F.M 182 - It hurts so bad.

11.9K 661 101
                                    

Chapter Playlist:
Sad Song — We The Kings
ft. Elena Coats

Hello gengssss!!!
Komen pendapat kalian di bagian bawah
chapter ini ya coz aku gamau spoiler hohoho.
Oh iya, Hari ini up segini dulu ya, aku butuh refreshing jadi kemungkinan tidak ada up lagi hari ini dan Brother squad cogan kita sudah menemukan semua wujud aslinya HAHA bisa kalian check di chapter forever mine cast loh😆😆
Jangan lupa votes & comment juga di bawah pendapat kalian👇🏼👇🏼
mwaaa😙😙😙

***

an invisible red thread connects
those who are destined to meet.
regardless of time, place, situation
and circumtance.
the thread may stretch or
tangle, but will never break.

***

Office Room,
Ramirez Mansion, Manhattan, NYC.

Melihat punggung tegap Gavin meninggalkan ruangan kerja ini, kedua mata abu Amel yang dipenuhi binar excitement sebelum ia bangkit dari posisi tidurnya dengan gerakan cepat. Ia sudah sering menjelajahi seluruh ruangan yang ada di mansion ini bahkan sampai ke bangunan tempat para pelayan dan pengawal pribadi Gavin tinggal dan dari semua ruangan yang ada hanya ruangan kerja ini yang belum pernah ia jelajahi dan hal ini benar-benar membuatnya excited!

Perlahan ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan luas tempatnya berada saat ini. Ruangan ini bahkan lebih luas dari ruang kerja Vino di kantor! pikir Amel dalam hati sambil berdecak penuh kekaguman. Padahal ruang kerja Vino dalam Ramirez Corporation saja sudah mencakup walk-in-closet, kamar mandi dan lounge untuk beristirahat dan semua itu masih kalah luas dari ruang kerja ini tsk, tsk, tsk...orang yang memiliki uang banyak memang tahu bagaimana caranya menghabiskan uang mereka pikir Amel sambil berjalan kearah salah satu sisi ruangan yang dipenuhi oleh banyak bingkai foto yang menarik perhatiannya.

Kedua matanya bergerak perlahan dari satu bingkai ke bingkai lainnya, melihat banyak wajah familiar yang memenuhi bingkai itu mau tidak mau pandangan Amel menghangat begitu melihatnya. Tangannya bergerak untuk meraba permukaan bingkai dimana terdapat lima sosok laki-laki dengan setelan jas hitam yang sama berdiri dengan rapi sambil menatap kearah kamera yang membuat wajah mereka masing-masing terlihat semakin menawan karenanya bahkan, Amel bisa merasakan aura dingin yang mereka semua pancarkan hanya dari selembar foto yang terbingkai ini. Tawa pelan keluar dari sela bibir kecilnya sebelum ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Mau berusaha seperti apapun memang Diego tidak akan bisa dibandingkan dengan keempat laki-laki lainnya" gumam Amel pelan di sela tawanya sambil terus menatap bingkai foto dihadapannya saat ini.

Pandangannya bergerak kearah bingkai lainnya dimana terdapat sosok laki-laki dan perempuan yang berdiri berdampingan dengan senyum lembut menghiasi wajah mereka masing-masing. Sepertinya Gavin memang sangat mirip dengan wajah ayahnya pikir Amel dengan pandangan dalam kearah sosok laki-laki yang ada di dalam bingkai foto tersebut.

Setiap lekuk wajah sosok laki-laki yang berada di dalam foto tersebut benar-benar mirip dengan Gavin saat ini pikirnya dalam hati namun, begitu kedua matanya bergerak kearah sosok perempuan yang berada di sisi laki-laki itu pandangannya terhenti seketika. Kedua matanya berkontraksi, tubuhnya bergetar pelan. Nafasnya mendadak berubah menjadi terengah-engah begitu melihat sosok perempuan di dalam bingkai foto tersebut.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang