F.M 26 - That's weird

23K 1.1K 15
                                    

tampang bingung Amel sambil memperhatikan seluruh wajah teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tampang bingung Amel sambil memperhatikan seluruh wajah teman-temannya

Beberapa saat berlalu sebelum akhirnya Amel mengedipkan matanya perlahan sambil menatap Kara dengan tatapan tidak percaya. "Apakah kau yakin? Ini bukan sebuah omong kosongkan?" pertanyaan Amel ia lemparkan bukan hanya kepada Kara melainkan kepada seluruh teman-temannya yang berada di ruangan ini. Menatap seluruh wajah teman-temannya yang penuh dengan keseriusan membuatnya mengambil kesimpulan bahwa berita yang ia dengar benar adanya.

"Itu benar. Kalau tidak...tidak mungkin ada keributan seperti inikan?" tanya Daniel sambil menyesap kopi yang dari tadi di pegangnya.

"Astaga. Aku tidak menyangka. Sangat tidak menyangka. Sosok seperti Gregory Murray yang sangat bertekad untuk mengembangkan perusahaannya tanpa bantuan siapapun akhirnya...melepaskan kekuasaannya" gumam Amel pelan sambil bersandar pada sofa yang didudukinya. Berita ini benar-benar mengagetkan. Ia masih tidak menyangka ada berita sebesar ini dan ia tidak mendengarnya sama sekali! memikirkan itu saja sudah membuat Amel menggelengkan kepalanya pelan. "Lalu...kenapa orang-orang pada di lobi?" tanyanya bingung ketika menyadari bahwa kerumunan karyawan yang ada di lobi terlihat aneh karena kalaupun CEO Murray akhirnya meninggalkan posisi CEO dan pemegang saham terbesar perusahaan ini kenapa para karyawan sibuk berkumpul di lobi? Apa mereka ingin mengucapkan selamat tinggal kepada CEO mereka? Itu...terdengar sedikit aneh bukan?

"Ah...itu karena pihak ketika memutuskan untuk membuat pengumuman resmi pada rapat pemimpin hari ini dan semua karyawan terutama perempuan berlomba-lomba untuk menunggu di lobi. Hah! Mereka terlalu bodoh. Memangnya mereka bisa menarik perhatiannya hanya dengan menunggunya di lobi?" ucap Rico dengan nada penuh rasa iri.

Bagaimana tidak? Di tunggu oleh seluruh karyawan-karyawan perempuan seperti itu siapa laki-laki yang tidak menginginkannya?

"Aish. Kau hanya iri, Ric. Aku tahu karena mau sampai kapanpun kau tidak akan bisa menyaingi seperempat laki-laki itu. Bahkan tidak seperduabelasnya" goda Ghina dengan nada mencemooh kearah Rico yang di balas tatapan tajam olehnya.

"Huh? Memangnya siapa pihak ketiganya? Kenapa sampai bisa membuat karyawan wanita sampai seperti itu?" tanya Amel penasaran.

"Gavino Ramirez" dua kata dari Daniel membuat Amel sukses ternganga kaget.

Huh? Gavino Ramirez?

The Gavino Ramirez?

"Kalianbercanda kan?" ucap Amel dengan nada mencemooh. Menganggap seluruh teman-temannya ini berusaha menipunya tentu saja Amel tidak mempercayai kebohongan yang sangat jelas ini. Namun, ini benar-benar tidak seperti apa yang Amel bayangkan. Seluruh orang yang saat ini berada di ruang kerja Ghina menatapnya dengan tatapan serius sambil menganggukkan kepalanya. Terutama Ghina dan Kara dengan kedua mata yang berbinar menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.

What....

Jadi ini serius?

"Astaga...Gavino Ramirez? The Almighty president director of Ramirez Corporation?" tanya Amel dengan nada ragu yang lagi-lagi dibalas anggukkan oleh dua sosok yang berada di kanan dan kirinya.

"Pantes aja semua orang heboh" gumam Amel pelan sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Tapi, bukankah aneh? Presiden Ramirez tidak pernah melirik bidang ini sebelumnya" komentar Daniel dengan wajah serius seperti sedang berpikir dengan keras.

Mendengaritu Ghina mendengus pelan sebelum melambaikan tangannya dengan kesal. "Kenapaaneh? Kau tahu kan Ramirez Corporation saat ini bergerak di banyak bidang.Untuk Ramirez Corporation untuk masuk di bidang produksi tas itu bukan hal yanganeh, bukan?" ucap Ghina dengan nada sinis. 

"Hm. Tidak aneh. Tetapi, kalau yang di pilih itu Lighthouse itu aneh, Ghin. Apa kau sebodoh itu untuk tidak menyadarinya?" timpal Rico yang membuat Ghina menatap tajam kearahnya.

"Apa kau bilang? Aku bodoh?...aku tantang kau untuk mengucapkannya lagi" ucap Ghina dengan nada penuh ancaman membuat Rico mengangkat kedua tangannya sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Cukup aneh karena kalau dalam produksi tas bukankah, perusahaan nomer satunya adalah Sora Company? Kalau memang Ramirez Corporation ingin memasuki pasar produksi tas dan mengambil alih perusahaan bukankah seharusnya ia mengambil alih Sora? Kenapa mengambil Lighthouse yang saat ini masih berada di posisi ketiga?" ucap Amel sambil menganalisa keadaan yang terjadi.

Mendengar komentar Amel kedua mata Rico berbinar penuh semangat dan menunjuk kearah Amel sambil menatap Ghina dengan tatapan puas. "Itu!! Itu maksudku!! Kau terlalu berlebihan! Lihat! Bahkan, Amel bisa menganalisa keadaan dengan cepat!" ucapnya penuh semangat.

Huh. Perempuan ini terlalu percaya diri bahwa ia yang terbaik.

Lihat! Bahkan, adik kecil kita bisa menganalisa dengan mudah!

TO BE CONTINUE

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang