[Jisoo's POV] - Pengkhianat

2.3K 414 89
                                    

Update update update yeah~ /pake nada mansae/

Adakah yang nungguin?

Engga? Tungguin ajalah :( /menghibur diri sendiri/


Happy reading!^^



~°~°~



"Abeoji... kumohon. Aku meminta ini bukan sebagai seorang Gun.  Tidak juga meminta kepada Wang. Aku melakukan ini sebagaimana seorang anak meminta pada orangtuanya. Abeoji... aku tidak bisa membiarkan adikku terluka."

Aku duduk bersimpuh di hadapan wang. Aku melepas semua atribut yang menunjukkan bahwa aku seorang wangja dan memohon pada wang untuk menghentikan kekonyolan ini.

(Y/n) benar.... Pernikahan sedarah dan seibu adalah hal yang tidak masuk akal. Aku menyadari hal itu sejak awal. Tetapi aku tidak punya keberanian untuk berbicara apa pun yang sekiranya terkesan menentang wang.

Tapi, setelah apa yang terjadi tadi, aku tidak tahu kenapa aku tiba-tiba punya keberanian untuk melakukan ini. Selama dua puluh tujuh tahun hidupku, aku menghabiskan waktu untuk menjadi serigala penurut. Berburu ketika diperintah. Diam ketika diperintah. Berlari dan mengincar ketika diperintah.

Aku kuat. Aku luar biasa. Tapi aku lemah dan sangat pengecut. Aku tidak bisa menjadi serigala yang menggigit majikannya sendiri. Aku terlalu takut untuk itu. Dan sekarang, semua ketakutan itu sirna. Seperti tumpukan kertas yang terlalap api dan abunya tertiup angin hingga tak bersisa.

Aku mendadak punya ambisi. Tapi aku tidak yakin ambisi macam apa yang sebenarnya menguasai diriku. Yang jelas, aku tahu bahwa memang aku harus melakukan ini.

"Kenapa kau melakukan ini, Jisoo? Ini tidak seperti dirimu," ujar wang.

"Abeoji... aku tidak bisa diam saja ketika adikku merasa tidak adil. Selama tujuhbelas tahun aku menjaganya. Aku selalu berusaha membuatnya bahagia dengan hal-hal kecil yang bisa kulakukan untuknya. Tentu saja tidak mudah bagiku menerima ini jika ini menyakiti adik yang selama ini telah kulindungi." Aku tetap mempertahankan diri untuk menunduk dan bersimpuh di depan wang. Ini memang hal yang mengejutkan. Bukan hanya bagi wang, tapi bagiku juga begitu. Aku tidak bisa berdiri sebelum permintaanku dipertimbangkan.

"Baiklah. Aku akan jujur padamu. Sekarang pasang kembali atributmu dan berdirilah," pintanya.

"Tidak, Abeoji.... Aku di sini memohon sebagai seorang anak yang memohon pada abeojinya. Jika aku mengenakan atribut itu kembali, aku akan berdiri di hadapan Abeoji sebagai seorang Gun yang menghadap Wang."

"Meskipun kau seorang Gun, kau tetap anakku, Jisoo. Jadi kenakan atributmu dan berdirilah dengan tegak seperti biasanya..." ujar wang yang terdengar setengah memohon.

Aku memejamkan mataku sejanak sebelum akhirnya menatap wang. Ia tersenyum ke arahku. Mengisyaratkan bahwa ia sungguh-sungguh dengan ungkapan terakhirnya. Aku menghela napas kemudian kembali mengenakan semua atributku dan berdiri dengan tegap di hadapan wang.

"Aku tahu apa yang kau rasakan," ujar wang mulai membuka pembicaraan.

"Aku merasakan apa yang kau rasakan. Aku juga memikirkan perkataan (y/n). Apa yang dia ungkapkan memang benar," ujar wang menggantung.

Aku menatap wang dengan mata berbinar. Berharap apa yang barusan kulakukan memang memberikan efek tertentu.

"Tapi... kupikir apa yang kupikirkan juga benar. Maka dari itu aku berpikir untuk menikahkan (y/n) dengan Kyungsoo, seperti apa yang diinginkannya," lanjut wang.

Mask [EXO and Seventeen Imagine Series]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora