F.M 19 - Confrontation

25.4K 1.3K 5
                                    



"Eh, aku mau ke toilet dulu" ucap Ghina sebelum ketiganya melangkah masuk ke dalam kamar kecil yang berada koridor yang mereka lalui. Menunggu Ghina dan Kara yang saat ini berada di bilik toilet, Amel memutuskan untuk mencuci tangannya sambil menggumamkan lagu pelan tanpa menyadari beberapa perempuan melangkah masuk ke dalam kamar mandi tempatnya berada saat ini.

"Lihat siapa yang ada disini? Siapa lagi kalau bukan cewek sok suci kita semua" ucap suara yang membuat Amel mengerutkan dahinya pelan ketika mendengarnya. Ia mengalihkan pandangannya kearah sumber suara tersebut.

"Laila?" ucap Amel dengan nada kesal sambil menyipitkan matanya. Amel masih kesal dengan kelakuan yang nenek sihir ini lakukan beberapa hari yang lalu, belum lagi rumor buruk yang beredar mengenai dirinya.

"Wah, apa yang membuatku bisa dikunjungi oleh nenek sihir kesayangan kita semua ini, huh?" ucap Amel dengan nada sarkastik dengan senyum tipis yang mengejek.

"Kamu...kurang ajar!" jerit Laila dengan nada marah sambil berjalan cepat kearah Amel diikuti oleh kedua pengikut setianya. Aiya...seperti Baginda Ratu dengan dayang-dayang bodohnya ejek Amel dalam hati.

Tangan Laila terulur untuk mencengkeram tangan Amel dengan kuku-kuku tajam yang Amel yakin semuanya merupakan nail extension. Kadang Amel suka bingung sendiri, bagaimana bisa orang menyukai kuku panjang mengerikan seperti itu? Bukannya, dengan kuku sepanjang itu malah menyulitkan pekerjaan sehari-hari mereka? Pikirnya dalam hati. Kedua matanya menyipit ketika melihat tangan dengan kuku mengerikan itu mendekati tubuhnya, ia segera menepis tangan Laila dengan keras membuatnya berteriak kesakitan sambil menatap tajam kearahnya.

Hellow? Apa sikapnya saat ini tidak berlebihan? Aku hanya menepis pelan loh? Ya...sedikit keras tapi, hanya sedikit enggak perlu sampai teriak-teriak kesakitan begitu...Sudah kayak mau diapain aja gerutu Amel dalam hati sambil menatap perempuan dihadapannya dengan jijik.

"Huh...aku rasa kau bisa kecilkan suara cemprengmu itu. Aku masih butuh gendang telinga ini untuk bekerja jadi, bisa enggak usah teriak-teriak lebay seperti itu? Suaramu itu terlalu mengerikan, wahai nenek sihir kesayangan om-om" jawab Amel dengan nada yang di tekankan pada kalimat terakhir yang langsung membuat wajah Laila memerah saking kesalnya.

"Hey, siapa yang kamu bilang nenek sihir?! Kamu yang nenek sihir" balas salah satu minion pengikut Laila yang berdiri di belakangnya dengan tatapan kesal yang diarahkan kepada Amel.

Seriously?

Amel menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar jawaban minion 1 yang membuatnya menatap ketiga sosok perempuan dihadapannya dengan tatapan mencemooh. "Oh? Tetapi, kamu tidak menyangkal bahwa nenek sihir kita ini kesayangan om-om?" ucapnya sebelum tertawa dengan gerakan pura-pura menghapus air matanya, Amel menatap Laila.

"Lihat? Bahkan minion-mu saja tidak menyangkal bahwa kamu itu kesayangan om-om" ucapnya dengan nada mencemooh yang sukses membuat Laila berteriak kesal.

"Dasar perempuan kurang ajar!!!" teriaknya sebelum mengangkat tangannya untuk menampar Amel yang masih tersenyum menatapnya. Sebelum tangan Laila berhasil mendarat di salah satu pipi Amel sebuah tangan dengan sigap menahan tangannya membuat seluruh mata menatap kearah sepasang mata hijau yang memandang Laila dengan tatapan penuh amarah. Jika sebuah tatapan bisa membunuh seseorang, Amel yakin saat ini Laila sudah tergeletak di lantai kamar mandi ini karena tatapan Ghina. Melihat sikap Ghina membuat Amel tersenyum tipis, merasa senang dengan sikap perhatian yang diberikan oleh temannya yang satu itu.

"Hey, bitch. Kamu pikir kamu siapa bisa memukul adik kecilku?"

Or not.

Mendengar itu membuat Amel yang dari tadi tersenyum mendengarnya langsung berubah menjadi cemberut dibuatnya. Bisa enggak sih temannya yang satu itu gak perlu bawa-bawa status sama umur? Gerutu Amel dalam hati.

Forever MineWhere stories live. Discover now