Epilogue

4.7K 428 16
                                    


2

******

Waktu berjalan dengan cepat, tanpa disadari semuanya tumbuh dengan baik dan cepat.

“Taehyung-ah, Jimin-ah….” Kedua anak yang di panggil pun langsung menoleh kearah suara dan sedetik kemudian keduanya membuang mainannya asal.

“Bibi….” Mereka berlari kearah Bibi Shin.

“Kalian semakin besar.” Bibi Shin tersenyum menatap kedua anak kecil itu.

“Dan aku semakin tampan.” Ucap Taehyung pede.

“Taehyung oppa jelek, Jimin oppa yang tampan.” Ucap Ahra, Taehyung langsung mendelik kesal sedangkan Bibi Shin tersenyum.

“Bibi, Ahra menyebalkan…” adu Taehyung, Jimin terkekeh.

“Taehyung tampan, Jimin juga tampan.” Ucap Ahra, Taehyung langsung menjulurkan lidahnya kearah Ahra.

“Oppa….” Kesal Ahra merasa tidak terima.

“Sudah sudah, ayo masuk untuk makan siang.” Ucap Bibi Shin.

*****

Jam terus berputar hingga waktu menunjukkan pukul 8 malam, semua sibuk dengan urusan masing masing. Daewoon pergi dengan Bibi Shin sedangkan Moon Ho sedang berada di ruang tengah dengan ketiga anaknya.

“Jin hyung dan yang lainnya kemana?” tanya Woojin.

“Mereka harus belajar.” Ucap Moon Ho.

“Appa, aku ingin belajar itu.” Ucap Taehyung sembari menunjuk piano di samping Moon Ho, Moon Ho langsung melangkah menuju ke piano dan duduk di depannya.

“Appa akan memainkannya untuk kalian.” Ucap Moon Ho.

“Hyung, ayo bernyanyi.” Ucap Jimin.

Moon Ho mulai menekan setiap tuts nya dan Woojin mulai bernyanyi dengan suara merduanya, sesekali Taehyung dan Jimin ikut bernyanyi. Mereka benar benar menikmati malam indah itu.

Waktu semakin malam hingga akhirnya Moon Ho menghentikan permainan pianonya lalu Woojin menatap kedua adiknya yang sudah tidak bersuara.

“Appa, mereka tertidur.” Ucap Woojin, Moon Ho tersenyum.

“Appa akan membawanya ke atas, kau tunggu disini. Appa akan membawa Jimin terlebih dahulu.” Ucap Moon Ho.

“Aku pulang.” Daewoon dan Bibi Shin terkejut saat mendapati Taehyung dan Jimin yang tertidur saling bertumpuan.

“Mereka tertidur disini?” tanya Bibi Shin.

“Kami baru selesai bermain piano.” Ucap Woojin sembari tersenyum.

“Aku yang akan membawa Jimin ke kamarnya.” Ucap Daewoon sembari mengangkat tubuh Jimin lalu membawanya keatas.

“Woojin-ah kau masuk ke kamar mu dan tidur.” Ucap Moon Ho sembari mengangkat tubuh Taehyung.

Moon Ho melangkah sampai ke kamar Taehyung, ia meletakkan putranya itu di kasur dengan hati hati lalu menyelimuti Taehyung dengan pelan pelan.

“Tidur yang nyenyak, appa menyanyangi mu. Maafkan appa Tae.” Moon Ho mencium puncak kepala Taehyung, ia menatap Taehyung sekilas dengan sendu hingga akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan kamar.

*****


























******

Waktu kembali berjalan dengan cepat Taehyung pun semakin besar meski masih berumur 10 tahun, dia mulai mengikuti kegiatan seperti olimpiade dan lain lain.

“Selamat untuk Jimin karena sudah mendapatkan nilai terbaik kedua di sekolah.” ucap Daewoon sembari mencium pipi dan dahi Jimin.

“Appa bangga padamu.” Ucap Moon Ho sembari memeluk putranya itu.

“Hyung tidak salah memiliki adik sepintar dirimu.” Ucap Jin, semua hanya tersenyum.

“Aku bahagia malam ini.” ucap Jimin sembari tersenyum.

Tanpa disadari seorang anak kecil berdiri di ambang pintu menyaksikan semuanya dan mendengar semuanya.

“Taehyung belum pulang.” Ucap Yoongi.

“Dia selalu keluyuran, dia akan semakin bodoh jika begitu.” Kesal Daewoon.

“Jangan berbicara seperti itu.” Ucap Moon Ho.

“Ayo masuk saja biarkan anak itu nanti juga pulang sendiri.” Ucap Daewoon sembari menuntun anak anaknya ke ruang keluarga.

Taehyung masuk ke rumah sembari menyembunyikan sesuatu di dalam tasnya, ia menggenggam erat tasnya lalu masuk kedalam.

“Aku pulang.” Lirih Taehyung.

“Kau darimana saja, kami khawatir.” Ucap Jin sembari menghampiri adiknya itu.

“Tae, bagaimana dengan raport mu?” tanya Jimin.

“Ada di peringkat ke 25.” Ucap Taehyung sembari menunduk.

“Bisa lihat bukan? Siapa yang bodoh, semua anak ku di peringkat ke satu, dua dan tiga tapi dia ada di dua lima. Itu sangat memalukan.” Kesal Daewoon.

“Yeobo….” Moon Ho menatap Daewoon kesal.

“Taehyung masuk kedalam, Jimin juga dan yang lainnya. Besok kita akan merayakan semua keberhasilan hari ini.” ucap Moon Ho.

“Ne appa…” semuanya langsung berjalan menuju tangga.

*****

“Hentikan Daewoon-ah, dia tetap anak kita.” Ucap Moon Ho.

“Dia bodoh dan aku tidak bisa menerima itu. Dia hanya akan menambah aib keluarga.” Ucap Daewoon.

“Hentikan Jung Daewoon, kau sudah keterlaluan.” Kesal Moon Ho.

“Yeobo….” Daewoon menatap Moon Ho tak percaya.

“Jangan membencinya Daewoon-ah….”

“Tapi dia selalu merepotkan oppa.”

“Kau tahu? Di balik itu dia anak yang hebat.” Ny dan Tn. Kim terus saja berdebat.

“Dia tidak pernah memberikan penghargaan yang membanggakan untuk kita.” Hati Ny. Kim benar benar tertutup untuk Taehyug.

“Jangan membencinya lagi, dia babylion kita yang kuat, dia pilar keluarga kita yang kuat. Woojin dan Taehyung bisa bersama sama menjaga Jimin.” Ny. Kim masih terdiam.

“Kau tahu? Tanpa kita sadari Taehyung adalah emas kita, jadi aku mohon jangan membencinya meski aku telah pergi.”

Daewoon terdiam, ia tidak tahu apakah dirinya bisa menerima anak itu atau tidak. Daewoon tidak pernah tahu sampai kapan hatinya akan terus tertutup.

*****

.

.

TBC.

Don't GoOnde histórias criam vida. Descubra agora