F.M 6 - In a need of cleaning

31.3K 1.5K 5
                                    




           

Pada akhirnya rapat berakhir dengan lancar berkat kemampuan Amel untuk menganalisa dan mengingat hasil dari penjualan perusahaan Lighthouse dalam kurun 1 dekade ini.

"Ms. Candrakirana? Ada yang ingin saya bicarakan dengan anda bersama dengan Mr. Murray" ucap Leo perlahan setelah dirinya dan Gregory bertukar pandangan.

Mendengar permintaan Leo yang tidak bisa ia tolak membuat Amel terdiam untuk beberapa saat. Apakah dirinya berada dalam masalah? Semua data yang ia berikan merupakan bukti kongkrit yang kebenarannya dapat di periksa secara langsung. Jadi mengapa ia harus tinggal untuk berbincang dengan kedua sosok dengan status tinggi yang bahkan ia sendiri tidak memiliki wewenang untuk berbincara dengan mereka.

"Baik Mr. Marquez" jawab Amel dengan sopan dan tetap berada di posisinya saat ini sambil memperhatikan seluruh orang yang menghadiri rapat hari ini keluar satu persatu. Tentunya tidak luput dari pandangan Amel ketika melihat sosok Johanson dan Laila yang berjalan melewatinya sambil mengarahkan tatapan penuh ejekan dari kedua mata mereka.

Setelah ruangan rapat yang tadinya penuh terisi orang tersisa mereka bertiga, Leo menyandarkan punggungnya pada kursi yang ia duduki sambil memandang Amel dengan tatapan yang sulit diartikan.

Uh...sepertinya aku dalam masalah besar...

"Ms. Candrakirana? Benarkan?" tanya Gregory sambil membuka pembicaraan diantara mereka. Ia penasaran. Bagaimana bisa karyawan yang memiliki kemampuan untuk menganalisa dan mengingat data dapat melakukan kesalahanan fatal seperti tidak mempersiapkan dokumen yang dihafalnya? Pasti ada sesuatu yang tidak ia ketahui.

"Benar. Amelia Candrakirana sir" jawab Amel dengan senyum sopan yang terlukis di wajahnya.

Jika ada orang yang berkata bahwa perempuan dihadapannya memiliki paras yang standar, Leo akan membentak sosok tersebut. Bagaimana bisa perempuan secantik ini berada di perusahaan yang tidak ada bagus-bagusnya ini? Bukankah biasanya perempuan dengan wajah secantik ini ingin masuk ke dalam dunia entertainment?

Perempuan ini memiliki kecantikan unik, rambut coklatnya yang bergelombang dan lagi astaga kedua mata hazel yang menatapnya itu saja mampu membuat Leo yang sudah terbiasa dengan perempuan saja jatuh hati!

Dengan status dan tampang yang tampan membuat Leo terbiasa di kelilingi oleh perempuan. Baik dari model, penyanyi bahkan sampai pewaris perusahaan. Baginya cantik adalah kata standar untuk mendeskripsikan perempuan namun, baru kali ini ia bertemu dengan sosok yang benar-benar menarik perhatiannya. Bahkan baginya cantik merupakan kata yang kurang tepat untuk mendeskripsikan tampang wajah perempuan dihadapannya ini. Wajah yang mampu menarik perhatian seluruh orang yang melihatnya terutama ketika ia tersenyum.

Astaga...senyum formalnya saja sudah membuatnya terlihat sangat cantik. Bagaimana jika perempuan dihadapannya tersenyum dengan tulus? Bisa secantik apa perempuan mungil ini?

God, i'm so whipped...

Siapa namanya tadi?

Amelia Kandrakirana...

Nama yang unik.

Leo mengetes ulang nama perempuan mungil yang duduk dihadapannya untuk beberapa kali di dalam pikirannya.

Indeed...nama yang unik.

"Baiklah Ms. Amelia Candrakirana. Kalau dari apa yang saya perhatikan anda bukan tipe orang yang mudah untuk melupakan hal sepele seperti ini. Terutama dengan sikap anda yang seperti ini. Apakah ada alasan yang tidak bisa anda beritahukan?" ucap Gregory sambil meminum kopi yang dibuatkan untuknya.

Mendengar kalimat Gregory membuat Amel terdiam mendengarnya. Bimbang apakah ia perlu memberitahukan atasannya atau tidak karena jika atasannya melakukan sesuatu dengan Johanson Anderson ia yakin hidupnya semakin tidak akan aman ke depannya. Entah hal apa yang akan di dapat olehnya dan yang jelas hal itu bukan hal yang bagus.

"Tenanglah Ms. Kandrakirana. Kamu tidak perlu takut untuk memberitahu Gregory. Aku dapat menjamin kamu tidak akan mendapat masalah" ucap Leo menenangkan perempuan dihadapannya.

Ujung bibir Amel berkedut, ia berusaha menahan senyum yang terancam untuk terbentuk di bibir Amel. Astaga, ia benar-benar ingin tertawa mendengar ucapan Leo.

Kandrakirana...keh..

Candrakirana! C! C bro!

Haiyah...

Yasudahlah... jadi CEO mah bebas ya...

Setelah beberapa saat Amel terdiam, akhirnya ia menghembuskan nafas lelah. Mungkin lebih baik ia berkata jujur karena daripada ia malah bermasalah dengan atasan tertingginya ini.

"Saya sebenarnya sudah mengerjakan analisa laporan ini selama 3 hari. Saya sudah buatkan berkas dokumen datanya lengkap dengan analisisnya. Saya juga sudah menyiapkan berkas dokumen untuk semua yang hadir di rapat hari ini. Pagi tadi sekertaris pribadi atasan saya, Ms. Laila Lyon menghubungi saya untuk segera meletakkan dokumen yang sudah saya persiapkan di atas meja rapat. Saat itu saya sudah menyiapkan semuanya ternyata ketika seluruh anggota rapat hadir saya diberitahukan oleh atasan saya bahwa yang sudah saya persiapkan beberapa jam sebelumnya tidak ada di meja dan data yang ada di komputer saya pun juga di hapus" ucap Amel sambil menjelaskan kepada dua atasan yang ada dihadapannya.

Mendengar penjelasan dari Amel membuat Leo menaikkan sebelah alisnya sambil menatap sosok perempuan mungil yang ada dihadapannya.

Menyelesaikan pendataan riwayat penjualan selama satu dekade dalam 3 hari?

Apa dia enggak tidur sama sekali?

"Oh? Sepertinya anda harus mulai melakukan pembersihan nampaknya, bawahanmu sudah mulai bertindak di luar kendali" ucap Rafael dengan makna tersirat yang langsung dimengerti oleh Gregory.

Ia menganggukkan kepalanya pelan dengan tatapan yang masih terfokus pada permukaan meja, menunjukkan bahwa ia sedang berpikir akan suatu hal. "Sepertinya begitu Mr. Marquez. Padahal saya tidak pernah mendengar keluhan apapun sebelumnya"

"Anda tahu sendiri kalau setiap kejadian dapat di tutupi dengan mudah oleh orang yang memiliki posisi tinggi kecuali anda menggunakan sistem yang ada di perusahaan Ramirez Corp" jawab Leo dengan santai.

"Iya. Sepertinya sudah saatnya saya melakukan pembersihan di perusahaan ini" gumam Gregory pelan yang lebih diarahkan kepada dirinya sendiri.

"Anda bisa kembali Ms. Candrakirana. Terima kasih sudah jujur kepada saya" lanjutnya.

"Tentu saja Mr. Murray. Saya merasa terhormat dapat berbincang dengan anda" jawab Amel sambil berdiri dari posisi duduknya dan membungkuk hormat kepada dua sosok yang ada dihadapannya sebelum berjalan meninggalkan ruangan rapat.

Fuh...aku selamat! Aku kira aku dalam masalah yang sangat besar

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang