F.M 70 - Who said you can leave?

19.7K 1K 11
                                    



Kedua mata Amel membelalak kaget ketika, ia mendengar kata terakhir yang diucapkan oleh Gavin. "Hey!!! Kau tahu namaku. Apa kita sudah pernah bertemu sebelumnya?" tanya Amel kaget. Tapi, bagaimana mungkin mereka pernah bertemu sebelumnya? Amel pasti tidak akan bisa melupakan sosok setampan ini.

"Lighthouse berada di bawah Ramirez Corp" jawab Gavin singkat namun, jawaban itu sudah membuat semuanya menjadi jelas. Tentu saja, bagaimana bisa ia tidak menghafal seluruh karyawan perusahaannya pikir Amel dalam hati.

"CEO Ramirez sangat hebat. Anak perusahaan Ramirez Corp sangat banyak dan anda menghafal nama karyawan-karyawan anda" ucap Amel tanya sadar kembali dengan bahasa baku ketika ia mendengar balasan Gavin.

Namun, ketika Gavin mendengar nada bicara dan cara bicara Amel yang berubah menjadi formal, alis Gavin berkerut pelan. Ia sadar, ia tidak menyukai jika perempuan dihadapannya ini berbicara dengan formal kepadanya. Seakan ada jarak jauh yang memisahkan mereka dan hal itu membuat Gavin entah mengapa menjadi tidak nyaman namun, ia berusaha menghilangkan perasaan tersebut.

"Hm" jawabnya singkat.

"Mr. Ramirez, aku ingin tahu apa yang terjadi denganku. Bagaimana anda bisa menemukan saya?" tanya Amel perlahan.

Gavin mencerita seluruh kejadian yang terjadi beberapa hari ini dengan sabar kearah Amel, walaupun ia juga mengubah sedikit jalan ceritanya seperti mengatakan bahwa yang menemukan Amel adalah dirinya dan bukan Rafael dan beberapa detail kecil lainnya. Jika Rafael mendengar seluruh cerita Gavin yang benar-benar menghapuskan seluruh kerja keras Rafael dalam menyelamatkan Amel, laki-laki itu pasti sudah menangis sambil menatap Gavin dengan tatapan penuh dendam seakan Gavin telah melakukan kesalahan besar terhadapnya.

Amel yang mendengarkan cerita Gavin tanpa sadar kedua matanya membulat besar sambil menatap Gavin dengan tatapan kaget. Setelah Gavin menyelesaikan cerita singkat mengenai seluruh kejadian yang terjadi beberapa hari ini, Amel hanya bisa terdiam mendengarnya. Ia terlalu kaget. Semua informasi yang ia terima terlalu banyak sehingga membuatnya terdiam untuk beberapa saat.

"Jadi aku koma untuk....3 hari?" gumam Amel pelan lebih kepada dirinya sendiri tetapi, sepelan apapun Amel berbicara Gavin masih dapat mendengar ucapan tersebut sehingga ketika Gavin mendengar itu ia menganggukkan kepalanya pelan sebelum meraih gelas wine yang ada dihadapannya dan menyesapnya perlahan.

"Iya" jawabnya singkat.

"Dan tubuhku masih memiliki beberapa penyakit dalam yang masih butuh pengawasan beberapa hari kedepan?" tanya Amel untuk kedua kalinya namun, kali ini kedua mata Amel menatap luruh kearah kedua manik mata Gavin.

"Iya"

Amel terdiam untuk beberapa saat. Dalam 3 hari banyak sekali yang terjadi gumamnya dalam hati. "Bagaimana dengan mereka yang menyerangku? Apa kau sudah melaporkannya kepada polisi?" tanya Amel lagi. Tentu saja ia penasaran dengan semua yang terjadi. Siapa yang mengirim mereka dan bagaimana bisa kelompok itu mengetahui dirinya. Amel merasa selama ini ia tidak pernah menyinggung siapapun jadi, bagaimana bisa ia di serang seperti beberapa hari yang lalu? Tidak mungkinkan mereka asal serang? Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi kepalanya membuat Amel tanpa sadar mengerutkan alisnya. Kedua matanya menyipit sambil menatap kearah permukaan meja, sibuk dengan pikirannya sendiri.

Gavin yang memperhatikan perubahaan ekspresi dan tingkah laku Amel secara samar dapat menebak apa yang ada dalam pikiran perempuan mungil tersebut.

"Sudah diurus semuanya" jawab Gavin singkat.

Amel yang mengira bahwa mereka semua sudah diserahkan kepada polisi hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan sebelum kembali tenggelam dalam keheningan yang menyelimuti ruang kerja tersebut. Damn, harusnya ia bisa menghabisi mereka semua keluhnya dalam hati.

Beberapa saat berlalu sebelum kedua mata abu-abu Amel menatap Gavin dengan tatapan yang penuh resolusi, sukses membuat Gavin menaikkan kedua alisnya.

"Mr. Ramirez, terimakasih banyak atas bantuan anda. Seluruh kebaikan anda, saya akan berusaha untuk membayar itu semua. Saya minta maaf untuk merepotkan anda dalam beberapa hari terakhir dan bersikap tidak sopan seperti beberapa saat yang lalu" ucap Amel sambil berdiri dan membungkukkan tubuhnya dengan hormat kearah Gavin yang masih terdiam menatapnya.

"Saya harus segera kembali. Saya sangat berterimakasih dengan apa yang anda lakukan untuk saya. Saya izin untuk pamit karena, saya harus pulang" ucapnya lagi sebelum menatap Gavin untuk beberapa saat namun, tidak mendapat reaksi balasan apapun dari Gavin akhirnya Amel memutuskan untuk segera meninggalkan ruangan ini.

Ia harus segera kembali!

Sudah 3 hari!

Bayangkan saja! Sudah 3 hari ia tidak kembali ke apartemennya! Entah akan segila apa Cath ketika menyadari bahwa dirinya menghilang selama 3 hari ini. Memikirkan kepanikan Cath yang sudah dapat Amel bayangkan saja mampu membuatnya meringis pelan. Gosh, I'm so sorry Cath ucapnya dalam hati sambil melangkah menuju pintu keluar.

"Tunggu"

Baru berjalan beberapa langkah, kedua kaki Amel tertahan ketika suara berat yang diikuti oleh aura berbahaya itu terdengar di seluruh ruangan. Kedua matanya tanpa sadar membulat kaget ketika ia mendengar ucapan laki-laki yang duduk dengan santai bagaikan bangsawan yang masih menatapnya dengan tatapan malas. Namun, hanya orang bodoh yang tidak menyadari aura yang mengelilinginya terlihat dingin dan berbahaya.

"Siapa bilang kamu boleh pergi, Kira?"


TO BE CONTINUED

Forever MineWhere stories live. Discover now