4. We Are Kentang

2.2K 192 84
                                    

Angin sejuk memasuki rongga-rongga tembok putih. Berayun-ayun pada helai gorden colorful. Kemudian turun membelai tubuh Oryn yang sedang berbaring.

Sebuah album foto bertuliskan memoriam SMA dibuka Oryn perlahan di atas kasur.

Lembaran pertama, 12 maret 2010.
Oryn tertawa sambil menunjuk ke arah Veer yang sedang dihukum lari keliling lapangan karena terlambat ke sekolah.

Lembaran kedua, 8 April 2010.
Oryn tertawa disamping Veer yang sedang tertidur dengan mulut terbuka.

Oryn tersenyum mengingat tingkah konyol mereka dulu. Dia melanjutkan membuka lembaran berikut. Tangannya terhenti. Gemetar.

20 April 2010. Siswa-siswi kelas IA3 berpakaian hitam duduk memeluk Oryn. Tampak disebelah mereka, Veer sedang berdiri menatap sedih ke arah foto paman Phil yang dibingkai bunga putih.

Oryn meletakkan lembaran foto itu di dada. Dia menangis tanpa suara.

"Ayah!" Lirih Oryn. Oryn menggigit bibirnya menahan tangisan.

"Debuk! " Sebuah kerikil terjatuh pada album foto. Terdengar suara seseorang sedang terkekeh dari luar jendela kamar.

Oryn mengusap pipinya yang basah. Dia mendekat ke jendela.

"Hai kentang," sapa Veer sambil memamerkan giginya yang putih.

"Dasar!" Oryn mencabik rambut pirang Veer hinggah Veer memohon ampun agar melepaskan cabikkannya. Bukan karena sakit, hanya saja Veer tak ingin rambutnya berantakan.

"Kamu sedang apa kentang? Kita jalan yuk!"

"Apa sih dari tadi kentang-kentang, memangnya aku jualan kentang ha?" Oryn memasang tampang cemberut.

"Kentang itu artinya kekasih dan tetangga, yah karena kita adalah sepasang kekasih juga kita kan tetanggaan," Veer tersenyum lebar. Senyumnya manis melebihi gulali.

"Jadi bagaimana? Kita jalan yuk!" Ajak Veer lagi.

"Hari ini aku sedang ada rencana ke luar, lain kali saja Veer."

"Kemana? Mau kutemani?"

"Ke rumah ayah. Tidak usah Veer, kali ini aku ingin sendiri."

"Oke baiklah," Veerpun berjalan kembali ke rumahnya.

***

Pukul 15.00 PM. Oryn berjalan menyusuri jalan kecil. Saat itu sepi tak ada kendaraan yang berlalu-lalang dan tak ada pejalan kaki.

Langkah Oryn terhenti. Sosok empat pemuda di depannya tersenyum. Salah satunya melambaikan tangan tanpa suara. Namanya Anjana. Lalu tiga pemuda di sampingnya yang ikut tersenyum adalah Blaxton, Div dan Dugal. Dia kenal mereka. Wajah mereka tak asing lagi. Bengis dan kejam. Sekelompok orang bodoh yang tak memiliki kebahagian tanpa orang-orang yang dibully.

Oryn gemetar. Tangannya basah meremas dress putih yang sedang di pakai. Jantung berdegup kencang. Bibir kering. Oryn tercengang.

Mereka mendekat, lebih dekat lagi dan wajah Anjana berada sejengkal dengan hidung Oryn.

"Veer, tolong aku!" Batin Oryn.

***
Kalian suka kentang atau wortel?

Rasa Oryn Veer (SELESAI) Where stories live. Discover now