F.M 82 - Since when did i humiliated you?

19.6K 981 3
                                    



Tangan besar Gavin bergerak dengan cepat untuk melepas cengkraman perempuan mungil ini yang baginya tidak berasa apapun. Namun, sikap Amel benar-benar membuat emosi Gavin semakin memburuk. Sudah bertahun-tahun ia selalu diperlakukan dengan hormat, dimana semua orang memperlakukannya dengan sopan dan tidak ada yang pernah melawan balik padanya.

Baru satu ini.

Good. Very good.

Perempuan mungil yang bahkan, tinggi tubuhnya hanya sebatas dada Gavin ini dengan mudahnya bersikap tidak hormat kepadanya. Sepertinya kucing kecilnya ini membutuhkan pelajaran kedisiplinan.

Dengan gerakan cepat Gavin langsung mendorong tubuh mungil Amel kearah kasur dan menahan kedua tangan ramping yang berusaha mencakarnya untuk melepaskan diri diatas kepalanya. Mata tajam Gavin memperhatikan ekspresi perempuan yang saat ini berada dibawahnya. Kedua mata abu itu menatapnya penuh dengan amarah yang membuatnya terlihat bergebu-gebu, wajahnya memerah karena emosi yang dirasakannya. Gerakan dada yang tidak teratur karena amarah yang dirasakan perempuan mungil ini membuat nafasnya menjadi terengah-engah.

Kucing kecilnya terlihat sangat menawan jika sedang marah seperti ini. Damn. Betul kata Dimitri.

He's so whipped.

Bagaimana bisa ia berkata bahwa perempuan ini sangat cantik ketika jelas-jelas perempuan ini sedang sangat marah padanya? Pikiran gila dari mana ini? Tapi, tetap saja sikap Amel benar-benar di luar batas dan Gavin tidak bisa berdiam diri membiarkannya melakukan sikap tidak hormat seperti itu padanya.

"Woman. Do. Not. Disrespect. Me" ucap Gavin menekankan setiap kata yang diucapkannya yang langsung membuat seluruh tubuh Amel berubah menjadi kaku ketika mendengar nada bahaya yang digunakan oleh Gavin.

Melihat tidak ada perlawanan dari perempuan dibawahnya membuat Gavin menghela nafas pelan berusaha mengatur emosi yang bergejolak dalam hatinya. Ia benar-benar tidak bermaksud untuk menakuti perempuan ini hanya saja...tidak seharusnya kucing kecilnya berperilaku tidak hormat kepadanya. Mau bagaimanapun juga Gavin adalah seorang laki-laki yang membutuhkan rasa hormat dari pasangannya.

"Dengar apa yang kamu ucapkan sebelumnya. Aku merendahkanmu? Sejak kapan? Kapan aku bilang kamu akan menjadi seorang mistress? Kamu yang menyimpulkan seperti itu dan itu tandanya kamu merendahkan harga diri kamu sendiri" ucap Gavin perlahan sambil menatap langsung kearah dua manik mata abu-abu yang dimiliki oleh perempuan mungil ini.

"Karena itu kenyataannya! Orang bodoh juga tahu bahwa orang sepertimu hanya memperlakukan orang yang bukan siapa-siapa sepertiku ini sebagai mainan! Bukan sesuatu yang dapat diseriuskan. Bukan juga akan menjadi sosok pendamping hidup dan aku tidak akan mau menjadi sosok mistress. Apa susahnya sih untukmu melepaskanku!?" balas Amel dengan sengit.

Menyadari maksud perkataan Amel perlahan tatapan tajam Gavin melembut membutnya menatap dalam kearah kedua manik mata Amel. Terdapat kilatan humor dari kedua mata Gavin ketika menatap kearah perempuan mungil dihadapannya ini. This silly little kitten...

"Hm? Apa sebegitu inginnyakah kamu untuk menjadi pendamping hidupku?" ucap Gavin dengan menaikkan kedua alisnya dengan gerakan mengejek yang sukses membuat wajah Amel merah padam ketika mendengar ucapannya.

"Ten..tentu saja, enggak! Huh! Aku tidak tertarik denganmu!" ucap Amel sambil mendengus kesal sebelum memalingkan wajahnya. Ia terlalu malu untuk berhadapan langsung dengan Gavin.

Astaga, ini benar-benar memalukan...


TO BE CONTINUED

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang