42. Rencana Para Couple

607 66 53
                                    

6 tahun kemudian.

Oryn telah menyelesaikan kuliahnya. Begitupula Anjana dan kawan-kawannya yang sudah selesai duluan dari Oryn karena mereka memulai kuliah duluan saat Oryn masih mengumpulkan uang bekerja di caffee Biantara.

Sedangkan Veer, selama beberapa tahun itu Veer telah melanjutkan bisnis ayahnya di Indonesia yang memiliki cabang besar di London dipegang oleh ayahnya sendiri.

Kini hari yang ditunggu-tunggu Veer sejak lama pun tiba.

Veer menatap sekeliling. Halaman di samping danau sudah disulap begitu indah dengan bantuan tangan Anjana dan teman-temannya.

"Terima kasih semuanya, kalian luar biasa!" Veer mengangkat kedua jempol tangannya pada mereka.

"Siapa dulu dong ketua dekorasi" Anjana menepuk dadanya bangga. Sontak semuanya tertawa girang.

"Jangan senang dulu! Rencana kita mengerjain Oryn dan membawanya ke sini, jangan sampai gagal loh! Kan sia-sia sudah mendekor semuanya cantik begini" ujar ivi.

"Tenang saja! Aku yakin semuanya beres sayang!" Div mengedip sebelah mata pada Ivi.

"Jangan pamer kemesraan dong" ujar Blaxton.

"Terus, yang kamu lakukan sekarang apa? Bukan pamer kemesraan?" Div menunjukkan lengan Blaxton yang sedang melingkar di pinggang Yuian.

"Ehem" Yuian berbatuk kecil. "Bukan kita saja, itu yang sana juga."

Merekapun sontak melemparkan pandangan ke arah belakang. Tampak Dugal sedang suap-suapan potongan semangka bersama Ratica.

"Ciiee... " ledek mereka semua bersamaan membuat Dugal dan Ratica tersipu malu.

"Sialan! Sepertinya hanya aku sendiri yang jomblo di sini!" sungut Anjana.

"Tenang saja bro, jodohmu pasti datang! Kalau tidak di sini mungkin di akhirat!" canda Div.

"Sialan! Sumpahin aku mati ha?" teriak Anjana sambil melempar lem namun berhasil ditangkis Div dengan telapak tangan.

Veer tertawa. Sedang yang lain masih sibuk pacaran.

"Kalian lanjut saja dulu, aku harus balik ke kantor sekarang!" kata Veer sambil menarik tas hitamnya di atas meja.

"Jangan lupa malamnya sudah ada di sini Veer" kata Dugal.

"Dandan yang rapi, yang keren jangan malu-maluin" lanjut Anjana.

"Iya-iya! Sudah yah, aku pergi."

***

Pukul 07.00 PM

Tok.. Tok.. Tok..

Pintu rumah Oryn diketuk keras. Oryn tak peduli. Matanya tetap fokus di layar laptop. Oryn sedang mempelajari tentang manajemen pemasaran, walaupun sudah selesai kuliah, bagi Oryn belajar itu tidak mengenal batas waktu dan terlebih lagi ada sebuah masa depan yang sedang direncanakannya saat ini.

"Ibu, ada tamu!" teriak Oryn dari dalam kamar.

"Ibu lagi mandi nak! Bukain pintu dulu, suruh masuk!" teriak Early lebih kencang dari suara Oryn tadi.

"Ia bu." Oryn melepaskan kaca mata anti radiasi dan di letakkan di atas meja. Sedangkan laptop masih dibiarkan terbuka.

Oryn melangkah cepat karena ketukan pintu semakin keras seperti tidak sabaran. "Apaan sih, tidak sopan!" gerutu Oryn dalam hati.

Grek!

Pintu terbuka. Penampilan dua orang lelaki di depannya membuat Oryn kaget.

"Kalian kenapa?" kening Oryn berkerut.

Blaxton dan Div tampak urak-urakan, baju yang dipakai sobek dan seperti ada bekas-bekas darah. Wajah dan tangan mereka basah seperti berkeringat.

Blaxton menepuk dada seolah-olah kehabisan nafas.

"Apa yang terjadi dengan kalian? Tarik nafas pelan-pelan kemudian ceritakan padaku!" ujar Oryn.

"Veer dan Anjana berkelahi! Kami melerai tapi malah kami yang kena! Kami hanya duduk minum minuman keras tapi sepertinya Veer dan Anjana terlalu minum banyak, mereka berdua mabuk, entah bagaiman tiba-tiba membicarakan kamu lalu akhirnya mereka berkelahi!" jelas Blaxton.

"Di mana dua manusia bodoh itu sekarang?" wajah Oryn berubah marah seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya.

"Di tepi danau! Nanti kami antar karena Blaxton bawah mobil" ujar Div.

Oryn langsung berjalan buru-buru ke arah mobil di depan jalan. Sedangkan Blaxton dan Div berjalan dari arah belakang, tanpa dilihat Oryn, mereka berdua saling tos kepalan tangan di belakang punggung mereka.

***

Waktu ternyaman bagimu untuk membaca novel adalah saat?

A. Pagi
B. Siang
C. Sore
D. Malam

Rasa Oryn Veer (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang