16. Kepergian Veer

988 90 49
                                    

Hello readers! 🙋
Kalian baca cerita ini sambil ngapain?
Author kepo nih 😁

Btw, siapa nih pecinta ramen?
Angkat tangan! Wkwkw


***

Selesai mengganjal perut yang lapar dengan ramen pedas , Oryn masuk ke kamar. Mengoles skincare pada wajah, sesekali dia menepuk pipi kanan dan kiri, rasa dingin dan kenyal dari salah satu produk skincare itu membuat dia lebih relax setelah seharian bekerja.

Usai berlama-lama didepan kaca. Oryn berjalan ke arah kasur, membuang tubuh pada dekapan bantal dan guling.

Baru memejamkan mata sedetik, handphonenya berdering. Oryn meraba samping kasur tanpa melihat, mencari keberadaan handphone. Dan, akhirnya dapat. Dia membuka kunci layar handphone dengan malas. Oryn tersenyum saat pemberitahuan menunjukkan 1 pesan chat dari Veer.

Veer : Punya gebetan baru?

"Apa sih maksudnya?" batin Oryn, senyumnya menghilang diganti dengan raut wajah bingung.

Oryn : Maksud kamu apa Veer?

Veer : Kamu yang maksudnya apa?

Oryn : Loh, kok balasnya gitu?

Veer : *Read*

Oryn : Veer...

Oryn : Oii...

Oryn : Sayang...

Percakapan mereka terhenti. Veer tak membalas sepatah katapun untuk menjawab kebingungan Oryn. Oryn masih menunggu, menatap handphone berulang kali hingga dia terlelap di atas kasur.

Matahari tenggelam dalam tubuh cakrawala saat Oryn tersadar dari tidurnya. Dia menatap handphone kembali, namun tak ada balasan dari Veer. Oryn berdiri, berjalan ke arah jendela. Menyibak gorden.

Oryn menatap ke langit yang sudah menjadi setengah gelap. Namun, ada sisa cahaya matahari membaur dengan kegelapan. Membuat langit seakan-akan berwarna oranye. Sangat indah. Makhluk bumi menyebutnya dengan kata "Senja".

Oryn membuang muka ke rumah Veer

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Oryn membuang muka ke rumah Veer.

Veer apakah kamu sedang menatap senja yang sama denganku?

Indah bukan?

Bagaimana dengan hubungan kita?

Apakah seindah senja itu?

Apakah kau melihatnya begitu?

Atau kau hanya melihat langit hitam tanpa menoleh semburat jingga yang indah itu?

Jangan. Jangan hanya fokus pada luasnya langit hitam nanti kau tak akan bisa menemukan keindahan dan kehangatan.

Oryn menghembuskan nafas pelan. Dia menutup jendela dan menutup hari itu dengan tak semangat.

***

"Pagi Ibu" ujar Oryn.

"Pagi Sayang" balas Early sambil menata makanan di meja makan.

"Ayo sarapan dulu sebelum berangkat kerja" lanjut Early.

"Sebentar Bu. Aku mau ke rumah Veer dulu."

"Bukannya Rysin tidak suka sama kamu?"

Oryn membalik badannya saat hampir melangkah keluar.

"Kok ibu tahu kalau ibu Veer tidak suka denganku?"

Early melipat kedua tangan didepan dada. "Ibu tahu alasannya. Duduklah akan ibu ceritakan padamu."

Dengan rasa penasaran, Oryn menarik kursi. Duduk dan mendengar tiap perkataan Early tentang hubungan Ayahnya dan ibu Veer dulu.

"Jadi begitu." ujar Oryn sambil mangut-mangut kepala, setelah mendengar penjelasan ibunya.

"Ah, bu. Aku harus ke rumah Veer sekarang ada hal yang harus kubicarakan dengannya. Aku bisa terlambat ke caffe nih bu. Aku ke rumah Veer dulu yah!"

"Oryn, tunggu!" cegat Early.

"Veer dan keluarganya sudah berangkat ke London tadi. Ibu melihat mereka di depan rumah saat ibu hendak membuang sampah. Mereka bercakap-cakap dengan dokter Vino. Ibu mendengarnya dengan jelas bahwa mereka akan ke London."

Tubuh Oryn mematung. Ini kali kedua, Veer tak mengabari apapun padanya bahwa dia akan pergi ke London.

Oryn berjalan ke arah kamar, mengambil sling bag, diisinya dengan handphone lalu dikenakan. Dia berlari keluar dari rumah, tanpa sadar dia lupa menyilami Early dulu seperti kebiasaannya.

Oryn tiba di depan jalan besar. Namun, jalanan begitu sepi. Tak ada kendaraan yang lewat. Padahal dia sangat-sangat membutuhkan kendaraan saat ini untuk menyusul Veer. Dia tiba-tiba teringat mungkin bisa mencari bantuan lewat orang-orang yang nomornya ada pada kontak handphone.

Oryn memencet salah satu kontak

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Oryn memencet salah satu kontak. Teleponnya tersambung. Sambil menggigit kuku jari, Oryn menantikan orang diseberang menjawab telponnya.

"Hallo!"

Rasa Oryn Veer (SELESAI) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt