24. Hukuman Oryn

710 72 29
                                    

Oryn memasuki aula dengan cemas. Hampir semua mata memandanginya, mulai dari mahasiswa baru yang lain maupun senior-senior yang sedang duduk di depan.

Oryn menyadari hanya dia yang terlambat datang. Kesalahan di awal masuk kuliah. Tak menunggu lama, mata Oryn menyisir setiap kerumunan maba untuk mencari bangku yang kosong. Dan akhirnya sebuah bangku kosong dapat ditangkap matanya, sambil menunduk meminta permisi, Oryn melewati beberapa maba dan menuju bangku itu.

Oryn menarik nafas lega ketika dia berhasil duduk dan akhirnya semua mata kembali fokus pada pembicara di depan.

Pembicara di depan sudah menyampaikan berbagai hal yang tak sempat diikuti Oryn tadi, di akhir kata pembicara itu membicarakan sesuatu yang membuat Oryn tersentak kaget.

"Kamu! Iya kamu!" tunjuk pembicara itu kepada Oryn.

Seseorang disamping Oryn menyenggol lengan Oryn "kamu disuruh berdiri" bisiknya pelan pada Oryn.

Oryn sontak meletakkan tas di bawah depan bangku lalu berdiri.

Mati aku!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mati aku!

"Hukuman untuk kamu yang terlambat di hari pertama masuk ini adalah kamu harus mengisi acara bersama salah satu senior di pembukaan Ospek besok." kata pembicara itu tanpa menunggu balasan Oryn, dia kembali duduk bersama senior-senior yang lain.

Semua senior-senior itu telihat sangat berwibawa. Mereka kompak menggunakan jas almamater tercinta.

Oryn kembali duduk. Mengeluarkan selembar tisu dari dalam tas. Dia mengelap sedikit keringat di pelipis dan leher.

Apa yang harus kulakukan besok?

Senior siapa?

Astaga bagaimana ini?

Tak lama kemudian Yuian masuk memberikan arahan. Selang beberapa jam, pertemuan antara senior dan maba pun berakhir.

***

Oryn pulang diantar oleh Anjana juga. Sudah sebulan lebih keduanya menjadi lebih akrab layaknya sahabat dekat. Hal itu membuat Oryn lebih mudah menceritakan kejadian di kampus tadi pada Anjana.

Di depan pintu pagar rumah Oryn, Anjana mendengar dengan antusias cerita Oryn bahkan Anjana bersedia membantu Oryn untuk sama-sama mengisi acara.

"Benar kamu mau?" tanya Oryn lagi.

Anjana mengangguk tanda setuju membuat Oryn senang dan bersemangat.

"Eh tapi mau isi acara apaan? Dance? Masak?" tanya Anjana di atas motor sedangkan Oryn berdiri di depan pagar rumahnya.

"Bukan! Sebentar malam nanti aku kasih tahu. Kita janjian di taman gang sebelah yah!" kata Oryn.

"Aku jadi penasaran, oke baik" kata Anjana lalu melanjutkan membawa motornya pergi sambil melambaikan tangan pada Oryn.

***

Malampun tiba. Seperti janji Oryn. Oryn kini sudah berada di taman lebih awal. Menunggu Anjana.

Sejam lewat, Oryn masih sabar menunggu. Dua jam lebih Oryn mulai bosan dan sedikit jengkel.

Oryn pun berjalan meninggalkan taman dengan rasa kesal. Dia menendang kaleng minuman bekas di setapak kecil.

Terdengar suara seseorang meringis kesakitan. Oryn mencoba mengintip. Orang yang dikenalnya itu memegang kepala yang terbentur kaleng akibat kecerobohannya.

Mulut Oryn makin menganga ketika melihat seorang wanita sedang dalam pelukan orang itu.

Orang yang membuatnya menunggu sedari tadi.

Orang yang tak menepati janji.

Oryn mengusap air mata yang berhasil lolos membasahi pipinya.

Oryn berlari kencang meninggalkan tempat itu. Larian Oryn membuat Anjana menoleh seketika.

"Oryn" batin Anjana.

***

Rasa Oryn Veer (SELESAI) Where stories live. Discover now