah kau berpikir bagaimana caranya mendapat izin dari Abeoji? Kita tidak bisa sembarangan keluar, (y/n)."

"Kita bisa, Baekhyun," ujarku lalu mengubah posisiku menjadi duduk tegak. "Ada jalan rahasia di dekat kamar Jisoo Orabeoni. Dia tidak ada di Istana. Kita bisa lewat sana dengan aman. Kau tidak perlu memberitahu siapa pun. Kau hanya perlu menyiapkan kuda dan antarkan aku ke sana. Jangan memikirkan lukaku. Aku akan bertanggung jawab penuh atas diriku sendiri."

Baekhyun sepertinya berpikir keras. Dari raut wajahnya, iaa terlihat sangat keberatan.

Aku menatapnya datar lalu beranjak dari tempatku. "Kalau kau tidak mau, aku akan meminta Jeonghan Orabeoni."

Setelah mengatakan itu, aku melangkah pelan menuju pintu. Perih mendera bagian perutku yang mati-matian kutahan. Tapi kemudian Baekhyun menahan tanganku.

Aku memutar tubuhku lalu menatap Baekhyun yang kini menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. "Aku tidak suka kau bersama dengan penjahat itu," ujarnya penuh penekanan.

Aku membulatkan mataku. "Hya! Apa yang kau katakan tadi hah?! Penjahat apanya?! Dia saudara kandung kita!"

"Jangan menutupi apa pun di depanku. Dia pelakunya kan?"

Mata Baekhyun berubah menjadi tajam. Membuat jantungku berdebar karena merasa tertangkap basah.

"Pelaku apa?" tanyaku sok polos. Tapi tatapan matanya malah semakin tajam. Itu membuatku lebih berdebar dari sebelumnya. Sungguh, aku tidak ingin Jeonghan Orabeoni kembali masuk ke dalam masalah. Dia sudah berubah. Pikirannya sudah mulai terbuka. Dia tidak boleh ditangkap dan dihukum!

"Sudah kuduga," ujarnya lalu melepaskan tanganku. "Di mana jalan rahasianya?"

"Di sebrang jembatan ada gua yang menembus ke padang rumput di dekat sungai. Kau pernah melihatku bersama Kyungsoo Orabeoni di sana."

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now